Jadi, dapat dikatakan perubahan iklim global akan menimbulkan masalah kompleks terhadap kondisi pertanian. Masalah lain yang paling sering dihadapi petani adalah masalah penyakit tanaman yang semakin hari semakin banyak. Masalah teknologi juga tak luput menghampiri petani.
Para petani mengolah lahan dan melakukan proses panen dengan cara-cara sederhana dan menggunakan alat-alat sederhana pula seperti membajak sawah dengan kerbau. Terkadang penggunaan alat-alat sederhana menjadikan kualitas produk pertanian menurun dan dari segi kuantitas juga ikut menurun karena ketidaktepatan penanganan pascapanen.
Peningkatan teknologi pertanian sangat diperlukan untuk menangani masalah pertanian. Peningkatan teknologi pertanian dapat meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengolahan lahan yang lebih baik, mengurangi penurunan kuantitas hasil serta meningkatkan ketepatan waktu dalam aktivitas pertanian mulai dari pengolahan lahan, pemilihan benih, perawatan, pemanenan, dan penanganan pasca panen.Â
Pada pengolahan lahan, permasalahan yang terjadi berkaitan dengan teknik konservasi tanah dan air yang diterapkan pada lahan. Pengolahan lahan yang kurang tepat akan mengurangi kesuburan tanah dan akan berakibat buruk terhadap tanaman. Peningkatan efisiensi air pada lahan sangat diperlukan setidaknya mengurangi 50% kerusakan lahan.Â
Balitbang Pertanian telah menghasilkan teknologi pengelolaan sumberdaya air seperti teknologi panen air, teknologi pemanfaatan air secara efisiensi melalui irigasi tetes di tingkat desa dengan membangun Jaringan Irigasi Tingkat Desa (JIDES) dan di tingkat usahatani dengan membangun Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mengatasi terjadinya fenomena El Nino yang berdampak dengan adanya kekeringan.
Perawatan, pemanenan, dan pengolahan pascapanen juga tidak bisa terlepas dari teknologi pertanian. Contoh pada penanganan pascapanen padi, saat ini alat pemanen padi telah berkembang dari ani-ani dan sabit menjadi alat pemotong yang disebut sabit bergerigi, reaper, reaper binder, stripper, dan combine harvester.Â
Cara perontokan padi juga telah mengalami perkembangan yaitu dengan menggunakan pedal thresher dan power thresher. Proses pengeringan padi telah dibagi menjadi tiga yaitu, tumpukan datar (Flat Bed), sirkulasi (Recirculation Batch), dan kontinyu (Continuous --Flow Dryer).
Dengan penggunaan alat-alat pertanian modern ini diharapkan pengolahan pertanian dari awal hingga pemanenan dapat meningkatkan produk pertanian yang lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas, mampu meningkatkan penyimpanan karbon di tanah karena kurangnya membajak, menciptakan tanaman yang menggunakan nitrogen lebih efisien, mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.Â
Selain itu melalui pengembangan teknologi pertanian dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan lingkungan seperti mengurangi emisi gas rumah kaca yang menimbulkan globalisasi yaitu dengan menggunakan tanaman bioteknologi yang mengurangi pemakaian bahan bakar karena kurang sering menggunakan herbisida dan insektisida.
Akan tetapi sebelum semua bisa terealisasikan apabila program pertanian modern dengan menggunakan teknologi pertanian modern tidak dimasyarakatkan maka petani akan kekurangan pemahaman dalam menggunakan dan melaksanakannya.
Pengenalan sistem pertanian yang baik pada petani sangat penting dan merupakan urgensi dari proses pertanian agar petani menyadari pelaksanaan pertanian modern sangat diperlukan dalam meningkatkan nilai mutu dan hasil pertanian.Â