Mohon tunggu...
ARDIAN JAYA PRASETYA
ARDIAN JAYA PRASETYA Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Desain Interior

Hallo kenalkan saya Ardian Jaya Prasetya, Selamat datang dan selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Museum dan Teknologi Augmented Reality

24 Oktober 2023   05:52 Diperbarui: 24 Oktober 2023   05:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi, 2023

Museum selalu menjadi tempat yang memukau, menggambarkan sejarah dan budaya melalui koleksi benda-benda bersejarah. Namun, bagi beberapa pengunjung, mengenali dan memahami benda-benda tersebut bisa menjadi tantangan. Di sinilah teknologi Augmented Reality (AR) tampil sebagai solusi canggih yang mampu meningkatkan pengalaman di museum, terutama dalam hal memudahkan pengunjung mengenali benda dan memberikan konteks sejarah yang mendalam. 

Salah satu aplikasi utama AR di museum adalah memudahkan pengunjung untuk mengenali dan memahami benda-benda di koleksi museum. Ketika pengunjung memasuki museum yang telah dilengkapi dengan teknologi AR, mereka dapat mengarahkan smartphone atau tablet mereka ke benda-benda di sekitarnya, dan secara ajaib, informasi rinci tentang benda tersebut akan muncul di layar perangkat mereka. Informasi ini mencakup deskripsi detail, konteks sejarah, dan terkadang rekonstruksi visual tentang bagaimana benda tersebut digunakan di masa lalu. Pengalaman ini membuat pengunjung, terutama yang kurang memiliki pengetahuan sejarah, lebih terlibat dan teredukasi tentang koleksi museum.

Penggunaan AR juga memungkinkan pengunjung untuk "menyelami" sejarah benda-benda tersebut. Sebagai contoh, saat pengunjung mengarahkan perangkat AR mereka ke senjata bersejarah, teknologi AR dapat menampilkan rekonstruksi digital yang menunjukkan bagaimana senjata tersebut digunakan dalam pertempuran kuno. Hal ini memberikan dimensi tambahan dalam pemahaman tentang sejarah dan memberikan pengalaman yang interaktif dan menarik bagi pengunjung. 

Pentingnya AR di museum juga terlihat dalam cara teknologi ini memberikan penjelasan mendalam tentang koleksi museum. Pengunjung tidak hanya mendapatkan informasi dasar, tetapi juga bisa mengakses cerita mendalam, data sejarah, dan wawancara dengan ahli tentang benda-benda tersebut. AR menjadikan pengalaman museum lebih bermakna dan mendalam. Ini menjadikan museum bukan hanya tempat di mana benda mati dipajang, tetapi juga pintu gerbang ke cerita yang hidup dan berdetak.

Selain memperkaya pengalaman pengunjung, penggunaan AR di museum juga memiliki dampak positif dalam meningkatkan pendidikan dan minat masyarakat terhadap sejarah dan budaya. Terutama bagi generasi muda yang tumbuh dalam era digital, museum menjadi lebih menarik sebagai tempat pembelajaran yang interaktif. AR membawa sejarah menjadi hidup dan relevan bagi generasi saat ini, mendorong penghargaan yang lebih mendalam terhadap warisan budaya dan sejarah.

Teknologi Augmented reality membantu penyampaian informasi dan mempunyai beberapa tujuan lain, yaiut sebagai berikut :

Meningkatkan Pengalaman Pengunjung

Museum adalah gudang harta karun sejarah dan budaya, yang menawarkan pengunjung sekilas ke masa lalu. Namun, memahami dan menghubungkan artefak bersejarah ini terkadang menjadi tantangan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang sejarah yang kuat. Augmented Reality (AR) mengubah cara kita menikmati museum, membuat proses menemukan dan mengapresiasi artefak sejarah menjadi lebih menarik.

Membawa Kejelasan pada Koleksi Museum

Salah satu penerapan utama augmented reality di museum adalah memudahkan pengunjung untuk mengidentifikasi dan memahami objek yang dipamerkan. Ketika pengunjung memasuki museum yang dilengkapi dengan perangkat berkemampuan AR, mereka dapat mengarahkan ponsel cerdas atau tablet mereka ke suatu objek, dan informasi rinci tentang artefak tersebut muncul di layar mereka. 

Hal ini mencakup deskripsi mendalam, konteks sejarah, dan terkadang bahkan rekonstruksi visual tentang bagaimana objek tersebut digunakan di masa lalu. Pengalaman mendalam ini meningkatkan keterlibatan dan pendidikan, khususnya bagi pengunjung yang mungkin tidak memiliki latar belakang sejarah yang kuat.

Menyelami Narasi Sejarah

Augmented reality lebih dari sekadar identifikasi; ini memungkinkan pengunjung untuk "membenamkan" diri dalam sejarah objek. Misalnya, saat Anda mendekatkan perangkat ke senjata bersejarah, teknologi AR dapat menampilkan rekonstruksi digital yang menunjukkan bagaimana senjata tersebut digunakan dalam pertempuran kuno. Hal ini menambah dimensi ekstra pada pemahaman sejarah dan memberikan pengalaman interaktif dan menawan.

Menyelami Lebih Dalam Benda-Benda Bersejarah

Museum semakin banyak mengadopsi AR untuk memberikan penjelasan mendalam tentang koleksinya. Pengunjung tidak hanya dapat mengakses informasi dasar tetapi juga cerita rinci, data sejarah, dan wawancara dengan para ahli tentang objek tersebut. AR meningkatkan pengalaman museum, mengubahnya menjadi lebih dari sekadar interaksi pasif dengan artefak tak bernyawa; ini menjadi pintu gerbang menuju narasi yang jelas dan menarik.

Memperkaya Pengalaman Pendidikan

Penggunaan augmented reality di museum, seperti penerapan di Museum Mpu Tantular di Sidoarjo, Indonesia, tidak hanya memperkaya pengalaman pengunjung tetapi juga sangat meningkatkan pendidikan. Bagi pelajar dan generasi muda yang tumbuh di dunia digital, museum menjadi ruang belajar yang lebih menarik dan interaktif. AR menghidupkan sejarah dan menjadikannya relevan bagi khalayak kontemporer, menumbuhkan apresiasi yang lebih dalam terhadap warisan budaya dan sejarah.

Membuka Cerita Tersembunyi

Penggabungan teknologi AR memungkinkan museum mengungkap kisah tersembunyi di balik artefak mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk berbagi lebih banyak informasi, termasuk latar belakang bagaimana museum memperoleh objek tertentu atau signifikansinya dalam konteks sejarah yang lebih luas. Lapisan detail tambahan ini dapat memperdalam pemahaman dan apresiasi pengunjung.

Menjembatani Hambatan Bahasa dan Aksesibilitas

AR dapat sangat membantu dalam menjadikan museum lebih mudah diakses oleh pengunjung internasional. Deskripsi dan narasi dapat ditawarkan dalam berbagai bahasa melalui aplikasi AR, memastikan bahwa hambatan bahasa tidak menghalangi pemahaman dan kenikmatan pameran.

Tata Letak Pameran yang Berkembang

Augmented reality juga menawarkan fleksibilitas kepada museum untuk mengubah tata letak pameran dengan lebih mudah. Daripada dibatasi oleh plakat dan pajangan fisik, museum dapat menggunakan AR untuk memperbarui informasi dan narasi. Pendekatan dinamis ini membuat pameran tetap segar dan relevan, menarik pengunjung untuk kembali lagi dan menjelajahi aspek-aspek baru dari koleksi tersebut.

Menumbuhkan Inovasi dan Kolaborasi

Integrasi augmented reality di museum mewakili batas menarik bagi inovasi dan kolaborasi. Museum dapat bekerja sama dengan perusahaan teknologi, seniman, dan sejarawan untuk menciptakan pengalaman AR yang unik dan menarik. Kolaborasi ini mendobrak batas-batas apa yang dapat ditawarkan museum kepada khalayaknya.

Melestarikan Warisan Budaya

Dengan memanfaatkan augmented reality, museum memastikan bahwa koleksi dan warisan budaya mereka tetap relevan dan menarik bagi generasi mendatang. Mereka memberikan kehidupan baru pada artefak lama dan menginspirasi rasa ingin tahu tentang sejarah dan budaya.

Kesimpulannya, augmented reality telah menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan pengalaman museum. Ini menyederhanakan proses mengidentifikasi objek, memberikan konteks sejarah, dan membenamkan pengunjung dalam narasi yang menarik. Penggabungan teknologi AR tidak hanya memperkaya pengalaman pengunjung tetapi juga mengubah museum menjadi ruang dinamis untuk pendidikan dan apresiasi budaya. Museum yang menggunakan teknologi ini membuka pintu baru untuk memahami dan merayakan sejarah dan budaya kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun