Mohon tunggu...
Ardian Syam
Ardian Syam Mohon Tunggu... profesional -

Membangun ekosistem buku digital sama menyenangkannya dengan menciptakan buku untuk dibaca. Begitu pula dengan menerbitkan buku-buku digital yang akan dibaca di seluruh dunia. Bangga dengan Jentera Pustaka, AlineaTV, NulisSeru dan karya-karyanya. Silakan kontak melalui twitter: @ArdianSyam

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Self-Publishing, Publisher, Print-on-Demand, dan Pemasaran?

3 November 2014   23:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:46 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14150121671606892364

[caption id="attachment_371695" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi (Sumber: gramediapustakautama.com)"][/caption]

Saya masih sering bingung dengan orang-orang yang kesulitan membedakan self-publishing dan publisher / penerbit. Mari kita rinci untuk self-publishing seperti ini: dari asal katanya self-publishing adalah swa-terbit. Artinya semua yang dilakukan penerbit, dilakukan sendiri oleh penulis.

Jadi apa saja sih yang dilakukan penerbit? Mengedit naskah hingga dapat dinikmati oleh pembaca, melayout tampilan isi buku menjadi enak dilihat dalam versi cetak, membuat cover buku hingga menarik calon pembeli. Nah, semua itu yang harus dilakukan sendiri oleh penulis bila dia memilih opsi self-publishing.

Tapi tanpa disadari, penulis sebenarnya sedang mengikatkan diri dengan penerbitnya (dirinya sendiri). Bagaimanapun ada dua peran terpisah: penulis-penerbit. Dua peran itu saling mengikatkan diri, walaupun dua peran itu dijalankan oleh orang  yang sama. Kita ambil contoh seorang ibu yang juga bekerja. Saya ingin tanya, akankah perempuan itu memasak di kantor untuk dibawa masakannya ke rumah? Sepertinya tidak. Jadi tetap saja ada hal-hal berbeda yang tidak akan dilakukan salah satu peran ketika sedang dijalankan.

Nah, dalam pengikatan antara penulis-penerbit, maka peran Anda sebagai penerbit lah yang memilih saluran untuk menjual buku, bukan peran Anda sebagai penulis. Mungkin agak sulit dipahami beda self-publishing dengan publisher ketika kita belum pernah menerbitkan buku melalui penerbit besar seperti Agromedia, Mizan, dan yang lainnya.

Dalam perikatan penulis-penerbit, bolehkah penulis mengusulkan untuk memilih saluran penjualan lain? Tentu boleh dan berdasarkan kesepakatan dengan penerbit maka buku kita dijual di banyak saluran penjualan. Apakah penerbit hanya yang mencetak buku dalam jumlah banyak? Tidak! Nanti kita diskusikan. Apakah penerbit hanya yang menjual buku di toko-toko buku seperti toko buku Gramedia? Sekali lagi, tidak! Nanti juga akan kita diskusikan.

Lho, kok di judul diskusi kita ada kata pemasaran yang terpisah ya? Benar sekali, Anda memang jeli. Pemasaran adalah hal yang terpisah lagi. Bahkan print-on-demand pun suatu hal yang terpisah. Kita bicara print-on-demand dulu deh.

Ketika penulis memilih untuk melakukan self-publishing, dapatkah dia mencetak sekaligus banyak hingga 5.000 eksemplar sekaligus? Dapat saja, dengan konsekuensi biaya cetak untuk 5.000 eksemplar tersebut menjadi beban penulis. Itu persyaratan yang harus diikuti bila ingin mencetak dalam jumlah banyak. Lalu, bila kita memilih self-publishing, dapatkah buku yang kita terbitkan dijual di toko buku Gramedia? Tentu dapat saja, dan sekali lagi mengikuti persyaratan yang ada, yaitu yang ditetapkan oleh toko buku Gramedia.

Hubungannya dengan print-on-demand? Ya, kita bisa memilih untuk mencetak 5.000 eksemplar sekaligus, atau mencetak bila dibutuhkan (print-on-demand) dan sebanyak yang dibutuhkan saja. Dapatkah penerbit / publisher menggunakan opsi print-on-demand? Sekali lagi, tentu saja dapat. Sebagaimana penulis yang menerbitkan sendiri (self-publishing) maka penerbit (publisher) juga dapat menggunakan opsi print-on-demand.

Mari kita simpulkan sementara, self-publishing adalah ketika penulis juga menjalankan peran dan tanggung jawab penerbit (publisher). Sementara penerbit (publisher) adalah pihak yang menerbitkan buku siapa saja (bukan hanya buku karyanya sendiri). Itu berarti penerbit bisa didukung oleh tim besar personil yang mengerjakan tugas editing, layout dan cover making, tetapi juga bisa hanya beberapa orang saja. Tidak ada beda peran antara penerbit besar dengan penerbit kecil. Perannya sama: editing, layout, cover making.

Maka tidak ada bedanya juga bila satu penerbit memilih untuk berjualan di toko buku fisik sedangkan penerbit lain memilih untuk fokus pada toko buku digital, mereka sama-sama penerbit dan bukan self-publishing. Jangan dibingungkan oleh istilah, ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun