Ditulis oleh : Ardiansyah Maulana, Mahasiswa Teknik elektro Universitas Islam Sultan Agung
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.
Kabar mengejutkan datang dari Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, di mana seorang anak tega menganiaya ayah kandungnya sendiri hingga babak belur karena kesal dinasihati. Kejadian ini tidak hanya menjadi perbincangan hangat di masyarakat, tetapi juga menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap moralitas dan nilai-nilai keluarga di Indonesia.
Kronologi Kejadian
Menurut informasi, insiden tersebut terjadi di sebuah rumah sederhana di Lubuklinggau. Sang ayah, yang hanya ingin memberikan nasihat kepada anaknya terkait perilaku sehari-hari, justru mendapatkan perlakuan kasar. Dalam kondisi emosi tak terkendali, anak tersebut memukul ayahnya hingga mengalami luka serius. Warga sekitar yang mendengar keributan langsung melerai dan membawa sang ayah ke rumah sakit.
Pelanggaran Nilai Pancasila
Tindakan ini jelas melanggar nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, khususnya sila pertama, kedua, dan kelima:
1.Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa.
 Sila pertama menegaskan bahwa manusia harus memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dalam konteks ini, tindakan memukul orang tua bertentangan dengan ajaran agama yang mengajarkan penghormatan kepada kedua orang tua.
2.Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
 Perbuatan memukul ayah sendiri merupakan tindakan yang jauh dari sikap beradab. Seharusnya, sebagai anak, ia menghormati dan menjaga orang tua yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.