Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Anggrek Hitam Kalimantan, Si Eksotis yang Semakin Punah!

8 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   07:28 2347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggrek merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia. Anggrek termasuk ke dalam famili Orchidaceae. Di seluruh bagian dunia telah teridentifikasi 43.000 spesies anggrek. 

Indonesia diperkiraan menjadi rumah bagi 5000 spesies di antaranya. Persebaran anggrek di Indonesia terdiri dari 986 spesies di pulau Jawam 971 di pulau Sumatera, 113 spesies di Maluku, serta sisanya tersebar di pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua. Salah satu spesies langka yang menawarkan keindahan yakni Anggrek Hitam. 

Anggrek hitam atau nama latinnya Coelogyne pandurata merupakan salah satu spesies anggrek yang hidup di Kalimantan. Saat ini habitat aslinya terus menerus mengalami penyusutan jumlah yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. 

Anggrek Hitam adalah salah satu spesies anggrek yang dilindungi di Indonesia dan saat ini terancam punah. Meski flora yang identik dengan Kalimantan, tetapi jenis anggrek ini masih bisa kita temukan di pulau lain macam Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Mindanao, serta Pulau Samar Filipina.

Mengapa dinamakan anggrek hitam?

Dinamakan anggrek hitam bukan berarti semua warna batang, daun, hingga bunganya berwarna hitam. Melainkan tumbuhan khas borneo ini memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Jumlah bunga dalam tiap tandan antara 1 hingga 14 kuntum atau lebih. 

Garis tengah tiap bunga sekitar 10 cm. Daun kelopak berbentuk lanset, melancip, berwarna hijau muda, panjang 5 sampai 6 cm, lebar 2 sampai 3 cm. Daun mahkotanya berbentuk lanset melancip berwarna hijau muda bibir menyerupai biola, tengahnya ada 1 alur, pinggirnya mengeriting, berwarna hitam kelam atau coklat tua.

Daun anggrek hitam berbentuk lonjong berwarna hijau, panjang sekitar 40 hingga 50 cm dan lebar antara 2 sampai 10 cm. Sedangkan buahnya berbentuk jorong dengan panjang sekitar 7 cm dan lebar antara 2 sampai 3 cm. Dari keseluruhan jumlah bunga, terkadang tak semua yang menjadi buah dalam prosesnya pertumbuhannya.

Anggrek hitam mengeluarkan bau harum yang semerbak dan ini membedakannya dengan anggrek jenis lain. Tanaman ini mekar di bulan Maret sampau Juni. Anggrek hitam juga tergolong ke dalam jenis tumbuhan epifit atau tumbuhan yang menumpang dengan tumbuhan lain yang lebih besar untuk dapat bertahan hidup. Biasanya, anggrek langka ini menempel pada pohon tua besar yang letaknya di hutan lebat atau daerah dekat sungai dan pantai.

Apa yang unik dari Anggrek Hitam?

Selain dari aroma wangi yang semerbak, tanaman bunga ini juga memiliki keunikan lainnya. Anggrek hitam ini memiliki keunikan di bagian lidah bunganya. Anggrek hitam merupakan pembawa sifat hitam yang langka, warna hitam ini menjadi sumber pembawa sifat warna hitam yang dibutuhkan oleh para ilmuaan untuk menghasilkan silangan baru dengan beragam warna bunga menarik lainnya.  

Secara kesluruhan  penampilan bunga ini juga menarik. Umbinya yang berwarna hijau terang dan mempunyai permukaan umbi yang mengkilat sangat menarik untuk dipandang mata, di setiap um inya tumbuh dua belah helai daun yang kaku dan berbentuk seperti pembungkus mayang kelapa, perpaduan bentuk umbi dan dua helai daun pada ujungnya mirip seperti seekor ikan.

Tangkai bunga yang menjuntai ke bawah dengan susunan yang teratur membuat penampilan visual anggrek menciptakan kesan istimewa saat pertama kali kita melihatnya secara langsung. 

Wajari tanaman ini menjadi salah satu tanaman yang paling dicari dan diburu oleh para kolektor bunga termsuk ibu-ibu di daerah tempat tinggal kita. Karena memang jika ditanam di depan rumah sebagai tanaman hias akan mempercantik tampilan pekarangan rumah serta dapat memanjakan mata siapapun orang yang lewat. 

Itulah yang menjadi sebab mengapa saat ini plasma nutfah anggrek hitam kian menurun dan keberadaan tanaman khas kalimantan ini semakin hari semakin langka.

Fakta Unik lainnya tentang Anggrek Hitam

Anggrek hitam menjadi tanaman unik dnmenjadi satu-satunya di dunia. Tak dapat dipungkiri, saat melihat tanaman ini keindahannya akan langsung memanjakan dan memukau mata. Maka tak jarang banyak orang jatuh hati jika melihat tanaman langka yang satu ini. 

Tanaman ini memang hanya berada di Indonesia. Bahkan untuk mendapatkannya, kita tak bisa melaluinya dengan proses yang gampang. Kita harus siap mengunjungi daerah pedalaman untuk bertemu dengan warga lokal yang biasanya tahu di mana tempat tanaman ini tumbuh dan pada waktu kapan tumbuhan ini dapat dijumpai. 

Selain itu, alasan yang menjadi sebab mengapa tumbuhan ini kian langka yakni perkembangbiakkannya yang memang tak mudah. Kita perlu memerlukan perawatan khusus dan penanganan yang optimal jika ingin membudidadayakan tanaman ini di pekarangan rumah. Harganya juga tak main-main, untuk satu tumbuhan dengan ukuran tertentu bisa dihargai belasan, puluhan, hingga ratusan juta.

Selain itu, anggrek hitam juga memiliki keunikan lain yakni sebagai obat dari beberapa penyakit. Misalnya seperti obat anti diare, obat maag, mengatasi rasa mual, hingga dapat digunakan sebagai obat untuk menghentikan pendarahan pada rahim. Pada hakikatnya, setiap tanaman memang memilik keunikan dan kekhasannya masing-masing. 

Anggrek hitam senantiasa menawarkan keindahan dan kesan mewah saat pertama kali kita melihatnya. Namun siapa sangka keberadaannya saat ini kian sulit dijumpai. 

Di tempat saya, di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Terdapat sebuah taman konservasi yang khusus menjaga habitagt asli tanaman anggrek hitam nama tempatnya adalah Kresik Luwai.

Mari kita sama-sama menjaga segala kekayaan alam khas Ibu Pertiwi agar nantinya dapat dinikmati kembali oleh generasi muda anak dan cucu kita di masa depan.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun