Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peliknya Perilaku "Amoral" di Sekolah-Sekolah Perkotaan, Apa Penyebabnya?

7 April 2023   18:00 Diperbarui: 7 April 2023   17:56 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://sman3wng.sch.id/dampak-handphone-pada-pelajar)

Pernahkah anda bertanya dalam diri anda tentang "Apa sebenarnya tujuan pendidikan kita di masa depan?", jawabannya tentu mengacu pada tujuan dasar dari konsep pendidikan yang telah disusun sejak puluhan tahun yang lalu yakni negara menginginkan terciptanya generasi muda yang merdeka dalam belajar, berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dan yang terpenting mampu membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik di masa depan.

Tak salah memang jika hal tersebut kita tanyakan atau diskusikan sekarang, namun yang menjadi masalah. Tepatkah tujuan tersebut kita gaungkan berdasarkan potret keadaan situasi pendidikan dan peserta didik kita saat ini? Sulit sebenarnya bagi kita untuk tidak mengakui bahwa perkembangan dan pengembangan kualitas pendidikan kita saat ini tengah mengalami gradasi dari segi kualitas. Kemudian, kita sering melihat banyak fenomena pelik yang terjadi di lingkungan peserta didik. Mulai dari isu-isu kriminal meliputi kasus-kasus asusila, merokok di lingkungan kelas, tawuran, hingga perilaku-perilaku amoral lainnya. 

Perlu diketahui bahwa secara umum, perilaku amoral merupakan suatu perbuatan atau perilaku yang  tidak bermoral dan dilakukan oleh seseorang karena mempunyai pengetahuan minim, mempunyai kelainan, atau bahkan masih di bawah umur. 

Dalam lingkup pendidikan, selaku guru tentu kita tak menginginkan kegiatan amoral tersebut terjadi dan dialami oleh para peserta didik kita di sekolah. Lebih dari itu, perlu adanya pendampingan dan evaluasi dari banyak pihak agar ke depan proses pendidikan di Indonesia dapat lebih baik dan semakin berkualitas baik dari sisi prestasi maupun kualitas adab dan akhlak.

Lalu, apa sajakah perilaku-perilaku amoral yang kerap terjadi di lingkungan peserta didik saat ini?

Risak / Pembullyian

Risak atau pembullyian memang telah menjadi fenomena lumrah yang seakan membudaya di lingkungan sekolah. Ini seakan menjadi pekerjaan rumah dan perhatian dari seluruh pihak tentang bagaimana menekan perilaku pembullyian agar tak marak terjadi di lingkungan peserta didik. Secara umum, bullying adalah suatu tindakan penindasan, kekerasan, ancaman, atau paksaan terhadap orang lain, yang menyebabkan korban menjadi malas, takut, atau selalu mengalami intimidasi saat berada di circle atau lingkungannya. Latar belakang terjadinya perilaku pembullyian ini biasanya disebabkan oleh banyak hal, mulai dari ekonomi, fisik, sosial, agama, ras, etnis, hingga status keluarga. 

Sudah sepatutnya guru bekerja sama dengan seluruh pihak sekolah untuk menekan dan mengurangi terjadinya peristiwa pembullyan yang terjadi di lingkungan sekolah. Dengan kerja sama dan koordinasi yang optimal antar berbagai stake holder, maka tujuan dari pendidikan akan tercapai dan lingkungan sekolah akan tercipta ramah anak dan bebas dari perilaku pembullyian.

Sex Bebas dan Fenomena Open BO

Fenomena kenakalan remaja di lingkungan sekolah selanjutnya, yakni maraknya perbuatan asusila dan fenomena open B.O di kalangan remaja. Masih ingatkah anda dengan kasus ratusan siswa di Ponorogo yang hamil di luar nikah beberapa tempo lalu? Dari latar belakang permasalahan tersebut, dapat kita simpulkan secara garis besar bahwa ada yang tidak beres dari pengelolaan dan pembinaan adab serta moral remaja di lingkungannya. Tak cukup sampai di situ, fenomena lainnya yang muncul yakni maraknya perilaku open B.O melalui aplikasi-aplikasi yang seperti michat dan lain sebagainya. 

Perlunya sinergitas dan peningkatan dalam hal pembinaan adab dan moral peserta didik di sekolah terkait pemahaman hal agama menjadi suatu keharusan yang mesti dilakukan oleh berbagai pihak. Kita tak bisa dengan sewajarnya melakukan pembiaran baik dari orang tua maupun guru di sekolah khususnya dalam memberikan pengawasan dan pembatasan kepada anak dalam hal penggunaan gadget baik di rumah maupun di sekolah. Agar segala hal negatif dari penggunaan gadget tak berdampak buruk bagi perilaku peserta didik.

Kurang respect terhadap guru

Pernahkah anda memperhatikan dengan seksama jika saat ini, murid kerap acuh dan menganggap jika bertegur sapa dengan guru di sekolah adalah hal yang tak terlalu penting? Padahal, jika tegur sapa atau interaksi antara murid dan guru dapat terjalin dan terjaga dengan baik bukan tidak mungkin kualitas pendidikan dan pembinaan moral serta adab hingga transfer ilmu dapat berjalan sesuai dengan harapan. 

Sering kita mendapati murid saat ini seakan enggan untuk menegur atau bahkan berjabat tangan dengan guru ketika di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Ini menjadi sebuah perhatian bersama tentang bagaimana pembinaan adab dapat terjadi sebagaimana mestinya. Karena pada dasarnya, kualitas adab menjadi faktor utama dari keberhasilan sistem pendidikan yang diterapkan di suatu negara khususnya sekolah-sekolah di Indonesia.

Merokok dan obat-obatan terlarang

Perilaku amoral yang kerap terjadi dan ditemui di sekolah perkotaan ialah merokok dan konsumsi obat-obatan. Tak jarang kita kerap mendapati ada siswa yang kedapatan merokok dan mengonsumsi obat-obatan terlarang di luar lingkungan sekolah. Bahkan, tak jarang ada beberapa sekolah yang terkesan abai dan tak memberikan sangsi tegas kepada siswanya yang kedapatan mengonsumsi rokok di sekolah. Ini tentu dapat berdampak buruk bagi si anak ke depan, karena pada dasarnya kita sebagai guru maupun orang tua perlu mengawasi dan  memberikan perhatian lebih terkait lingkungan pertemanan anak agar si anak tak terjerumus dalam hal-hal negatif.

Dari uraian tersebut, dapat kita pahami jika beragam perilaku amoral yang sering kita jumpai di kalangan peserta didik maupun remaja di luar lingkungan sekolah disebabkan banyak faktor mulai dari kurangnya pemahaman terkait ilmu agama, kurangnya pengawasan dari orang tua dan guru di sekolah, pengaruh lingkungan pertemanan, hingga keinginan untuk mencoba hal-hal negatif tersebut. Semoga generasi muda yakni pelajar Indonesia dapat lebih baik di masa depan dan tentunya terhindar dari perilaku negatif demi terwujudnya masa depan Indonesia yang lebih baik.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun