ARDIAS LINTANG ANGGRAENI/ 191241066 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat menyebabkan demam akut. DBD adalah salah satu gejala dari infeksi virus dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes sp. Tanda-tanda penyakit DBD meliputi demam tiba-tiba selama 2-7 hari tanpa penyebab jelas, kelemahan/lesu, gelisah, nyeri pada hulu hati, pendarahan kulit seperti petechiae, purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegali, trombositopenia, Penurunan kesadaran atau renjatan (Arsin, 2013) Tidak semua orang yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan gejala DBD yang parah.Â
Terdapat individu yang hanya mengalami demam ringan dan akan sembuh tanpa perawatan, bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala penyakit sama sekali (asimtomatik). Sebagian pasien hanya mengalami demam dengue tanpa kebocoran plasma dan fatalitas (Kemenkes, 2017). Di Indonesia DBD pertama kali dijumpai di Surabaya pada tahun 1968, dan konfirmasi pastinya pada tahun 1970.Â
Penularan penyakit DBD disebabkan oleh interaksi tiga faktor, yaitu yang pertama adalah faktor pejamu yang target penyakitnya adalah inang dan biasanya yang rentan tertular adalah manusia. Lalu, ada faktor penyebar dan penyebab penyakit, yang dalam hal ini virus DEN 1-4 merupakan agen penyebab penyakit dan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus berperan sebagai vektor penyebar penyakit DBD.Â
Lalu yang terakhir ada faktor lingkungan yakni lingkungan yang dianggap sebagai lingkungan yang rentan terjadi kontak penularan DBD. Anak-anak lebih rentan terkena DBD dibandingkan kelompokum usia lain dikarenakan faktor imunitas atau kekebalan yang relative lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Nyamuk Aedes aegypti bersifat diurnal yang artinya bahwa aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan DBD dilakukan nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang menghisap darah. nyamuk Aedes aegypti betina merupakan vector penyakit DBD yang paling efektif dan utama. Hal ini karena sifatnya yang suka berdekatan dengan manusia dan lebih suka menyukai darah manusia dibandingkan darah hewan. Nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah.Â
Oleh karena itu, anak-anak rentan terkena DBD karena aktivitas anak-anak yang cenderung di luar, di tempat-tempat kotor yang banyak nyamuk bersarang di sana. Ada beberapa upaya dan strategi untuk menghadapi DBD diantaranya adalah dengan pencegahan dan edukasi. Program yang dapat dilakukan diantaranya ada kampanye kesadaran yaitu dengan mendidik masyarakat tentang penyebab, gejala, dan pencegahan DBD, termasuk cara mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus. Lalu selanjutnya dengan pengendalian sarang nyamuk, yaitu dengan mendorong masyarakat untuk menghilangkan tempat berkembangbiakan nyamuk seperti genangan air, menggunakan obat nyamuk, dan memasang kelambu atau jaring nyamuk.Â
Selanjutnya adalah deteksi dini dan pengobatan. Yaitu dengan pemantauan gejala DBD, yaitu mengajarkan masyarakat untuk mengenali gejala awal DBD dan segera mencari perawatan medis jika mengalami demam tinggi, nyeri sendi, atau ruam kulit. Lalu dengan melakukan manajemen kasus, dengan menyediakan perawatan medis yang tepat, seperti hidrasi yang cukup, pengobatan simptomatik, dan pemantauan ketat untuk kasus-kasus berat yang memerlukan perawatan intensif.
KATA KUNCI : Nyamuk, Bahaya, Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar, Genis. (2008). Yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang DemamÂ
Berdarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka.
Kemenkes.2022. Demam Berdarah Dengue.Â
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=demam+b
erdarah+dengue&oq [online]. (diakses tanggal 12 September 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H