Mohon tunggu...
Ardian Nugroho
Ardian Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis dan memotret menjadi cara saya untuk berbagi kesenangan dan keindahan alam dan budaya negeri.

Blog: www.ardiannugroho.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Hilangnya Bagong dari Punakawan

21 Agustus 2017   16:08 Diperbarui: 25 Agustus 2017   10:01 6273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagong adalah anak ketiga Semar. Ia merupakan penjelmaan dari bayangan Semar.

Dalam cerita, Bagong mewakili orang-orang yang tidak bersungguh-sungguh mencari ilmu. Ia suka bertanya tapi tidak berkeinginan untuk belajar. Jika diberitahu, ia terkesan memperhatikan, tapi sebenarnya tidak mendengarkan sama sekali. Itulah alasan mengapa karakter bertubuh gempal ini tidak ditampilkan.

Bagong adalah anak ketiga Semar. Ia merupakan penjelmaan dari bayangan Semar.
Bagong adalah anak ketiga Semar. Ia merupakan penjelmaan dari bayangan Semar.
Media kritik politik sosial

Sama seperti belang harimau yang tak pernah sama, cerita wayang kulit juga mempunyai banyak sekali versi. Penambahan cerita menjadi hal yang kerap terjadi. Apalagi jika cerita tersebut hanya diturunkan dari mulut ke mulut. Segi positifnya, hal ini membuat wayang menjadi lebih kaya, baik dari segi cerita maupun dari segi tokoh. Setiap tokoh dalam wayang purwa yang dibuat memiliki filosofinya sendiri-sendiri.

Punakawan sebenarnya tidak ada dalam cerita asli Mahabarata. Mereka merupakan tokoh rekaan yang konon diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Tokoh punakawan diciptakan bukan tanpa maksud, tapi sebagai penghubung lidah dari rakyat kepada penguasa atau dari para ulama kepada masyarakat umum. Mereka digambarkan memiliki sifat yang merakyat. Dalam penampilannya, adegan gara-gara (baca: goro-goro) ucapan mereka sarat makna dan petuah, walaupun seringkali dibawakan dalam balutan canda tawa.

Bagong merupakan anak ketiga Semar. Ia adalah penjelmaan dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa. Nama Bagong berasal dari Baghaa yang berarti berontak. Ia mempunyai karakter yang suka ceplas-ceplos dalam berbicara. Kata-katanya jujur walau kadang terkesan agak lancang.

Melalui Bagong, para dalang kerap menyampaikan kritik sosial yang tak jarang membuat jengah telinga para penguasa. Tak ayal karakter bermulut dower ini pernah dengan sengaja dihilangkan pada masa pemerintahan Raja Amangkurat I di Kesultanan Mataram. Pada masa itu, pihak Belanda yang dekat dengan Raja Amangkurat I tidak suka dengan karakter Bagong atas kritik yang kerap disampaikan pada setiap pementasannya. Mereka takut jika masyarakat akan terpengaruh dengan kritik yang diutarakan oleh anak ketiga Semar. Hingga akhirnya mereka meminta karakter Bagong ditiadakan.

Hilangnya Bagong dalam wayang purwa membuat kesenian wayang kulit terpecah menjadi dua golongan, Nyai Panjang Mas yang setuju Bagong dihilangkan dan Kyai Panjang Mas yang sebaliknya. Pada masa itu Surakarta mempertahankan aliran Nyai Panjang Mas yang tidak menyertakan Bagong. Alhasil Punakawan hanya berjumlah tiga orang: Semar, Gareng dan Petruk. Bisa jadi inilah mengapa pada adegan Bambangan yang saya lihat di Museum Radyapustaka Surakarta hanya ada tiga Punakawan, tanpa menyertakan Bagong di dalamnya.

Raibnya Bagong ternyata hanya sementara. Di salah satu sumber menyebutkan bahwa kemerdekaan Indonesia selain membawa kebebasan rakyat Indonesia dari penjajah, juga membawa kembali karakter Bagong dalam wayang kulit. Ia kini sudah berkumpul kembali dengan saudara-saudaranya dan siap mengabdi pada Pandawa. Gayanya yang slengehan dan bicaranya yang ceplas-ceplos dan cenderung mengutarakan kritik sosial ternyata memang dirindukan dalam setiap adegan goro-goro. Bagaimanapun, kritik memang diperlukan sebagai penyeimbang. Mengutip kata Ali Sadikin, "Berubah atau punah? Kritikan itu biasa bagi orang yang berpikir."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun