Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyelisik Betapa Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Seseorang

16 Oktober 2023   11:00 Diperbarui: 16 Oktober 2023   12:26 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya kasus bunuh diri yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, khususnya beberapa yang viral di media sosial. Dimulai dari kasus Novia Widyasari yang sempat viral saat ia memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri yakni meminum racun serangga di dekat makam ibunya. Kemudian seorang mahasiswa di Semarang yang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari lantai atas pusat perbelanjaan, dan masih banyak lagi. 

Hal tersebut menjadi sebuah gambaran bagaimana permasalahan kesehatan mental itu sangatlah penting. Tak peduli mereka yang masih mahasiswa baik laki-laki ataupun perempuan memiliki semangat juang dan kemampuan mengelola emosi yang baik serta mempunyai kesehatan mental dan kewarasan berpikir itu sangatlah penting. 

Sebelum membahas lebih jauh tentang fenomena viral yang akhir-akhir terjadi di Indonesia terkait maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa, mari kita baca sejenak tentang apa yang dimaksud dengan kesehatan mental itu sendiri. 

Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial di mana individu dapat mengatasi stres normal kehidupan, bekerja produktif, berkontribusi pada masyarakat, dan merasa baik-baik saja secara emosional. Berbagai ahli dan organisasi kesehatan telah memberikan definisi kesehatan mental yang mencakup aspek-aspek berikut:

1. World Health Organization (WHO):
Menurut WHO, kesehatan mental adalah "suatu keadaan kesejahteraan di mana setiap individu menyadari potensi mereka sendiri, dapat mengatasi tekanan normal kehidupan, dapat bekerja produktif dan berkontribusi pada masyarakat di sekitarnya."

2. American Psychiatric Association:
Menurut American Psychiatric Association, kesehatan mental adalah "suatu keadaan perasaan sehat, produktif, dan memuaskan secara emosional dan sosial."

3. American Mental Health Foundation:
Menurut American Mental Health Foundation, kesehatan mental adalah "kemampuan untuk merasakan, berpikir, dan berhubungan dengan orang lain. Ini adalah suatu keadaan dimana individu mengenali potensi mereka sendiri, bisa mengatasi stres yang normal dalam hidup, bekerja produktif dan efisien, serta berkontribusi pada komunitas."

4. National Alliance on Mental Illness (NAMI):
Menurut NAMI, kesehatan mental adalah "keadaan kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial yang memungkinkan individu untuk merasa, berpikir, dan bertindak dengan cara yang memungkinkan mereka untuk menangani tekanan kehidupan sehari-hari."

5. Mental Health America:
Menurut Mental Health America, kesehatan mental adalah "sebuah keadaan perasaan, berpikir, dan perilaku yang memungkinkan individu untuk merasa baik, berfungsi dengan baik di masyarakat, dan memenuhi tuntutan sehari-hari mereka."

Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental tidak hanya berarti ketiadaan penyakit mental. Sebaliknya, ini melibatkan keadaan kesejahteraan yang melibatkan kemampuan untuk mengelola stres, berinteraksi secara sehat dengan orang lain, membuat keputusan, dan mengatasi tantangan dalam hidup. Kesehatan mental juga melibatkan penerimaan diri sendiri, mengembangkan keterampilan emosional, dan memiliki dukungan sosial yang baik.

Mengapa menjaga menjaga kesehatan mental itu sangatlah penting?

(viva.co.id)
(viva.co.id)

Rusaknya kesehatan mental seseorang dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks, baik individu maupun lingkungan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rusaknya kesehatan mental termasuk:

1. Faktor Genetik dan Biologis:
Warisan Genetik: Riwayat keluarga dengan gangguan mental meningkatkan risiko mengalami gangguan mental pada individu.
Ketidakseimbangan Kimia Otak: Perubahan kimia otak dapat memengaruhi mood, emosi, dan perilaku individu.

2. Faktor Lingkungan:
Trauma dan Kekerasan: Pengalaman traumatis seperti pelecehan, kecelakaan, atau kehilangan yang traumatis dapat menyebabkan gangguan mental.
Kondisi Lingkungan Keluarga: Keluarga yang tidak stabil, disfungsi, atau memiliki sejarah konflik dapat memengaruhi kesehatan mental individu, terutama pada anak-anak.

Stres Prolonged: Stres berkepanjangan, terutama yang terkait dengan pekerjaan, keuangan, atau hubungan, dapat menyebabkan gangguan mental.

3. Faktor Psikologis:
Trauma pada Masa Kanak-kanak: Pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak seperti pelecehan atau pengabaian dapat menyebabkan gangguan mental di kemudian hari.

Ketidakmampuan Mengatasi Stres: Individu yang tidak memiliki keterampilan pengelolaan stres yang baik lebih rentan terhadap gangguan mental.
Penyakit Kronis: Penyakit fisik kronis seperti kanker atau diabetes dapat mempengaruhi kesehatan mental karena memunculkan stres dan perasaan tidak berdaya.

4. Faktor Sosial dan Lingkungan:
Stigma Sosial: Stigma terhadap gangguan mental dapat membuat individu merasa terisolasi dan enggan mencari bantuan.
Isolasi Sosial: Kurangnya dukungan sosial dan isolasi dapat menyebabkan depresi dan kecemasan.
Tingkat Ekonomi Rendah: Ketidakstabilan keuangan dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar dapat memicu stres dan gangguan mental.

5. Faktor Gaya Hidup:
Penyalahgunaan Zat: Penggunaan obat terlarang atau alkohol secara berlebihan dapat merusak kesehatan mental.
Kurang Olahraga dan Pola Makan Buruk: Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Kurang Tidur: Kekurangan tidur kronis dapat memengaruhi mood dan kemampuan berpikir.

6. Faktor Pekerjaan:
Stres Kerja: Beban kerja yang tinggi, tekanan untuk mencapai target, dan konflik di tempat kerja dapat menyebabkan stres dan gangguan mental.

7. Gangguan Kesehatan Mental Sebelumnya:
Riwayat Gangguan Mental: Individu yang pernah mengalami gangguan mental memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan mental lagi di masa depan.
Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara faktor-faktor ini. 

Pengenalan dini, dukungan sosial, dan akses kepada layanan kesehatan mental yang tepat dapat membantu mengelola dan mengatasi gangguan mental. Orang yang merasa mengalami masalah kesehatan mental sebaiknya mencari bantuan dari profesional kesehatan mental atau dokter untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang sesuai.

Cara yang dapat dilakukan dalam menjaga kesehatan mental

(pasjabar.com)
(pasjabar.com)

kesehatan fisik. Ada berbagai strategi dan praktik sehari-hari yang dapat membantu menjaga kesehatan mental Anda. Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental agar tetap baik:

1. Atur Stres:
Meditasi dan Yoga: Latihan meditasi dan yoga dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan konsentrasi.

Bernapas Dalam: Praktik bernapas dalam dalam situasi stres dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.

2. Aktivitas Fisik:
Olahraga Teratur: Olahraga teratur seperti berjalan kaki, berlari, atau berenang dapat meningkatkan produksi endorfin (hormon bahagia) dan mengurangi gejala depresi dan kecemasan.

Senam Otak: Aktivitas mental seperti teka-teki silang, belajar instrumen musik, atau bahkan bermain game video dapat membantu menjaga otak tetap aktif dan sehat.

3. Nutrisi yang Seimbang:
Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi seperti buah, sayuran, biji-bijian, ikan, dan kacang-kacangan dapat mendukung kesehatan otak.

Hindari Kafein dan Alkohol: Batasi konsumsi kafein dan alkohol, karena mereka dapat memengaruhi mood dan kualitas tidur.

4. Istirahat yang Cukup:
Tidur yang Berkualitas: Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati, konsentrasi, dan kemampuan berpikir.

Istirahat dan Relaksasi: Temukan cara untuk bersantai seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau menonton film kesukaan Anda.

5. Dukungan Sosial:
Hubungan yang Sehat: Jalin dan pertahankan hubungan positif dengan keluarga dan teman. Menghabiskan waktu bersama orang yang Anda cintai dapat meningkatkan kesejahteraan emosional.

Mencari Dukungan: Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau seorang terapis jika Anda merasa membutuhkannya.

6. Mengelola Waktu:
Atur Prioritas: Atur prioritas Anda dan belajar mengatakan tidak jika Anda merasa terlalu banyak bebanan atau tanggung jawab.

Waktu untuk Kegembiraan: Sisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang memberi Anda kebahagiaan dan memenuhi hasrat Anda.

7. Praktik Positivitas:
Gratitude Journaling: Tulislah tiga hal yang membuat Anda bersyukur setiap hari. Menghargai hal-hal kecil dapat meningkatkan suasana hati.

Hiburan dan Kreativitas: Lakukan kegiatan yang membawa Anda kesenangan dan kegembiraan, seperti menulis, melukis, atau menonton film favorit Anda.

8. Mencari Bantuan Profesional:
Terapis atau Konselor: Jika Anda mengalami kesulitan emosional atau mental, jangan ragu untuk mencari bantuan dari seorang terapis atau konselor.

Hotline Darurat: Ketahui nomor-nomor hotline darurat kesehatan mental di wilayah Anda, sehingga Anda memiliki akses kepada bantuan dalam situasi krisis.

Ingatlah bahwa menjaga kesehatan mental adalah suatu perjalanan yang melibatkan kesadaran diri, perencanaan, dan komitmen untuk diri sendiri. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda merasa membutuhkannya. Mental health matters!

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun