Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fenomena Thrifting di Kalangan Anak Muda, Suatu Pilihan atau Menjadi Persaingan?

3 September 2023   07:00 Diperbarui: 4 September 2023   20:17 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sindikasi.republika.co.id)

Siapa di sini yang hobi berbelanja pakaian trifting atau dalam artian pakaian bekas namun masih layak dan istimewa untuk dikenakan?

Saya pun juga sangat menyukai pakaian trifting. Perlu diketahui bahwa pakaian trifting bukan sekedar pakaian bekas, namun lebih dari itu, pakaian trifting memiliki daya guna yang cukup tinggi hanya saja memang dapat dikatakan bahwa kualitasnya sudah setengah pakai namun secara kelayakkan pakaian ini masih oke dan layak untuk dikenakan oleh masyakarat. 

Brand-brand internasional yang terkenal, kualitas bahan yang jempolan, bahan yang nyaman dipakai di badan, warna yang memikat, masa pakai yang lebih lama, dan satu lagi alasan kenapa barang trifting banyak diburu yakni harga yang murah menjadi sebab kenapa fenomena trifting begitu diminati. 

Lebih lanjut Fenomena "thrifting" atau "thrifting culture" merujuk pada budaya belanja barang bekas atau secondhand yang semakin populer di berbagai belahan dunia. Fenomena ini memiliki beberapa ciri khas dan pengaruh yang perlu dipahami:

1. Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Salah satu faktor pendorong utama dari fenomena thrifting adalah kesadaran lingkungan. Banyak orang yang beralih ke barang bekas sebagai cara untuk mengurangi dampak konsumsi barang baru terhadap lingkungan. Dengan mengambil barang bekas yang masih baik, mereka membantu mengurangi limbah dan konsumsi sumber daya alam.

2. Kemunculan Toko Thrift: Toko-toko barang bekas atau thrift store semakin banyak bermunculan. Beberapa di antaranya adalah toko milik yayasan amal atau berfokus pada fashion dan barang-barang desainer. Toko-toko ini memberikan peluang untuk berbelanja dengan harga lebih terjangkau.

3. Kreativitas dalam Gaya Pribadi: Thrifting juga mendorong kreativitas dalam berpakaian. Banyak orang yang menemukan barang-barang unik dan vintaj yang sulit ditemukan di toko-toko konvensional. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan gaya pribadi yang unik dan berbeda.

4. Pengaruh Media Sosial: Media sosial telah memainkan peran penting dalam mempopulerkan thrifting. Platform seperti Instagram dan TikTok menjadi tempat di mana orang dapat berbagi temuan-temuan mereka dari thrift store, memberikan inspirasi kepada orang lain untuk mencoba berbelanja barang bekas.

5. Penekanan pada Ekonomi Berkelanjutan: Selain aspek lingkungan, thrifting juga terkait dengan pemikiran ekonomi yang berkelanjutan. Masyarakat semakin menyadari pentingnya ekonomi berkelanjutan yang fokus pada penggunaan ulang dan mendaur ulang sumber daya.

6. Pengaruh Terhadap Industri Fashion: Fenomena thrifting telah mempengaruhi industri fashion. Banyak merek dan desainer sekarang mencoba untuk memasukkan unsur-unsur berkelanjutan dalam produk-produk mereka dan ada peningkatan permintaan akan pakaian dan aksesori berkelanjutan.

7. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Thrifting juga dapat memberdayakan ekonomi lokal dan komunitas tertentu. Toko thrift sering kali didukung oleh organisasi nirlaba yang memberikan pelatihan dan pekerjaan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Namun, penting untuk diingat bahwa fenomena thrifting bukan tanpa kontroversi. Beberapa kritikus berpendapat bahwa thrifting dapat menyulitkan masyarakat dengan pendapatan rendah yang mengandalkan toko barang bekas untuk barang-barang yang mereka butuhkan. Selain itu, terdapat perdebatan tentang dampak jangka panjang dari meningkatnya popularitas thrifting terhadap harga dan ketersediaan barang-barang bekas.

Lantas, apa dampak dan manfaat dari munculnya fenomena trifting di Indonesia?

Trifting memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, terutama bagi anak muda. Berikut adalah beberapa manfaat trifting bagi anak muda:

Hemat Biaya: Trifting biasanya lebih terjangkau daripada membeli barang-barang baru. Ini memungkinkan anak muda untuk membeli pakaian, aksesori, dan barang-barang lainnya dengan harga yang lebih rendah, yang dapat membantu mengelola anggaran mereka dengan lebih baik.

Peningkatan Kreativitas: Berbelanja di toko thrift store dapat menginspirasi kreativitas anak muda dalam berpakaian. Mereka dapat menemukan barang-barang unik yang tidak ditemukan di toko-toko konvensional, dan ini dapat membantu mereka mengembangkan gaya pribadi yang berbeda dan kreatif.

Pilihan yang Beragam: Thrift store sering kali memiliki berbagai barang bekas, termasuk pakaian, sepatu, tas, dan perabotan. Anak muda memiliki banyak pilihan untuk mengeksplorasi dan menemukan barang-barang yang sesuai dengan selera mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun