Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenal Ragam Dampak Terburuk yang Dialami Seseorang Akibat Lingkungan Kerja Toxic

24 Januari 2024   20:00 Diperbarui: 24 Januari 2024   20:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak suka bekerja di lingkungan kerja yang baik, teman yang ramah, atasan yang adil, gaji yang tinggi, tempat kerja yang mewah, bawahan yang penurut, rekan yang kooperatif, hingga jenjang karir yang menjanjikan seakan telah menjadi harapan utama dari banyak para pencari kerja di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Memulai petualangan hidup di bidang karir dari bangku pendidikan, berlatih menempa diri, mencoba mengembangkan potensi dan keterampilan, hingga berhasil lulus dan pada akhirnya mulailah berpetualang mencari masa depan dengan bekerja. 

Memang jika di awal-awal mendapatkan pekerjaan tentu jalan mulus tak akan kita temui kecuali ada "orang dalam". Tetapi kesampingkan dulu sebutan orang dalam , karena memang tak semua bisa mendapatkan keuntungan semacam itu. Lebih lanjut, bekerja adalah bagian dari menunjukkan jati diri, mencari pengalaman, meningkatkan kompetensi, dan yang terpenting dapat melanjutkan hidup dengan segala pekerjaan yang kita tekuni. 

Mau ia guru, tentara, dokter, sopir, atlet, artis, hingga pekerja swasta semua seakan telah menjadi bagian dari cara untuk dapat meningkatkan kualitas diri walaupun dari bidang yang berbeda. Masalahnya, tak semua pekerjaan yang ditekuni seseorang dapat  dijalani sesuai dengan harapan. Ada saja masalah yang muncul yang kerap ditemui, apalagi untuk pekerjaan yang berbau perkantoran.

Misalnya masalah yang berkaitan dengan persoalan gaji, jabatan, atasan atau pimpinan yang otoritera serta tak adil, tempat yang tak nyaman, kultur yang negatif, rekan kerja yang tak bersahabat, hingga masalah lainnya yang kerap menghantui para pekerja di Indonesia. Hal tersebut termasuk ke dalam lingkungan kerja negatif atau akrab disebut lingkungan kerja toxic.

Beberapa ahli juga berpendapat terkait dengan fenomena lingkungan kerja toxic, mulai dari Rasool (2012) yang menyatakan bahwa toxic  workplace merupakan situasi dimana perilaku narsistik muncul seperti menyinggung, dan perilaku agresif lainnya berupa ancaman, pelecehan, intimidasi, serta pengucilan yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan fisik  dan mental serta berdampak pada stress si pekerja. 

Tak hanya Rasool, Anjum dan Ming (2018), juga berpendapat jika lingkungan kerja toxic merupakan kondisi dimana para karyawan jauh lebih sensitif  terhadap lingkungan kerja mereka daripada yang terlihat. Hal ini terjadi ketika terdapat individu yang berkuasa serakah, narsis, dan terbukti tidak adil.

Hal senada juga diungkapkan AzumA (2015) yang menyatakan bahwa lingkugan kerja toxic adalah suatu keadaan yang rentan terhadap ketidakhadiran pekerja yang tinggi, depresi, kelelahan kerja, dan masalah psikologis lainnya yang parah seperti ketegangan kerja dan perilaku kerja yang tidak produktif dan pada akhirnya menghilangkan efisiensi dan kualitas pekerja.

 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwasannya lingkungan kerja toxic merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa terjebak dalam lingkungan kerja yang negatif, tak kompetitif, buruk secara kebijakan, kepemimpinan yang buruk, hingga persoalan lainnya yang berdampak buruk pada kualitas karir seseorang.

Lantas jika seseorang sudah terjebak dalam lingkungan kerja toxic, apa dampak terburuk yang mereka rasakan di kemudian hari?

Lingkungan kerja toxic dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan seseorang, baik secara fisik maupun mental. Beberapa dampak terburuk yang dapat dialami seseorang akibat lingkungan kerja toxic meliputi:

Stres Tinggi: Lingkungan kerja yang penuh dengan ketegangan, konflik, dan tekanan dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Stres kronis dapat berkontribusi pada masalah kesehatan fisik dan mental, seperti gangguan tidur, peningkatan risiko penyakit jantung, dan gangguan kecemasan.

Masalah Kesehatan Fisik: Lingkungan kerja yang tidak sehat dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, peningkatan tekanan darah, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Beberapa orang mungkin mengalami penurunan daya tahan tubuh karena tekanan yang terus-menerus.

Burnout: Lingkungan kerja yang terlalu menuntut dan tidak mendukung dapat menyebabkan burnout. Burnout adalah keadaan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang dapat mempengaruhi kinerja, motivasi, dan kebahagiaan seseorang.

Gangguan Mental: Lingkungan kerja toxic dapat memicu atau memperburuk masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati. Kondisi ini dapat membutuhkan perawatan profesional dan dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan seseorang.

Pengaruh Negatif pada Produktivitas: Lingkungan kerja yang tidak sehat dapat merugikan produktivitas individu dan tim. Karyawan yang merasa tidak didukung atau diperlakukan dengan tidak adil mungkin kehilangan motivasi untuk bekerja dengan baik, yang pada gilirannya dapat berdampak pada hasil kerja dan pencapaian tujuan perusahaan.

Perasaan Isolasi dan Kesepian: Lingkungan kerja yang toxic seringkali dicirikan oleh hubungan antar karyawan yang buruk, ketidakamanan, dan ketidaksetaraan. Hal ini dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian di tempat kerja.

Pelecehan dan Diskriminasi: Lingkungan kerja toxic dapat mencakup perilaku pelecehan dan diskriminatif, baik itu berupa pelecehan verbal, intimidasi, atau diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, ras, atau faktor lainnya. Ini dapat merusak harga diri dan menghancurkan kepercayaan diri seseorang.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang merespons lingkungan kerja dengan cara yang berbeda, dan dampaknya dapat bervariasi. Jika seseorang mengalami lingkungan kerja toxic, penting untuk mencari dukungan, baik dari rekan kerja, manajemen, atau sumber-sumber eksternal seperti konselor atau psikolog.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun