Mohon tunggu...
Ardi Ardiyanto
Ardi Ardiyanto Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa Doktoral

Kompasiana sebagai sarana menyampaikan uneg-uneg

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menduga Potensi Penyebab Kecelakaan JT610 dengan Pendekatan Sistemik

2 November 2018   18:59 Diperbarui: 2 November 2018   19:25 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Seperti kita ketahui, orang India memiliki aksen Bahasa Inggris yang tebal. Oleh karena itu, ada kemungkinan masalah komunikasi bisa muncul saat percakapan berlangsung. Namun demikian, kita tidak pernah tahu apakah masalah ini benar terjadi, kecuali kita bisa mendengarkan percakapan yang terekam dalam kotak hitam.

Interkoneksi antara pemeliharaan dengan kondisi pesawat 
Selain praduga di atas, penyelidikan sebaiknya memeriksa keterkaitan antara proses pemeliharaan yang dilakukan dengan kondisi pesawat saat sebelum diterbangkan. Seperti disebutkan dalam banyak berita, sebelum digunakan sebagai pembawa penumpang pada penerbangan JT610, pesawat ini digunakan sebagai pembawa penumpang penerbangan JT43. Beberapa masalah instrumen telah dilaporkan pada penerbangan JT43 dari Denpasar ke Jakarta. 

Meskipun perwakilan Lion Air menegaskan bahwa pesawat ini telah memenuhi prosedur pemeliharaan pabrik, penyelidikan lebih lanjut harus mempertanyakan apakah ada pelanggaran prosedur perawatan yang terjadi.

Akhir kata, banyak interkoneksi di antara berbagai elemen yang berpotensi menyebabkan kecelakaan JT610. Semua interkoneksi tidak ada yang independen. Oleh karena itu, tidak ada satupun kemungkinan untuk menyalahkan ‘human error’ sebagai agen tunggal dalam kecelakaan ini.

Analisis ini tidak ditujukan untuk menyalahkan siapa pun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengambil pelajaran penting sehingga potensi kecelakaan serupa dapat diminimalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun