Mohon tunggu...
ardian sandhi pramesti
ardian sandhi pramesti Mohon Tunggu... Dokter - residen ilmu gizi klinik FKUI

Peserta didik program pendidikan dokter spesialis Ilmu Gizi Klinik FKUI - RSCM

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Puasa Ramadan untuk Penderita Autoimun

5 Mei 2020   16:28 Diperbarui: 5 Mei 2020   16:29 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Pinterest.com)

Pola asupan makan yang direkomendasikan adalah pola makan seimbang dengan mengkonsumsi banyak ragam makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang sesuai. Porsi pola gizi seimbang dalam satu isi piring makan yaitu berisikan 1/3 piring  karbohidrat berasal dari makanan pokok, 1/6 piring protein berasal dari lauk pauk (ikan, ayam, daging, telur, kacang - kacangan), 1/2 piring berisikan sayuran serta buah - buahan, sedangkan lemak bisa berasal dari lauk pauk maupun minyak yang digunakan untuk memasak.

Omega-3 dipercaya dapat memberikan efek yang sangat bermanfaat bagi penderita penyakit autoimun dalam menurunkan tingkat peradangan dan risiko gangguan kardiovaskular. Contoh bahan makanan kaya akan omega-3 adalah ikan salmon, ikan tuna dan buah alpukat. Penderita autoimun juga harus memperhatikan asupan garam agar tidak berlebihan dikarenakan asupan berlebih sodium yang terkandung dalam garam dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi jantung. 

Asupan sodium dibatasi dengan mengkonsumsi tidak lebih dari 2300 mg sodium per hari dimana setara dengan 1 sendok teh garam dan turunkan keinginan untuk mengkonsumsi dalam jumlah sering makanan yang cenderung asin, seperti ikan asin.

Asupan sayur dan buah sangat dianjurkan pada penderita autoimun untuk memenuhi kebutuhan berbagai vitamin dan mineral. Selain itu, sayur dan buah merupakan sumber serat yang berguna untuk menurunkan kadar gula darah, kolesterol darah dan tekanan darah. Namun asupan serat yang berlebihan juga tidak dianjurkan karena dapat menganggu penyerapan zat gizi lainnya. Karenanya, pastikan takaran untuk dikonsumsi tidak berlebih ataupun kurang dengan berkonsultasi dengan dokter untuk pola makan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun