Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Anak-Anak Saat Ini Kerap Menyepelekan Sejarah Indonesia?

26 Mei 2023   12:00 Diperbarui: 26 Mei 2023   12:01 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.brilio.net/wow/10-foto-sejarah-revolusi-indonesia-yang-sempat-disimpan-belanda-160828u.html)

(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210727111706-269-672664/4-sudut-bersejarah-korea-selatan-yang-menginspirasi-bts)
(https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210727111706-269-672664/4-sudut-bersejarah-korea-selatan-yang-menginspirasi-bts)

Berkembangnya budaya Korea di Indonesia merupakan salah satu dampak dari arus globalisasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa globalisasi dapat memperluas pengaruh kebudayaan suatu bangsa ke seluruh penjuru dunia dengan mudah tanpa halangan yang berarti.

Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran dunia baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum masehi, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. 

 Lebih ringkas, masuknya budaya Korea memang tak hanya dibawa semerta-merta melalui perpindahan budaya atau nilai edukasi yang didapatkan. Lebih dari itu, penyebaran budaya negeri gingseng tersebut saat ini dominan dipengaruhi oleh kemudahan mengaksesnya dari banyak media sosial. Para remaja sudah kadung menggandrungi beberapa artis atu figuran Korea yang memang memiliki paras tampan. Selain itu, popularitas juga menjadi alasan mengapa budaya negara mereka sangat diterima oleh anak-anak Indonesia baik usia remaja maupun di bawahnya. 

Imbasnya, anak-anak jadi tak terlalu suka dengan tayangan-tayangan berbau sejarah. Contoh nyata saja, anak-anak lebih memilih menonton konser Blackpink berjam-jam sambil berdesak-desakkan, ketimbang menonton tayangan film peringatan G30SPKI di rumah bersama keluarga.

3. Kurangnya Edukasi

(https://www.detik.com/jabar/berita/d-6208271/edukasi-adalah-pengertian-tujuan-manfaat-dan-jenis-jenisnya)
(https://www.detik.com/jabar/berita/d-6208271/edukasi-adalah-pengertian-tujuan-manfaat-dan-jenis-jenisnya)

Pendidikan atau edukasi memang menjadi hal yang harusnya terus digaungkan tak terkecuali dalam aspek sejarah sekalipun. Anak-anak kerap tak memiliki pondasi kuat dalam pengetahuan sejarah bangsa Indonesia. Mereka kerap hanya sekilas dan sepintas membaca tentang sejarah Indonesia tanpa memaknai apa esensi yang terkandung di dalam pelajaran sejarah tersebut. 

Belum lagi, pengawasan dan monitoring dari guru dalam menciptakan pembelajaran sejarah yang kreatif dan eksploratif membuat nilai-nilai sejarah tersebut justru tak sampai ke anak-anak. Anak-anak jadi bertanya sembari berpikir apa pentingnya memelajari sejarah hidup dari seorang Mohammad Hatta, apa faedahnya memahami biografi dari seorang Haji Agus Salim, atau apa manfaat menggali nilai hidup dari perjalanan singkat seorang Taufiq Abdullah.

Pada dasarnya, nilai sejarah menjadi sebuah pengingat dan pemisah antara masa dahulu dengan masa sekarang. Tak mungkin kita bisa bersatu dan menjadi bangsa yang kuat jika para pahlawan dan masyarakat zaman penjajah tidak lebih kuat dalam melawan penjajah bangsa lain. Semoga, anak-anak Indonesia dapat lebih melek terhadap sejarah bangsa Indonesia agar ke depan kita dapat lebih berharga di mata dunia Internasional sebagai bangsa yang besar.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun