Mohon tunggu...
Ardiazani RusnaTriama
Ardiazani RusnaTriama Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

✨

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Taare Zameen Par"-Aku Akan Selalu Ada Untukmu!

28 Maret 2019   18:27 Diperbarui: 28 Maret 2019   19:35 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez


"Every Child is Special". Ya! setiap anak itu spesial. Setiap anak itu anugerah dari Allah SWT yang diamanahkan kepada seluruh orangtua di dunia ini (Ayah dan Ibu).  Tidak ada anak yang bodoh, nakal, dungu, malas, keterbelakangan mental, abnormal ataupun yang lain. Hanya saja setiap anak memiliki karakter yang spesial, bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. 

Ya, dia adalah Ishan! Anak laki laki berumur 8-9 tahun, pemeran utama dalam film "Taare Zameen Par". Ishan adalah seorang anak yang memiliki gangguan belajar disebut dengan Dyslexia. Sebuah gangguan dimana seseorang tidak bisa membaca dan menulis. Dimana anak-anak normal pada seusia itu telah membaca dan menulis dengan baik dan benar. Tetapi Ishan berbeda dengan anak-anak lainnya.

Walaupun sulit tetapi Ishan terus dan tetap mencoba. Dia tidak ingat kalau setelah huruf x adalah y, d menurutnya sama layaknya seperti huruf b, kata-kata dan angka adalah musuhnya, jika ia melihat huruf dan angka-angka, seakan-akan mereka sedang menari, menakuti, meyiksa, belajar melelahkan bagi dia, tapi siapa yang mau berbagi kesengsaraan dengan dia? 

Otaknya penuh, tidak masuk akal, buku masih menjadi musuhnya, membaca dan menulis layaknya hukuman bagi dia, kadang tulisan Inggrisnya mirip dengan tulisan Rusian (alias tidak bisa dibaca), alfabet menari-nari seperti disko. 

Semua yang dilakukan Ishan selalu menuai kegagalan, tidak naik kelas, selalu dimarahi orangtua dan guru, dia tidak becus dalam segala mata pelajaran di sekolah. Bahkan kepala sekolahnya sendiri menganggap dia mempunyai kelainan khusus (abnormal) sehingga dia membutuhkan penanganan yaitu menyekolahkannya pada sekolah khusus.

Sampai orangtuanya sangat frustasi, Ishan dikirm ke sekolah asrama, sempat Ishan menolak, menangis dan berfikir seberapa buruknya dia sampai-sampai dibuang oleh orangtuanya sendiri ke tempat yang asing? Ishan mengira bahwa orangtuanya mengirimnya ke sekolah asrama adalah untuk menghukumnya, memberi efek jera agar dia bisa disiplin dan dapat berubah. 

Perjuangan Ishan tidak hanya sampai disitu, dia tetap diuji oleh mata pelajaran yang membuatnya semakin frustasi, guru-guru tidak ada yang respect terhadap Ishan, menganggap bahwa dia adalah anak yang idiot, gila, pemalas, dungu, segala sifat jelek yang ada itu adalah Ishan. Tak sadar bahwa hal itu membuat Ishan semakin hancur berkeping-keping, baik kepercayaan dirinya yang telah hancur, sifat pemberontaknya hilang. 

Di sisi Ishan adalah anak yang istimewa, dia memiliki bakat melukis menyaingi teman-teman seusianya, Ishan pun menjadi berhenti melukis. Tidak menjadi sembuh akan kebiasaan buruknya, tetapi makin memperparah, bahkan menjatuhkan  mentalnya.

Sampai pada akhirnya datang laki-laki bernama Ram, seorang guru seni, guru yang berjasa terhadap perubahan drastis sikap dan gangguan belajar pada Ishan menjadi semakin baik. Di saat semua guru menyerah akan apa yang terjadi pada Ishan, lalu apa yang dilakukan guru seni ini? Jawabannya adalah hubungan teuraptik.

Hubungan terapeutik adalah proses hubungan antara klien dan konselor yang mempunyai nilai-nilai penyembuhan dan akhirnya dapat mencapai tujuan konseling. Dalam hubungan tersebut klien merasa dihargai, diterima dan diarahkan. Dalam hubungan tersebut klien dapat meredakan ketegangan (katarsis), mengekspresikan perasaan dan pikiran, mengurangi beban psikologis bahkan menghilangkan sama sekali.

Ya! itu yang terjadi antara Ram seorang guru seni dan Ishan, seorang anak yang mempunyai gangguan Dyslexia. Ram adalah guru yang dapat memahami setiap sifat anak muridnya, termasuk Ishan yang menjadi perhatian utamanya. 

Ram tertarik dengan kehidupan Ishan, mempelajari gaya belajarnya, mengapa ia bisa menjadi seperti itu? Apa yang salah? Ram takut Ishan akan tenggelam. Mendatangi rumah Ishan dan menanyakan kepada orangtuanya bagaimana sosok Ishan sebenarnya adalah strategi yang dilakukan Ram. 

Ram memahami bahwa orangtuanya sangat terobsesi pada kompetisi bersaing, dimana setiap orang harus menjadi juara dan pemenangnya, memaksa anaknya menanggung beban ambisi menjadi seorang juara, itulah yang dirasakan Ishan. Ram menegaskan bahwa setiap anak mempunyai kemampuan dan bakat yang berbeda, Ishan memiliki cara berpikir dan mimpi yang unik, dia memiliki kemampuan melukis yang hebat jauh dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.

Ikhlas, berempati dan bersimpati, kehangatan, jujur, dan bertanggung jawab itu adalah karakteristik dari hubungan teurapetik yang telah diimplementasikan oleh Ram seorang guru seni. Mencoba memasuki dunianya, Ram mencoba mengisahkan kisah Ishan dihadapan kelas, dan Ishan merasa ketakutan apa yang akan terjadi selanjutnya. 

Ternyata apa yang dikisahkan oleh Ram adalah Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Thomas Alva Edison. Yaitu sesosok tokoh yang menghebohkan dunia dengan penemuannya, lelaki hebat, jenius, brilian, yang juga tidak bisa membaca dan menulis sama seperti Ishan. 

Itulah motivasi yang diberikan oleh Ram, tidak hanya memberi motivasi, Ram juga mengajari Ishan membaca dan menulis sedikit demi sedikit sampai terjadi perubahan yang drastis oleh Ishan. Sampai akhirnya Ishan menjadi pemenang juara I lomba melukis, menyaingi guru-gurunya, mendapatkan nilai raport yang memuaskan dan membuat orangtua bangga dengannya. 

Apa yang ditanamkan Ram adalah bahwa kepedulian, sebuah empati dan simpati dapat mengobati luka, pelukan, ciuman, ucapan kasih sayang pada seorang anak itu sangat penting, tak peduli dimana kegagalan menghampirimu sebagai orangtua, guru, maupun seorang teman, kita harus selalu ada untuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun