Menurut Dowling, efek psikologis dari Cinderella Complex adalah kurangnya harga diri, kurang percaya diri, kecemasan, dan ketidakmampuan untuk berfungsi di tempat kerja.
Bukan hanya perempuan manja yang mandiri pun bisa terkena Cinderella syndrom. Para perempuan mungkin bisa sekolah, bekerja, dan bergaul dengan teman-teman sebaya, tapi mereka tidak merdeka dalam jiwanya karena adanya persepsi dalam budaya patriarki yang dibentuk sejak kecil bahwa perempuan berada dibawah laki-laki, harus dipimpin bukan memimpin, hanya berkutat pada macak-manak-masak, dsb. Sehingga sekali lagi ia dilatih untuk bergantung.
Pernah dengar abusive relationship? Dimana perempuan dikasari oleh lelaki, dipukuli sampai memar, dst. Akan tetapi si perempuan tetap mempertahankan hubungan tersebut. Karena ia merasa kesepihan jika jauh dari si lelaki dan merasa hanya lelaki brengsek itu yang bisa menjaganya. Maka inilah salah satu dampak Cinderella syndrome yang memprihatinkan. Kehilangan kemampuan untuk survive.
Kesimpulan
Kompasianer, dari pembahasan ini bukan berarti perempuan harus berpola pikir tidak membutuhkan laki-laki dalam kehidupannya. Tidak! Tapi bagaimana kita harusnya bisa mandiri dan bertanggung jawab untuk kehidupan kita sendiri. Karena terlalu bergantung pada orang lain hanya membuat kita rugi.
Share ke teman-teman perempuan lain semoga artikel ini bermanfaat.
See you!
Referensi:
Saha, Sneha. S. Safri, Tanishka. Cinderella Complex: Theoretical Roots to Psychological Dependency Syndrome in Women. 2016. The International Journal of Indian Psychology. Volume 3, Issue 3, No. 8.
https://www.healthline.com/health/parenting/overprotective-parents diakses pada 05.00
https://www.halodoc.com/kesehatan/sindrom-cinderella-complex diakes pada 20.00
