Pada hakikatnya, sistem pendidikan yang tersebar di banyak negara di dunia memang memiliki banyak variasi dan cara yang digunakan untuk dapat mewujudkan cita-cita pendidikan di suatu negara tersebut. Hal tersebut juga berlaku di negara-negara berkembang. Namun, dalam implementasinya permasalahan tentu masih sering muncul dan menjadi penghambat negara-negara berkembang tersebut untuk dapat mengangkat derajat pendidikan lebih maju di masa depan.
B. Karakteristik sistem pendidikan di Negara Berkembang dan Tantangannya
Karakteristik sistem pendidikan di negara-negara berkembang dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada negara tertentu, budaya, dan tantangan sosio-ekonomi yang dihadapinya. Namun, ada beberapa karakteristik umum yang sering terlihat dalam sistem pendidikan di negara-negara berkembang:
Pertama yang mungkin dihadapi yakni keterbatasan akses. Salah satu karakteristik yang paling mencolok adalah keterbatasan akses pendidikan. Banyak negara berkembang menghadapi masalah ketidaksetaraan dalam akses pendidikan, terutama bagi kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan seperti anak-anak perempuan, kelompok etnis minoritas, atau mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
Kedua yankni kualitas pendidikan di masing-masing daerah yang bervariasi. Kualitas pendidikan di negara-negara berkembang sering kali bervariasi. Ada sekolah-sekolah dengan fasilitas dan guru yang baik, tetapi juga ada sekolah-sekolah yang kurang memadai dalam hal sumber daya dan kualitas pengajaran.
Masalah yang ketiga yakni Minimnya kualitas dan kuantitas sumber daya: Negara-negara berkembang sering menghadapi keterbatasan sumber daya finansial untuk pendidikan. Ini dapat memengaruhi pembangunan infrastruktur pendidikan, pelatihan guru, dan penyediaan materi ajar.
keempat yaitu kurangnya pendidik dan tenaga pendidik terlatih. Banyak negara berkembang menghadapi kekurangan guru yang berkualitas dan terlatih. Kualifikasi guru dan pendidik mungkin tidak selalu sesuai dengan standar internasional.
Bahasa dan Budaya: Banyak negara berkembang memiliki keragaman bahasa dan budaya yang kompleks. Ini dapat menjadi tantangan dalam pengembangan kurikulum dan penyediaan pendidikan yang relevan secara budaya.
Masalah berikut yang dihadapi tentu pada ketersediaan infrastruktur. Di beberapa daerah pedesaan, akses ke sekolah dapat menjadi masalah karena ketiadaan infrastruktur transportasi yang memadai. Ini dapat menghambat anak-anak dari menghadiri sekolah dengan teratur.
Masalah keenam adalah Tingginya Tingkat Dropout: Tingkat putus sekolah atau dropout seringkali tinggi di negara-negara berkembang, terutama pada tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Faktor-faktor seperti kemiskinan, pernikahan dini, atau pekerjaan anak dapat menjadi penyebabnya.
Kurangnya Fokus pada Pendidikan Non-formal: Pendidikan non-formal, seperti pelatihan keterampilan, sering kurang diperhatikan di negara-negara berkembang, meskipun ini bisa menjadi cara yang efektif untuk memberikan keterampilan yang diperlukan bagi penduduk untuk mencapai pekerjaan yang layak.
Tantangan Finansial Bagi Keluarga: Banyak keluarga di negara-negara berkembang mungkin menghadapi kesulitan finansial dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka, termasuk biaya buku, seragam, dan peralatan sekolah.
Kebijakan Pendidikan yang Berubah-ubah: Seringkali, negara-negara berkembang menghadapi ketidakstabilan dalam kebijakan pendidikan karena perubahan pemerintahan atau perubahan prioritas kebijakan.
Penting untuk diingat bahwa setiap negara berkembang memiliki konteks uniknya sendiri, dan upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan harus mempertimbangkan masalah-masalah yang ada di negara tersebut. Banyak organisasi internasional dan LSM berusaha bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat di negara-negara berkembang untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Selain itu, kerjasama yang dilakukan tentu harus didukung dengan banyak faktor penunjang, mulai dari materi yakni berupa anggaran yang memadai, kualitas pengawasan, serta yang terpenting akses informasi yang mudah sehingga segala hal yang berkaitan dengan pendidikan dapat tersampaikan serta terhindar dari miskonsepsi dan tumpang tindih kepentingan.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H