Mohon tunggu...
Yuni Ardi
Yuni Ardi Mohon Tunggu... -

Dari mata ku melihat, dari mulut ku bicara, dari telinga ku mendengar, dan dari tangan ku merangkai kata, merajut kalimat, membuatnya menjadi lebih berarti bagi diriku dan buat dunia. www.ardi-ardo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bila Jawa Menjadi Pedas

23 Maret 2011   08:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:31 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ngejingkrak”…sebuah kata yang memang “nyeleneh”, tapi sepertinya pas buat mendeskripsikan menu Warung Mbah Jingkrak yang identik dengan pedas. Coba saja Ayam Rambut Setan yang pedasnya serasa tak hilang di lidah. Pertama kali menginjakkan kaki di restoran yang berlokasi di bilangan Jalan Pesanggrahan, Puri Indah ini, kita akan disambut seorang mbah (nenek-nenek) yang juga berakting nyeleneh. Dengan rambut diikat dan baju luriknya, nenek bergigi satu dengan terompah kayunya ini berdiri sambil joget dengan satu kaki diangkat. Menurut Manager Warung Mbah Jingkrak Pesanggrahan, M Saleh, ikon nenek-nenek itu menggambarkan rasa pedas yang ditampilkan menu Mbah Jingkrak. “Itu ekspresi kepedasan yang rasanya sampai bikin ngejingkrak,” jelasnya. Bila masuk lebih dalam lagi, kita akan merasakan atmosfir Jawa Tengah yang kental. Suara gending Jawa, sentuhan interior yang khas, dan furnitur klasik, membalut suasana ruang makan yang sengaja dibuat homis (serasa makan di rumah). Konsep masakan “warung” yang berdiri pertama kali di Semarang pada 2005 ini, memang sengaja dibuat ala rumahan. Ratusan menu dengan cita rasa tradisional tersedia di Warung Mbah Jingkrak. Bukan hanya cita rasa, cara memasaknya pun diterapkan dengan cara tradisional. Malahan menurut Saleh, bahan dan pembuatan resep masakan juga masih dengan cara tradisional. Begitu juga dengan penyajian makanan yang ditempatkan dalam piring gerabah atau sayur yang ditaruh dalam anglo. Melihatnya, serasa ingin cepat-cepat mencicipi semua yang tersedia. Masakan Jowo Buang jauh-jauh tentang masakan Jawa yang katanya dominan manis. Pasalnya, rata-rata masakan Warung Mbah Jingkrak identik dengan rasa pedas. Coba saja menu Ayam Rambut Setan yang dari namanya saja sudah cukup “menyeramkan”. Ayam Rambut Setan tidak lain adalah ayam goreng yang sebelum dimasak diungkep terlebih dulu. Selain bumbu masak tertentu, dalam menu ini dicampurkan daun bawang, kemangi, daun jeruk, bawang putih, dan cabe rawit merah. Ayam yang digunakan ayam pejantan dengan pilihan bagian dada atau paha. Setelah digoreng, potongan ayam baru akan dicampurkan dengan bumbu masak di atas. Jadi, dalam tampilan di meja makan, semuanya akan disertakan. Sehingga rasanya pun tidak hanya sekedar ayam goreng biasa. Tampilan di meja makan, cukup menggiurkan. Potongan daging ayam hampir tertutupi oleh batang daun bawang, daun kemangi, dan cabe rawit merah. Daging ayamnya pun cukup empuk dan bumbunya terasa pas. Hanya saja, rasa pedasnya yang “kelewatan”. Bila menikmati Ayam Rambut Setan, rasa pedasnya seperti tak mau hilang dari mulut. Inginnya “ngejingkrak” seperti Mbah Jingkrak yang ada di depan pintu masuk. Ayam Rambut Setan seharga Rp 15.000 ini, merupakan menu andalan Warung Mbah Jingkrak. Setiap harinya, cukup banyak yang ingin menikmati menu tersebut. Namun, sesuai dengan konsepnya sebagai spesialis masakan Jawa, Mbah Jingkrak juga tetap menyajikan menu-menu khas Jawa. “Rasa pedas seperti yang bisa dirasakan pada Ayam Rambut Setan hanya adaptasi terhadap lidah masyarakat yang ada di Jakarta. Sekaligus menjadi ciri khas Warung Mbah Jingkrak yang menawarkan masakan Jawa dengan perbedaan. Masakan dengan dominan rasa manis, tetap kami sediakan,” ujar Saleh. Kemudian, kalau ditanya mengenai kenapa ada beberapa nama menu masakan yang berbau horor seperti Teri Buto Ijo, Tempe Setan, Ayam Wewe, atau Sambal Iblis. Menurut Saleh, itu cuma nama saja, tidak ada alasan lain. Hanya biar gampang dikenal dan bisa ngetrend. Warung Mbah Jingkrak menyediakan berbagai masakan dengan kategori menu sapi, ikan, oseng, telor, ayam, sayur, tempe, dan aneka sambal. Semuanya disajikan ala prasmanan yang bisa diambil sendiri. Jenis nasinya sendiri ada dua pilihan, nasi putih dan nasi merah. Ayam Wewe dan Ayam Kaul Berbeda dengan Ayam Rambut Setan, Ayam Wewe rasanya tidak begitu pedas. Mungkin yang sama adalah rasa daging ayamnya. Cabe yang digunakan pun cabe hijau, tomat hijau, dan daun jeruk yang dicampurkan dalam satu porsi. Rasanya tidak jauh beda, tapi tingkat kepedasannya lebih soft dibanding Ayam Rambut Setan. Itu karena yang digunakan cabe hijau dan potongan tomat hijau. Tampilannya tetap menggiurkan. Apalagi melihat sambal cabe hijau yang membalut potongan ayam, pedasnya serasa sampai duluan di mulut sebelum kita nikmati. Kalau mau menu ayam minim rasa pedas, bisa dipilih Ayam Kaul yang dicampur dengan serundeng. Bumbu serundeng dan lembaran daun jeruk, dicampur dengan ayam goreng. Rasanya dominan manis dan hampir tidak ada rasa pedas. Sementara serundeng atau parutan kelapa goreng yang dicampurkan, memberikan petualangan rasa ayam tersendiri. Baik menu ayam atau menu lauk pauk lainnya, Mbah Jingkrak menyajikannya dengan piring “tatakan” berwarna putih dengan motif floral klasik di pinggiran piring. Cara penyajian ini terkesan tradisional dan sederhana. Terlebih bila melihat wadah nasi yang dialasi dengan lembaran daun pisang. Sambal Iblis Bagi sebagian orang, bersantap tanpa sambal rasanya seperti sayur tanpa garam. Rasa pedas memang memberikan sensasi luar biasa terhadap nafsu makan. Makanya, bagi sebagian rumah makan, kualitas sambal sangat diutamakan sebagai daya tarik pertama. Warung Mbah Jingkrak memiliki varian sambal yang luar biasa banyaknya. Ada sekitar 14 macam sambal yang bisa dipilih. Tapi, dari sekian banyak sambal tersebut, ada beberapa yang sangat digemari pelanggannya. Sebut saja Sambal Iblis, Sambal Bawang, Sambal Terasi, dan Sambal Manis. Wadah yang digunakan untuk tempat sambal, terbuat dari batu atau yang disebut cobek dengan ukuran kecil. Disajikan dengan penuh, terlihat kita tak akan kehabisan sambal. Sambal Iblis adalah sambal yang “gila” rasa pedasnya. Terbuat dari cabe rawit super pedas, bawang, tempe penyet, dan bumbu lainnya, jenis sambal ini sangat cocok buat mereka “penggila” rasa pedas. Sedikit colekan saja, rasa pedas sudah terasa di lidah. Tak lama menikmati, keringat tak terasa akan mengucur karena rasa pedasnya. Sedangkan Sambal Bawang, tidak lebih pedas dari Sambal Iblis. Cabe merah, cabe rawit hijau, bawang merah dan putih, adalah bahan baku yang dipakai dalam sambal ini. Lain lagi dengan Sambal Manis, sesuai dengan nama, rasanya dominan manis karena terbuat dari campuran cabe merah, gula, dan bawang. Minuman Horor Sebagai menu pelepas dahaga, Mbah Jingkrak memiliki sejumlah minuman yang rasanya cukup “menyeramkan”. Ada sekitar 16 jenis minuman yang bisa meredam rasa haus Anda. Tapi, sebelum memesan, jangan takut dulu dengan nama yang disandangnya. Es Kolor Ijo, Es Demit, Es Tobat, Es Demit, Es Jakem, dan Es Insyaf merupakan minuman yang banyak dipesan. Sebagian besar terbuat dari kelapa muda yang sepertinya bisa meredam rasa pedas. Dengan campuran berbagai bahan minuman seperti tape, ketan hitam, dawet, selasih, dan lain-lain, beberapa minuman di atas patut untuk dicoba. Misalnya Es Jakem (Janda Kembang), es kelapa muda dengan campuran selasih, alpukat, jelly, dan susu ini, rasanya cukup enak dengan susu dan alpukat. Paduan kelapa muda dan jelly pun semakin membuat minuman ini semakin lezat di lidah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun