Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Negara-Negara dengan Generasi Emas Timnas Sepakbolanya yang Gagal di Pentas Dunia

11 November 2023   07:00 Diperbarui: 12 November 2023   01:40 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.tribunnews.com/superball/2014/06/08/piala-dunia-2014-kesempatan-terakhir-generasi-emas-pantai-gading)

Dalam perjalanannya tentu piala dunia menyajikan banyak cerita menarik yang dianggap sebagai kenangan terbaik dalam rekam jejak sepakbola.  Bahkan ajang tersebut kerap menyajikan banyak fakta dan data menarik yang sayang untuk tidak dipelajari dan dibahas. Dari mulai fakta unik sampai fakta ironi yang pernah terjadi di ajang pesta sepakbola empat tahunan tersebut. Piala dunia yang selalu menjadi ajang bergengsi dan diikuti oleh banyak pemain bintang kelas dunia menjadikannya kompetisi akhir yang gelarnya harus bisa diraih. Ketika ajang ini pertama kalinya digelar pada 1930 saat Uruguay pertama kali ditunjuk sebagai tuan rumah. Hingga yang terbaru pada 2022 lalu piala dunia diselenggarakan di Qatar selalu banyak menyajikan cerita menarik yang sayang untuk dilewatkan. 

Dimulai dari sejarah emas Uruguay yang menjadi negara pertama asal benua Amerika yang mampu meraih gelar pertama. Brazil dengan generasi emasnya yang mampu mengoleksi 5 gelar pada ajang 4 tahunan tersebut, Argentina yang mampu meraih gelar juara berkat gol "tangan tuhan" milik Diego Armando Maradona, Jerman yang menjadi negara eropa pertama yang mampu mengoleksi 4 gelar, hingga kisah heroik Korea Selatan yang menjadi negara pertama asal benua asia yang berhasil meraih semifinal pertama sepanjang sejarah negara tersebut.

Walau banyak menyajikan cerita menarik nan membahagiakan selama penyelenggaraannya, ada pula cerita tragis yang muncul kala beberapa negara besar dengan talenta sepakbola terbaik justru gagal total dan tak pernah meraih gelar apapun dalam ajang Piala Dunia atau bahkan sekelas kejuaraan antar benua. Ini menjadi sebuah ironi karena negara-negara yang dianggap memiliki bakat pemain luar biasa yang sukses di klubnya justru gagal total kala tampil membela negaranya. Lalu apa penyebabnya, dan negara-negara manakah yang gagal tersebut? Berikut sajiannya untuk anda.

Timnas Inggris (2002-2010)

(https://www.bola.net/inggris/ferdinand-generasi-emas-inggris-dirusak-rivalitas-00e5b0.html)
(https://www.bola.net/inggris/ferdinand-generasi-emas-inggris-dirusak-rivalitas-00e5b0.html)

Piala dunia 2002, 2006, dan 201o menjadi ajang pembuktian bagi generasi emas sepakbola Inggris. Para pendukun The Tree Lions juga berharap Inggris dapat meraih pencapaian tertinggi dalam ajang tersebut. Dihuni oleh para pemain bintang yang berlaga di banyak klub besar kompetisi eropa seperti Inggris, Italia, hingga Spanyol, Inggris seolah ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka siap menciptakan sejarah terbaik untuk negaranya. 

Pemain-pemain seperti Sol Campbell, Michael Owen, Michael Carrick, Paul Scholes, Gary Nevile, David Beckham, Rio Ferdinand, Jhon Terry, Wayne Roony, Frank Lampard, hingga Steven Gerrard secara bergantian membela generasi timnas Inggris sejak 2002 hingga 2010. Tampil dengan kekuatan menjanjikan sekaligus pelatih yang mumpuni sekelas Sven-Goran Eriksson sejak tahun 2001-2006, hinga Harry Rekdnapp pada ajang 2008 hingga 2012. Nyatanya belum mampu membawa generasi emas timnas Inggris berbicara banyak pada ajang tersebut. Bahkan dalam tiga edisi piala dunia dan 3 ajang piala eropa Timnas Inggris hanya mentok di babak perempat final Piala Dunia 2006 dan bahkan hanya sampai di 16 besar pada ajang piala dunia 2010.

Rio Ferdinand pada sebuah sesi wawancara dengan media pernah mengatakan jika gagalnya generasi emas Timnas Inggris pasca ajang Piala Dunia 2006 tepatnya saat kalah di babak perempat final melawan Portugal melalui babak adu pinalti disebabkan oleh rivalitas yang terjadi antara klub Premier League, sehingga berdampak pada sifat ego yang tinggi antar pemain.

Hal tersebut menjadikan emain timnas Inggris minim koordinasi dalam permainan sehingga berdampak pada star syndrom kala harus membela timnas Inggris di ajang bergengsi. Walau begitu, Inggris tetap menjadi timnas yang difavoritkan pada ajang Piala Dunia bahkan hingga saat ini termasuk saat generasi Harry Kane mampu menjadi semifinalis pada Piala Dunia 2018 di Russia.

Timnas Belgia (2014-2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun