Perlunya sinergitas dan peningkatan dalam hal pembinaan adab dan moral peserta didik di sekolah terkait pemahaman hal agama menjadi suatu keharusan yang mesti dilakukan oleh berbagai pihak. Kita tak bisa dengan sewajarnya melakukan pembiaran baik dari orang tua maupun guru di sekolah khususnya dalam memberikan pengawasan dan pembatasan kepada anak dalam hal penggunaan gadget baik di rumah maupun di sekolah. Agar segala hal negatif dari penggunaan gadget tak berdampak buruk bagi perilaku peserta didik.
Kurang respect terhadap guru
Pernahkah anda memperhatikan dengan seksama jika saat ini, murid kerap acuh dan menganggap jika bertegur sapa dengan guru di sekolah adalah hal yang tak terlalu penting? Padahal, jika tegur sapa atau interaksi antara murid dan guru dapat terjalin dan terjaga dengan baik bukan tidak mungkin kualitas pendidikan dan pembinaan moral serta adab hingga transfer ilmu dapat berjalan sesuai dengan harapan.Â
Sering kita mendapati murid saat ini seakan enggan untuk menegur atau bahkan berjabat tangan dengan guru ketika di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Ini menjadi sebuah perhatian bersama tentang bagaimana pembinaan adab dapat terjadi sebagaimana mestinya. Karena pada dasarnya, kualitas adab menjadi faktor utama dari keberhasilan sistem pendidikan yang diterapkan di suatu negara khususnya sekolah-sekolah di Indonesia.
Merokok dan obat-obatan terlarang
Perilaku amoral yang kerap terjadi dan ditemui di sekolah perkotaan ialah merokok dan konsumsi obat-obatan. Tak jarang kita kerap mendapati ada siswa yang kedapatan merokok dan mengonsumsi obat-obatan terlarang di luar lingkungan sekolah. Bahkan, tak jarang ada beberapa sekolah yang terkesan abai dan tak memberikan sangsi tegas kepada siswanya yang kedapatan mengonsumsi rokok di sekolah. Ini tentu dapat berdampak buruk bagi si anak ke depan, karena pada dasarnya kita sebagai guru maupun orang tua perlu mengawasi dan  memberikan perhatian lebih terkait lingkungan pertemanan anak agar si anak tak terjerumus dalam hal-hal negatif.
Dari uraian tersebut, dapat kita pahami jika beragam perilaku amoral yang sering kita jumpai di kalangan peserta didik maupun remaja di luar lingkungan sekolah disebabkan banyak faktor mulai dari kurangnya pemahaman terkait ilmu agama, kurangnya pengawasan dari orang tua dan guru di sekolah, pengaruh lingkungan pertemanan, hingga keinginan untuk mencoba hal-hal negatif tersebut. Semoga generasi muda yakni pelajar Indonesia dapat lebih baik di masa depan dan tentunya terhindar dari perilaku negatif demi terwujudnya masa depan Indonesia yang lebih baik.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H