Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Brimo Penyelamat THR untuk Ponakan

6 Mei 2022   17:51 Diperbarui: 6 Mei 2022   17:53 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman mudik pertama kali setelah dua tahun ditunda akibat pandemi ini sangat menyenangkan, dramatis, dan sedikit melelahkan. Nah, untuk ikut memeriahkan cerita mudik 2022 saya akan berbagi sedikit pengalaman tentang saya dan keluarga. Berikut adalah cerita kecil saya 😊

            Hari raya kedua, tanggal 3 Mei kemarin saya dan keluarga berniat mengunjungi saudara di Tanaka. Ini adalah kunjungan pertama setelah dua tahun dilarang mudik oleh pemerintah akibat pandemi Covid. Kami  sekeluarga berencana menginap satu malam disana sekalian menikmati suasana desa yang sejuk, tenang, dan asri. Karena tidak ingin terjebak macet, ibu menyuruh saya dan adik siap-siap sejak pagi. Pukul 07.00 semua sudah siap kami bertujuh berangkat mengunakan mobil Jeep Katana. Ya, memang terasa sangat sesak kaki harus dilipat semini mungkin dan bokong harus siap keram beberapa jam kedepan. Tapi itu semua bukan masalah besar, kami tetap senang karena bisa mudik tahun ini.

         Singkat cerita kami sudah sampai di Pakisaji, jalanan mulai macet waktu itu, mobil-mobil mengular panjang sampai ke daerah pasar. Mobil kami hanya bisa bergerak sedikit-sedikit setiap lima menit. Sementara pengendara motor bisa melewati sela-sela kecil diantara kendaraan lain. Ibu yang tidak tahan dengan panasnya udara siang itu melepas kerudung dan nyeletuk dalam bahasa Jawa begini katanya, “Wih wih wih, gak bisa bergerak ini.”

“Nggeh, buk hari raya beneran ini.” Kakak ipar menjawab dengan sopan dalam kromo alus dan percakapan kami berlanjut menggunakan campuran ngoko dan kromo.

“Loh!” Semua kaget. Ibu menjerti seperti orang kehilangan dompet.

“Oleh-olehnya tadi dibawa ndak?” Semua lekas mencari buah tangan yang sudah disiapkan untuk bude, saudara, ponakan, dan Mbah di Tanaka. Tapi memang sejatinya sudah ketinggalan mau dicari seperti apapun tidak akan ketemu. Dengan muka menyesal karena tidak memeriksa semua barang bawaan sebelum naik ke mobil Ibu minta berhenti di swalayan penjual oleh-oleh kalau ada.

                Setelah beberapa menit kemudian kami berhenti di swalayan daerah Karang Pandan. Aku dan ibu mulai mencari beberapa makanan untuk oleh-oleh. Saat melakukan pembayaran di kasir, disinilah drama dimulai. Barang belanjaan sudah ditotal dan tinggal bayar, ibu terus mencari-cari dompet di tas merahnya tapi tidak kunjung ketemu.

“Ada buk?”

“Masak ketinggalan juga.”

“Pakek Hp aja!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun