Pembelajaran Andragogi (Pembelajaran Orang Dewasa)
Andragogi merupakan pendekatan pendidikan yang difokuskan pada pembelajaran orang dewasa. Berbeda dengan pedagogi yang lebih berorientasi pada anak-anak, andragogi menekankan pada kebutuhan, pengalaman, motivasi, dan orientasi diri orang dewasa dalam proses pembelajaran. Pengertian andragogi melibatkan pendekatan yang lebih mandiri, di mana orang dewasa dianggap sebagai pembelajar yang aktif dan memiliki pengalaman hidup yang berharga yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran.
Dalam konteks andragogi, pembelajaran diarahkan untuk memotivasi orang dewasa agar belajar secara sukarela dan mengembangkan keterampilan serta pengetahuan yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Pendekatan ini memahami bahwa orang dewasa memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk belajar ketika mereka melihat relevansi dan aplikasi langsung dari pembelajaran terhadap kebutuhan mereka sendiri, baik dalam konteks pekerjaan, kehidupan pribadi, atau pengembangan diri.
Selanjurnya beberapa ahli juga berpendapat terkait pengertian pembelajaran andragogi, yakni sebagai berikut.
Malcolm Knowles:Â Malcolm Knowles adalah salah satu ahli pendidikan dewasa yang paling terkenal. Menurut Knowles, andragogi adalah seni dan ilmu membimbing orang dewasa dalam belajar. Ia menekankan pentingnya kemandirian, pengalaman, dan kesiapan untuk belajar pada orang dewasa.
Eduard C. Lindeman: Lindeman adalah salah satu tokoh pendidikan dewasa awal yang mengembangkan konsep andragogi. Baginya, andragogi adalah proses belajar orang dewasa yang didasarkan pada masalah-masalah kehidupan sehari-hari dan pengalaman hidup.
Alexander Kapp:Â Kapp adalah ahli pendidikan yang memperkenalkan istilah "andragogi" pada tahun 1833. Ia menggambarkan andragogi sebagai ilmu pendidikan orang dewasa, menekankan pentingnya pendekatan yang berbeda dalam mengajar orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak.
Knowles, Holton, dan Swanson: Dalam buku mereka yang terkenal, "The Adult Learner: The Definitive Classic in Adult Education and Human Resource Development," mereka mendefinisikan andragogi sebagai pembelajaran yang berpusat pada peserta dewasa, berfokus pada pengalaman, serta memperhatikan kesiapan dan orientasi belajar orang dewasa.
Pengertian-pengertian tersebut menunjukkan kesamaan dalam prinsip-prinsip dasar andragogi, yaitu pengakuan terhadap kemandirian, pengalaman, motivasi internal, dan kesiapan belajar orang dewasa. Pendekatan andragogi memperlakukan orang dewasa sebagai pembelajar yang aktif dan menghargai kontribusi pengalaman hidup mereka dalam proses pembelajaran.
Andragogi juga mengakui bahwa orang dewasa membawa pengalaman hidup yang beragam ke dalam lingkungan pembelajaran. Oleh karena itu, pendekatan andragogi mendorong interaksi antarpeserta didik, pertukaran pengalaman, dan pembelajaran kolaboratif. Tutor atau fasilitator dalam pendekatan ini berperan sebagai pembimbing dan sumber daya, bukan sebagai otoritas yang memberikan pengetahuan kepada orang dewasa. Dengan demikian, pengertian andragogi mencerminkan pendekatan yang holistik dan berpusat pada peserta didik, yang memungkinkan mereka mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran demi mencapai tujuan-tujuan pendidikan mereka.
Pembelajaran andragogi adalah pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk orang dewasa. Berbeda dengan pendekatan pedagogi yang lebih cocok untuk anak-anak, andragogi mengakui dan menghormati karakteristik khusus orang dewasa, seperti pengalaman hidup, motivasi internal, dan kemandirian dalam pembelajaran.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Andragogi (Pembelajaran Orang Dewasa)
Dalam penerapannya, proses pembelajaran andragogi juga menekankan pada beberapa prinsip yang menjadi pegangan seorang pengajar atau tutor agar setiap pembelajaran yang dipraktikkan dalam kelas dapat diterima oleh mayoritas muridnya yang memang memiliki usia terpaut dewasa atau bahkan lebih dewasa dari pendidik atau tutor tersebut. Berikut adalah beberapa prinsip dasar pembelajaran andragogi:
Kemandirian (Self-Directed Learning): Orang dewasa cenderung memiliki motivasi internal dan kemauan untuk belajar ketika mereka merasa memiliki kendali atas pembelajaran mereka. Mereka lebih suka menjadi mandiri dalam menetapkan tujuan belajar, merencanakan pendekatan pembelajaran, dan mengevaluasi kemajuan mereka sendiri.
Pengalaman Hidup (Life Experience):Â Orang dewasa membawa beragam pengalaman hidup ke dalam proses pembelajaran. Pendekatan andragogi memanfaatkan pengalaman-pengalaman ini sebagai sumber belajar yang berharga. Pengalaman hidup membantu memperkaya diskusi, pertukaran ide, dan pembelajaran kolaboratif.
Kesiapan untuk Belajar (Readiness to Learn): Pembelajaran orang dewasa lebih efektif ketika mereka merasa siap dan memahami kebutuhan serta relevansi materi pelajaran dengan pengalaman dan situasi hidup mereka saat ini. Materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan sehari-hari orang dewasa akan lebih mudah diterima dan dipahami.
Orientasi Tugas (Task Orientation): Orang dewasa cenderung lebih berorientasi pada tugas dan memahami alasan di balik pembelajaran tertentu. Mereka lebih tertarik pada pembelajaran yang praktis dan relevan dengan pekerjaan, keluarga, atau kehidupan sosial mereka.
Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning): Pembelajaran andragogi mendorong kolaborasi dan interaksi antara peserta didik dewasa. Proses pembelajaran melibatkan diskusi, pertukaran ide, dan kerjasama antarpartisipan. Pembelajaran kolaboratif memungkinkan orang dewasa belajar dari pengalaman satu sama lain.
Evaluasi Berbasis Kinerja (Performance-Based Assessment): Penilaian dalam pembelajaran andragogi lebih berfokus pada kemampuan peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi nyata. Evaluasi berbasis kinerja memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh peserta didik dewasa.
Penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam pembelajaran dewasa membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang relevan, memotivasi, dan efektif bagi peserta didik dewasa, memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran mereka dengan lebih efisien dan bermakna.
Langkah-langkah Pembelajaran Andragogi
Pendekatan andragogi mengutamakan pembelajaran yang berpusat pada peserta dewasa, memperhatikan pengalaman hidup mereka, dan mendorong kemandirian serta kesiapan belajar. Berikut adalah beberapa langkah dalam implementasi pembelajaran andragogi:
Menilai Kebutuhan dan Kesiapan Belajar:
Identifikasi kebutuhan belajar orang dewasa berdasarkan pengalaman, minat, dan tuntutan kehidupan mereka.
Evaluasi tingkat kesiapan belajar peserta, termasuk latar belakang pendidikan, pengalaman pekerjaan, dan tujuan belajar mereka.
Membangun Keterlibatan Peserta:
Libatkan peserta didik dalam merencanakan pembelajaran, termasuk menetapkan tujuan pembelajaran dan menciptakan rencana pembelajaran bersama.
Berikan ruang bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka dalam konteks pembelajaran.
Merancang Pembelajaran yang Relevan:
Pilih materi pelajaran yang relevan dengan kehidupan dan pengalaman peserta.
Gunakan pendekatan yang praktis dan kontekstual, mengaitkan pembelajaran dengan situasi nyata yang dihadapi peserta sehari-hari.
Memfasilitasi Pembelajaran Kolaboratif:
Fasilitasi diskusi kelompok dan kolaborasi antarpeserta untuk memungkinkan pertukaran pengalaman dan pengetahuan.
Dorong peserta untuk bekerja sama dalam proyek-proyek pembelajaran yang melibatkan pengalaman dan keterampilan mereka.
Mendorong Kemandirian dalam Pembelajaran:
Beri peserta kebebasan untuk memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri.
Dukung peserta untuk merencanakan dan mengelola pembelajaran mereka sendiri, termasuk pengaturan jadwal belajar, penggunaan sumber daya, dan evaluasi kemajuan mereka sendiri.
Memberikan Umpan Balik Konstruktif:
Berikan umpan balik yang konstruktif dan mendukung berdasarkan kinerja peserta, membantu mereka memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki. Dorong refleksi diri dan pemikiran kritis melalui diskusi dan pertanyaan reflektif.
Evaluasi Berbasis Kinerja:
Gunakan metode evaluasi yang menilai kemampuan peserta dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi nyata. Libatkan peserta dalam proses evaluasi untuk memahami dampak pembelajaran pada kehidupan dan pekerjaan mereka.
Promosikan Pengembangan Diri Berkelanjutan:
Dorong peserta untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui pembelajaran sepanjang hayat.
Berikan akses ke sumber daya pembelajaran yang dapat diakses secara mandiri, seperti buku, kursus online, atau pelatihan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pendekatan andragogi dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, relevan, dan bermakna bagi peserta dewasa, membimbing mereka menuju pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran mereka dengan lebih efektif.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H