A. Awal mula munculnya Brand "Sejuta Umat"
Nokia menjadi salah satu brand terkemuka soal urusan telepon genggam pada masanya. Di era awal 2000-an, Nokia dengan produk symbiannya menjadi salah satu komoditi yang paling banyak diburu soal urusan telepon genggam.Â
Beragam fitur penunjang seperti telepon, pesan singkat SMS, fitur multimedia, akses internet yang ditunjang jaringan HSDPA hingga 3G menjadikan HP Nokia setara Iphone pada tahun 2000-an awal. Bahkan pencapaian tersebut dapat dilihat dari statistik penjualannya yakni sebagai berikut:
Di Indonesia, Nokia memiliki sejarah yang panjang dan telah menjadi salah satu merek ponsel yang cukup populer sejak era telepon genggam pertama kali diperkenalkan. Berikut adalah beberapa informasi tentang pasar Nokia di Indonesia:
Kehadiran Awal: Nokia adalah salah satu merek ponsel yang populer di Indonesia sejak awal tahun 2000-an. Ponsel Nokia sangat diminati karena kualitas pembuatan yang baik, daya tahan baterai, dan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna di Indonesia.Â
Kemudian pada masa kejayaannya, Nokia memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia. Mereka bersaing dengan merek-merek lain seperti Sony Ericsson (sekarang Sony), Samsung, dan beberapa merek lokal. Selanjutnya jika dilihat dari kesuksesan pemasarannya di Indonesia.Â
Nokia dikenal berhasil dengan ponsel-ponselnya di segmen menengah dan rendah di Indonesia. Model-model seperti seri Nokia 3310, Nokia 1100, dan Nokia XpressMusic sangat populer di kalangan masyarakat.
Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri terutama di kalangan anak muda yang mana mereka berlomba-lomba memiliki ponsel dengan varian terbanyak pada saat itu.Â
Nokia berhasil memahami budaya lokal Indonesia dan kebutuhan pengguna di sini. Beberapa fitur seperti lampu senter (Torchlight) yang ada pada beberapa model Nokia sangat bermanfaat dalam keadaan darurat dan kondisi pencahayaan yang kurang baik.
B. Kedigdayaan itu runtuh tanpa adanya persiapan
Beberapa tahun berlalu sejak awal kemunculannya, Nokia seakan begitu hedon dan nyaman dengan produk symbiannya. Seakan, tiap tahun mereka tak segan mengeluarkan beragam type hp terbaru guna memenuhi tuntutan para konsumen.Â
Akan tetapi, sadar atau tidak sadar. Setiap produk yang dikeluarkan pun nyatanya sama dan hanya bentuk dan fitur yang sedikut ditingkatkan. Dari segi performa pun juga tak ada yang istimewa. Coba kita simak dan baca sejenak ulasan berkut ini.
Runtuhnya Nokia sebagai pemain dominan di pasar ponsel terjadi karena sejumlah faktor yang saling terkait. Berikut adalah beberapa penyebab utama runtuhnya Nokia:
1) Lambat Berevolusi ke Smartphone: Nokia mengalami kesulitan dalam beralih dari ponsel konvensional ke era smartphone. Mereka  terlambat mengembangkan sistem operasi dan ekosistem yang mampu bersaing dengan platform seperti Android dan iOS. Ketika ponsel pintar semakin populer, Nokia tidak dapat menghadirkan produk yang dapat bersaing secara efektif.
2) Platform Sistem Operasi yang Tidak Bersaing: Nokia sempat menggunakan platform Symbian untuk ponsel pintar mereka. Namun, Symbian tidak mampu mengimbangi perkembangan sistem operasi seperti Android dan iOS dalam hal antarmuka pengguna yang intuitif, aplikasi yang beragam, dan ekosistem pengembang yang kuat.
3) Tidak Mengantisipasi Perubahan Pasar: Nokia tidak berhasil mengantisipasi pergeseran signifikan dalam preferensi konsumen dari ponsel konvensional ke smartphone. Mereka tetap berpegang pada strategi dan model bisnis yang sudah ada, tanpa mengenali tren yang muncul dengan cepat.
4) Kerugian Brand Image: Rendahnya inovasi dan fitur-fitur yang ketinggalan zaman dalam produk-produk Nokia menjadikan mereka kehilangan daya tarik di antara konsumen yang semakin menuntut. Ini mengakibatkan penurunan citra merek dan persepsi bahwa Nokia tidak lagi relevan dalam dunia teknologi.
5) Kemitraan yang Kurang Sukses: Kemitraan dengan Microsoft untuk menggunakan sistem operasi Windows Phone, meskipun memiliki potensi, tidak memberikan hasil yang diharapkan. Windows Phone memiliki pangsa pasar yang kecil dibandingkan dengan Android dan iOS.
6) Kekurangan Aplikasi dan Ekosistem: Nokia memiliki keterbatasan dalam hal ekosistem aplikasi yang kuat seperti yang dimiliki oleh Android dan iOS. Ketersediaan aplikasi yang terbatas pada platform Nokia membuatnya kurang menarik bagi konsumen yang semakin mengandalkan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
7) Persaingan yang Tidak Terkendali: Masuknya merek-merek ponsel baru dan pesaing yang kuat seperti Apple dan Samsung mengakibatkan pangsa pasar Nokia tergerus secara signifikan. Persaingan yang ketat dan inovasi dari pesaing-pesaing ini membuat Nokia kesulitan untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.
8) Kesalahan Strategi Bisnis: Beberapa keputusan strategis yang tidak tepat, seperti mengabaikan tren smartphone pada awalnya, keterlambatan dalam mengadopsi sistem operasi yang sesuai, dan terlalu banyak variasi model ponsel yang membingungkan konsumen, juga berkontribusi pada runtuhnya Nokia.
Akumulasi dari faktor-faktor ini mengakibatkan Nokia kehilangan dominasinya di pasar ponsel dan mengalami penurunan yang cukup drastis dalam hal pangsa pasar dan citra merek. Meskipun Nokia kembali mencoba hadir di pasar dengan ponsel Android, persaingan yang ketat dan perubahan dalam dinamika pasar ponsel tetap menjadi tantangan besar bagi mereka.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H