Mohon tunggu...
Ardiansyah Bima
Ardiansyah Bima Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STKIP AL AMIN DOMPU

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pendidikan UNDIKSHA BALI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Runtuhnya Dinasti Kekuasaan di Kabupaten Bima dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Sosial Politik

28 November 2024   15:35 Diperbarui: 28 November 2024   15:35 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab Runtuhnya dinasti atau kekuasaan pemerintahan di Kabupaten Bima dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait. Berikut adalah beberapa penyebab umum runtuhnya dinasti atau kekuasaan:

1. Kelemahan Kepemimpinan yang telah diwariskan Sebelumya: Ketika pemimpin dinasti tidak memiliki kemampuan atau kearifan dalam mengelola negara, terjadi ketidakteraturan dalam pemerintahan, atau pemimpin menjadi otoriter, maka stabilitas negara bisa terganggu. Kelemahan kepemimpinan ini sering kali menyebabkan pemberontakan atau ketidakpuasan di kalangan rakyat dan elite politik.

2. Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan: Korupsi yang meluas di kalangan pejabat tinggi atau anggota keluarga kerajaan dapat melemahkan legitimasi dinasti. Ketika sumber daya negara disalahgunakan untuk keuntungan pribadi, rakyat menjadi kecewa, yang bisa memicu ketidakstabilan sosial dan politik.

3. Perpecahan Internal: Perselisihan atau persaingan di dalam keluarga kerajaan atau kelompok elite yang berkuasa sering kali menyebabkan keretakan internal yang merusak integritas pemerintahan. Misalnya, perebutan kekuasaan di antara ahli waris atau friksi antara faksi-faksi dalam pemerintahan.

4. Konflik Eksternal: Serangan dari negara atau dinasti lain bisa melemahkan atau meruntuhkan kekuasaan suatu dinasti. Kekalahan dalam perang atau konflik eksternal sering kali mengurangi kekuatan dan legitimasi dinasti yang memerintah.

5. Ketidakpuasan Rakyat: Ketidakpuasan rakyat terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik sering kali menjadi pemicu keruntuhan dinasti. Misalnya, ketimpangan ekonomi, ketidakadilan sosial, atau kebijakan yang tidak pro-rakyat dapat memicu protes atau pemberontakan besar-besaran.

6. Alam atau Krisis Ekonomi: Bencana alam besar, kelaparan, atau krisis ekonomi yang tak tertangani dengan baik dapat memperburuk kondisi negara dan membuat dinasti kehilangan dukungan dari rakyat. Krisis ekonomi yang melanda rakyat dan elite negara bisa mengarah pada keruntuhan struktur pemerintahan.

7. Reformasi atau Perubahan Sosial: Munculnya ideologi atau gerakan baru, seperti revolusi atau reformasi sosial, yang mendesak perubahan besar dalam struktur pemerintahan bisa menggulingkan dinasti yang sudah mapan. Perubahan sosial yang mendalam dapat meruntuhkan sistem yang sudah ada, terutama ketika dinasti yang memerintah tidak dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut.

8. Penyakit atau Kematian Pemimpin: Dalam beberapa kasus, kematian atau sakitnya pemimpin utama tanpa adanya pewaris yang kuat atau penerus yang mampu mengelola kekuasaan dapat menyebabkan keruntuhan dinasti, terutama jika penggantinya tidak memiliki otoritas yang sama atau menghadapi tantangan dari pihak lain.

Secara umum, keruntuhan dinasti biasanya adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor ini, yang menciptakan ketidakstabilan yang akhirnya mengarah pada kejatuhan pemerintahan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun