[caption id="attachment_168121" align="alignleft" width="300" caption="gazebo di tepian kolam"] [/caption]
Whuaah, seneng banget, datang juga waktunya saya liburan sekeluarga ke Tanjung Lesung. Mana lagi klo bukan Villa Kalicaa yang katanya legend di daerah itu ane jadiin sasaran untuk tinggal. Jadilah hari Sabtu cerah itu saya dan keluarga tetapkan tekad untuk menuju lokasi yang konon kecantikan pantainya sebanding dengan yang ada di Bali dan Lombok..
Perjalanan sendiri sudah saya persiapkan dengan baik. Maklum aja, selain saya bawa anak bini, namun ga ketinggalan aa, teteh, aki, nini, om, tante semuanya ikut saya berangkatin. Alhasil dengan menunggang Inova, Avanza dan Xenia kami bertekad menuju kesana dengan nyaman. Waktu keberangkatan saya ambil waktu agak pagi, karena emang meeting point kita di daerah Ciledug masih terhitung sangat jauh untuk mencapai Tanjung Lesung. Setelah gedubrakan dari jam ½ 5 pagi – bahkan anak-anak saya ga bisa tidur karena udah ga sabar mo liburan... (hehehe, mirip banget dah sama ayahnya dulu waktu bocah), tepat pukul 6 pagi kita injek gas perlahan menuju serpong untuk bergabung dengan jalur tol Merak. Berhubung hari yang terbilang masih sangat pagi, jalanan yang sehari-hari macet sangat lancar kita lewati. Masuk pintu tol, dengan mantap kami memacu 1 kijang bongsor dan 2 kijang mini tersebut untuk menyusuri jalanan campuran aspal dan beton tersebut dengan sasaran keluar di pintu Serang Timur.
Hanya satu jam kita telah mencapai Serang Timur. Nah di sini agak membingungkan, karena ternyata kami masuk ke dalam kota Serang, dimana banyak terdapat perempatan khas lay out jalan-jalan di perkotaan. Jadi saran saya, mendingan bertanya aja deh sama orang-orang yang sedang berada di pinggir jalan untuk memastikan arah ke Pandeglang, daripada muter-muter ga karuan. Nah berbekal informasi itulah kami terus melahap jalur menuju Tanjung Lesung tanpa ada salah mengambil jalan. Pengalaman dari membaca blog-blog teman-teman, katanya jalan kesana terbilang jelek. Namun alhamdulillah kami tidak menemuinya. Bahkan di tengah-tengah kebosanan pemandangan kota Pandeglang yang datar-datar saja, mata kami dengan jeli menangkap papan bertuliskan ”Durian Jatuhan H. Arief”, kontan deh BB dan HP di tiga mobil itu saling mengirimkan pesan ancaman, ”Awwaaassss lu ya, kita pulang nanti, gua belah, gua makan looo, sampe tinggal kulit sama bijinyaaa....”, hahahahaha......!!!!
Beberapa kali kita berhenti di pom bensin atau mini market. Ada yang mau pipis, atau juga membeli camilan untuk menambah semarak suasana di mobil. Saya sendiri karena kebagian menjadi supir, cukup anteng duduk di belakang kemudi. Namun soal pasokan ke dalam perut, jangan khawatir deh, karena co driver yang ga lain adalah bini ane sendiri rajin menyuplai camilan lemper isi ayam yang ukurannya gede-gede... hehehehe...!!!
Setelah berjarak 3½ jam dari saat keluar di Serang Timur, kami pun mulai memasuki kawasan villa yang ada di Tanjung Lesung. Rasa penat yang kami rasakan sepanjang perjalanan seolah terbayar tuntas dengan sambutan kanopi alam berupa barisan pohon trembesi yang saling berhadapan. Hijau, alami, dan sangat indah. Bagi kami penyuka fotografi, sudah barang tentu objek menawan ini tidak kami lewatkan. Setelah puas jepret sana-sini, kembali kami masuk ke dalam mobil untuk menuju Villa Kalicaa.
Tanpa perlu berlama-lama di resepsionis untuk melakukan reservasi ulang, setelahnya langsung kami menuju 2 villa bora-bora 3 with pool yang telah kami sewa jauh-jauh hari. Harganya memang cukup mahal, namun sesuai dengan yang kami dapatkan. Suasana Villa dengan dekorasi Bali membuat mata ini semakin nyaman. Belum lagi dengan genangan air di tengah – tengah villa yang disebut kolam renang, menambah kemewahan tempat ini. Selesai berbagi kamar, anak-anak yang sejak semula melihat air ingin langsung melompat ke dalamnya dengan pakaian lengkap, langsung menceburkan diri di kolam yang tidak terlalu dalam dan luas tersebut, tentu saja setelah kami berhasil menggantikan pakaian mereka dengan pakaian renang.
Saya sendiri lebih memilih bermalas-malasan sejenak di bale bengong sambil memperhatikan anak-anak bercengkarama di kolam. Sejujurnya perhatian saya pun tak lepas dari dapur tempat para wanita tengah mempersiapkan makan siang. Abisan lemper yang saya makan sewaktu perjalanan tadi kok sepertinya kurang nendang gitu yaaa...!! (muka bingung). Kami memang memilih melengkapi logistik sendiri ketimbang membeli di restaurant yang ada di sini. Kurang dari ½ jam, hidangan makan siang telah siap. Entah aba-aba dari siapa, kok tiba-tiba ruangan makan telah penuh ya dengan saudara-saudara sayaaa..., hadeeeh... kalah cepet deh...! Emang dasar tukang makan semua, ga pake basa-basi, tentunya setelah berdoa terlebih dahulu, hidangan yang dimasak dengan keahlian setara Farah Queen lenyap tanpa sisa, padahal sumpah saya ga ngajak Dedy Corbuzer... hehehe...