Mohon tunggu...
Ardian Sad
Ardian Sad Mohon Tunggu... -

seorang peminat sepak bola, pemerhati, 'penulis' sepak bola .

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Enaknya Maling Ini di Apain Ya ?!

28 Mei 2011   17:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:06 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang cewek benama Ana berjalan di tepi jalanan yang sangat ramai. Ia baru saja selesai membeli pakaian dalam di Mall yang berada tak jauh dari tempat ia berjalan. Dengan menenteng tas di bahunya, ia berjalan sambil melihat di sekelilingnya.

"Huft ... selesai juga nih belanjaan," gumamnya dalam hati. " Padahal aku kan harus pergi ke rumah nenek," tambahnya.

Ya, di rumah neneknya memang ada acara syukuran atas kelahiran cucu ke-25 neneknya. Tapi, karena stock celana dalamnya yang tipis membuat Ana harus belanja terlebih dahulu. Ana memang datang dari tempat ia tinggal dengan hanya membawa pakaian yang sedang ia pakai alias tak membawa satu pasang baju pun.

Ana terus berjalan hingga ia memutuskan untuk berhenti dipersimpangan jalan. Dari kejauhan ia melihat sebuah taksi yang sedang kosong penumpangnya. Sampai didekatnya, ia mencoba untuk memberhentikan taksi tersebut. Setelah berhenti, terjadilah nego ongkos.

" Pak, ke jalan Merpati ongkosnya berapa ya ?" tanya di Ana.

" Lima puluh ribu neng," jawab pak sopir.

" Bisa kurang gak pak," Ana mencoba menawar ongkos dengan pak taksi.

" Tidak bisa, neng. Soalnya jalan merpati itu jauh sekali dari sini," kata bapak itu mencoba menjelaskan.

Dengan sedikit terpaksa ia tetap ingin di antar taksi tersebut, karena memang ia tak tahu jalan-jalan yang ada di daerah neneknya.

" Ok, pak. Tolong antarkan saya ke sana ya pak ," Ana deal dengan pak sopir itu.

Baru ingin membuka pintu taksi, tas Ana dirampas oleh pencopet.

"Tolong, tolong !" teriak Ana memimta tolong.

Dengan kecepatan penuh sang pencuri itu berlari dengan kencang. Hingga Ana kehilangan jejaknya. Tapi salah satu dari pejalan yang berada dekat dengan Ana mencoba untuk mengejar pencuri itu. Pak taksi yang keluar dari mobilnya mencoba mendekati Ana.

" Gimana neng ?" tanya pak taksi kepada Ana.

" Gak jadi pak, tas saya di curi orang tuh," jawab Ana, dan pak taksi pun berlalu tanpa memperdulikan Ana yang sedang kemalingan.

Pejalan kaki yang mengejar pencuri itu terus mengejar dengan sekuat tenaga sambil berteriak memminta pertolongan kepada pejalan kaki lainnya. Beruntung, teriakkan sang pejalan kaki itu di dengar pak polisi  yang sedang berpatroli. Tanpa menunggu lama, pak polisi itu pun segera ikut mengejar dengan pejalan kaki itu.

Lima menit pengejaran, pencuri itu pun kehabisan tenaga dan menyerah dengan pak polisi. Sambil memborgol sang pencuri itu, pak polisi terus mengintrogasi pencuri itu. Sang pejalan yang ikut membantu pengejaran pun dibuat terengah-engah. Sesekali ia menarik nafas.

Pejalan kaki yang lain pun ikut mendekat ke lokasi kejadian. Salah seorang dari yang datang ke TKP pun berkata ...

" Enaknya maling ini di apain ya ?!"

" Di gulai aja pak, soalnya di rumah saya sedang tak ada lauk untuk di makan," jawab pejalan lainnya .

Lantas, para pejalan kaki  yang lain tertawa terbahak-bahak ...

" Hahahahahahahaha ... jangan pak, kasihan emaknya," balas si pejalan kaki itu.

Setelah selesai memborgol pencuri itu, pak polisi meminta ia naik ke dalam mobil yang ia gunakan untuk berpatroli. Ana yang telat sampai ke TKP, memanggil pak polisi yang telah bersiap untuk pergi ke kantornya yang terletak beberapa ratus meter dari TKP.

" Pak, itu tas saya ," kata Ana kepada pak polisi.

" Kalau begitu, mari ikut saya ke kantor," jawab pak polisi.

Ana pun ikut ke kantor polisi untuk diminta keterangannya. Sampai di kantor polisi, Ana beserta pencuri itu langsung dibawa ke ruang introgasi.

Setelah mendapatkan keterangan dari korban dan pelaku, Ana diperbolehkan pulang oleh pak polisi.

Ia pun pulang dan berterima kasih kepada pak polisi yang membantu mengatasi deritanya tersebut.

Dalam hati Ana berkata, " Enaknya maling tadi di apain ya ?"

Sudah terlambat Ana !! malingnya udah di kerangkeng tuh ... Makanya lain kali hati-hati ya ?! Hehehehe ...

Salam Kompak Selalu,

Ardian Sad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun