Mohon tunggu...
Ardian Cahyo Nugroho
Ardian Cahyo Nugroho Mohon Tunggu... -

Mahluk Allah yang terberkati oleh bidadari cantik dan dua malaikat kecil

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menagih Keindahan Tanjung Lesung

3 Februari 2012   08:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kira-kira sejam lebih perjalanan menuju Jakarta, bb istri saya – selaku komunikator di tempat saya (tiap-tiap mobil ada komunikator nya) mulai nyaring menyalak.  Isinya sih cuma satu, jangan sampai dendam kita pada H. Arief tidak terbalas.  Siapa suruh punya duren-duren segede kepala yang enak, hehehe... Prinsip kita gagal ngehajar pas berangkat, jangan sampe deh pulang juga ga kesampaian. Whuiiih, sadiiiizzz.....!!!

Sampai di Duren Jatuhan H. Arief, suasana cukup penuh, namun demikian kami masih mendapatkan bale-bale untuk segera membuat perhitungan pada buah bulat jabrik tersebut.  Hargaaa?? Hadeeeh jangan di tanya deh, mahal.  Mulai dari sebutir 50 ribu, 75 ribu, sampai dengan 100 ribu...  Setelah memilih beberap buah, dengan harga campuran, langsung deh kita khusuk pada ritual belah duren (ini belah duren beneran loh...)  Warna buahnya cakep, kuning artis kalo kata yang jual.  Sementara aromanya, wanginya pooll.... Soal rasa, waahh ga kuciwa deh, manis, legit, pokoknya buah dewa banget dah...!! Kalo udah begini ga papa beli agak mahal juga. Rupanya prinsip ”you pay more and you get more” benar-benar terbukti.  Alhasil dendam kami lunas dengan menebus sebesar Rp 750 ribu untuk seluruh duren yang telah kami belah tadi.

Kembali kami masuk ke mobil, untuk melanjutkan perjalanan.  Janji untuk tidak berhenti lagi agar cepat sampai, terpaksa harus dilanggar kembali.  Kali ini biang keladinya berupa plang besar Sate Bandeng di salah satu rumah makan di daerah Serang, yang terasa amat sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja.  Dengan menebus sebesar Rp. 25 ribu untuk satu tusuknya, saya memilih 6 tusuk untuk konsumsi sendiri dan oleh-oleh keluarga yang tidak ikut.

Hari semakin sore dan anak-anak pun mulai meredup sehingga lebih banyak diam, walaupun tidak tertidur.  Iseng-iseng saya bertanya pada indy, ”mbak, kita balik lagi yuk ke tanjung lesung...” lah kok ga cuma indy yang jawab, namun attar juga ikut-ikutan bersuara, ”ayooooook....”, jawab meraka kompakan... Aaah puas juga pengalaman liburan kali ini.  Istri dan anak-anak terlihat senang dengan pengalaman mereka.  Demikian juga dengan keluarga saya yang lain, yang belum sampai rumah saja sudah ribut merencanakan kemana lagi liburan setelah ini.  Saya pun dengan antusias menawarkan beberapa tempat sambil mengingat keras sisa saldo di rekening tabungan...., hehehe!

Diiringi oleh hujan yang sangat lebat, dengan berhati-hati saya mengemudi di jalan tol Merak – Jakarta yang cukup padat ini.  Aaaaah..., terima kasih ya Allah atas satu surga di bumi Mu yang bernama Tanjung Lesung.  Tempat itu telah memberikan pengalaman dan kebersamaan yang menyenangkan bagi kami dan keluarga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun