Tak mengeherankan memang saat Real Madrid berjumpa Barcelona, gaya permainan Real Madrid selalu mengandalkan taktik counter attack. Hal tersebut terlihat dari cara bermain mereka di babak pertama. Real Madrid  bermain hati-hati di babak pertama, kombinasi Tchouameni, Kroos, dan Valverde tak terlalu tampak dalam hal penyerangan.Â
Mereka hanya dikhususkan untuk fokus menahan agrsivitas para pemain lini tengah Barca yang cenderung eksplosif terutama Fermin, Gavi, Gundogan, dan Joao Cancelo. Hasilnya sesuai harapan, walau sempat melakukan kesalahan. Madrid berhasil menahan gempuran Barca di babak pertama dan memaksa Barca hanya unggul 1-0.
Situasi tersebut berhasil dimanfaatkan Real Madrid di babak kedua. Ancelotti menarik beberapa pemain guna memasukkan nama-nama macam Modric, Camavinga, dan Joselu.Â
Kombinasi dan gempuran dari para pemain Madrid yang terkenal rajanya injury time, berhasil memaksa Barcelona harus menelan kekalahan saat gawang mereka dibobol melalui situasi bola mati, dan situasi open play di penghujung babak kedua.
Jude Bellingham jadi Pembeda
Jude Bellingham berhasil memaksimalkan keleluasaan yang diberikan Ancelotti kepadanya untuk dapat bermain mobile di lini serang El Real. Dimainkan selama 90' menit, jude mampu memanfaatkan 2 peluang yang didapatkan menjadi dua gol penting bagi Real Madrid.Â
Jude Bellingham seakan menajdi jawaban dari kebuntuan lini depan Madrid musim ini yang hanya berharap pada kombinasi Vinicius dan Rodrygo. Saat mereka berdua kesulitan berkembang, sementara Joselu tak memberi dampak apa-apa. Bellingham berhasil menjadi pembeda dengan memberikan kontribusi luar biasa di lini penyerangan.
Mengutip dari routers, Jude berjasil membuat 73 sentuhan, 92% akurasi umpan, 2 intersep, melepaskan 2 umpan kunci, 3 kali perebutan, dan hanya melakukan satu tekel. Ini membuatnya mampu menjadi pemain terbaik pada laga el clasico dua hari yang lalu.
Mental Bertanding yang mengakar dan Regenerasi yang mulai berhasil