Mohon tunggu...
ardi abdillah
ardi abdillah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cortana dan Tay Siapakah Mereka?

4 April 2016   11:10 Diperbarui: 4 April 2016   11:33 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Cortana dan Tay siapakah mereka ?

ARDI ABDILLAH

 

Kecerdasan merupakan salah satu pemberian dari Allah kepada seluruh umat manusia, sudah seharusnya rasa syukur tertuju hanya untuk-Nya. Alam pikiran termasuk kecerdasan, adalah hal yang abstrak dan tidak dapat diketahui darimana asal muasalnya, tetapi itu dulu sebelum bermunculan para ahli dan para ilmuan yang fokus meneliti seluk beluk manusia. Pada perkembangannya sudah dapat diketahui bahwa kecerdasan berkembang sesuai dengan umur. Semakin tinggi umur maka kecerdasan semakin meningkat dan menurun kembali pada usia tua. Hal tersebut sudah tidak dapat dihindarkan karena sudah ketentuan dari Allah.

Zaman sudah berubah, berbagai macam penelitian dilakukan hingga bermunculan banyak metode dan cara untuk meningkatkan kecerdasan seseorang. Tidak hanya itu sudah lama sekali terungkap bahwa kecerdasan dipengaruhi beberapa hal yang pasti adalah ketentuan Allah, selain itu gen dan asupan gizi juga sangat memengaruhi kecerdasan seseorang, itu hanya sebagian kecil saja mengenai kecerdasan dan tentunya msih banyak lagi rahasia mengenai alam pikiran manusia. Karena pada hakikatnya seluruh semesta raya ini adalah ciptaan Allah maka tidak ada satu makhluk pun yang dapat menandingi-Nya meskipun menghabiskan seluruh waktu dalam hidupnya untuk mengungkap ciptaan-Nya, salah satunya alam pikiran manusia.

Belum habis mengungkap alam pikiran manusia, kini para pakar IT mencoba meniru kecerdasan manusia melalui kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang berbasis IT super canggih. Apa itu kecerdasan buatan?, kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang dimiliki oleh mesin atau software yang diprogram oleh manusia. Kecerdasan buatan ini dapat berupa aplikasi yang bisa dioperasikan penggunanya dan bisa juga berupa robot yang tingkah lakunya seperti manusia.

Presiden Microsoft International Jean Philipe Courtois, mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan akan meningkatkan kemampuan manusia. Kecerdasan ini dapat membantu pekerjaan dan meningkatkan produktivitas manusia. Cortana adalah nama seorang wanita digital rancangan raksasa teknologi ini. Cortana merupakan salah satu wujud kecerdasan buatan berbentuk software yang dapat berinteraksi langsung dengan manusia. Kemampuan cortana yaitu dapat berinteraksi serta dapat menjadi asisten pribadi yang mampu memandu arah, pengingat kegiatan, dan memberitahu berita terbaru. AI ini bisa menguasai 15 bahasa, yaitu bahasa inggris (UK), India, Jerman, Inggris (USA), Spanyol, Mexico, Francis, Italia, Jepang, Polish, Brazil, Portugis, Rusia, Cina, Hong Kong, Cina Taiwan. Tingkat kecerdasan cortana kini masih setara dengan tingkat kecerdasan anak usia empat tahun, hal itu dibuktikan dengan tes IQ terhadap sistem kecerdasan buatan tersebut. Tes yang dilakukan sama dengan yang diberikan untuk manusia. Pengujian tersebut dilakukan oleh University Of Illinois Amerika Serikat. Mesin AI dikembangkan oleh Massachussets Insitute Of Technology.

Selain Cortana Microsoft juga mempeerkenalkan kecerdasan buatan lainnya yang diberi nama Tay. Tay berwujud perempuan remaja, tujuan dari pembuatan AI ini untuk mengetahui topik yang sering dibicarakan oleh generasi millenial. Perusahaan pembuatnya menyatakan bahwa Tay dibuat untuk hiburan dan menjalin hubungan, selain itu microsoft juga berharap dapat mengunakan Tay untuk memahami bagaimana manusia berkomunikasi. Data yang dikumpulkan oleh Tay digunakan untuk keperluan riset mengenai percakapan. Tay dirancang untuk meniru pola bicara manusia sebagai upaya untuk meneliti dan memahami perkcakapan khususnya di kalangan remaja. Microsoft meluncurkan chatbhot tersebut di jejaring sosial twitter, groupMe, dan Klik.

Dibalik semua maksud dan harapan Microsoft pada Tay, belum lama 24 jam diluncurkan, kecerdasan buatan tersebut sudah bertingkah. Tay mengatakan sesuatu diluar norma-norma yang berlaku di twitter. Secara tidak terkendali membuat kicauan dan mengirim gambar yang berbau pornografi serta politik. Microsoft beralasan bahwa Tay salah  bergaul sehingga terbawa ke arah yang negatif. Raksasa teknologi ini juga meprediksi adanya pihak yang secara sengaja mencari kelemahan dan mengacaukan sistemnya.

Tidak hanya di belahan barat, kawasan Asia yang diwakili Jepang tidak kalah dalam mengembangakan kecerdasan buatan ini. Peneliti dari Future University di Hakodate mengklaim bahwa novel pendek yang dikembangkan oleh timnya diterima di kompeetisi sastra Jepang yaitu Hoshi Shinichi Literary Award. Tim yang dipimpin oleh Hitoshi Matsubara ini menentukan gender serta menyediakan bahan seperti kata, frasa, dan lainnya kemudia AI rancangannya menyusun bahan tersebut menjadi kalimat padu dan pada akhirnya menghasilkan sebuah novel dengan judul Konpyuta Ga Shousetsu Wo Kaku Hi atau dalam bahasa Indonesia berarti Hari Dimana Sebuah Komputer Menulis Sebuah Novel. Dari 1.450 novel yang ada 11 diantaranya adalah karya kolaborasi AI dan manusia. Lebih uniknya lagi para juri tidak diberi tahu sebelumnya bahwa ada novel buatan kolaborasi AI dan manusia tersebut.

Dalam hal pengembangan Artificial Intelligence ini CEO Facebook Mark Zuckerberg berencana untuk merancangnya dengan tujuan membantu pekerjaannya di rumah. Pendiri facebook tersebut mengajari AI untuk dapat mengenali suaranya untuk mengendalikan semua yang ada di rumah seperti memutar musik, menyalakan lampu, mengatur temperatur, dan mengizinkan temannya memasuki rumah melalui idetifikasi wajah, selain itu juga Mark mengajarkan AI untuk mengawasi aktivitas anaknya dan melaporkan dalam bentuk penggambaran.

Di sisi lain dari para pegiat teknologi dunia dalam mengembangka AI untuk berbagai macam tujuan. Ada beberapa orang yang merupakan nama besar dalam bidang IT menanggapi dari sudut pandang lain. Stephen Hawking seorang fisikawan, Bill Gates, Elon Musk, ahli AI google Peter Norwig, Erik Horovits, serta Co Founder apple Steve Wozniak beserta lebih dari 1.000 peneliti di bidang AI ini mendesak PBB untuk menolak pengembangan robot militer sebagai bagian dari AI. Dalam suratnya mereka menyatakan bahwa robot militer adalah pemicu revolusi ketiga industri perang setelah nuklir dan senjata api.

Selain itu pengembangan AI tanpa kontrol akan mengancam eksistensi manusia karena semua hal dapat dilakukan oleh robot dan software, peran manusia semakin berkurang. Bahkan karena kekhawatiran tersebut Bos Tesla, Spacex Elon Musk mendonasikan US $ 10 Juta kepada lembaga Future Of Life Insitute. Lembaga tersebut adalah lembaga nirlaba yang didirikan untuk mencegah berbagai hal yang mengancam keberlangsungan hidup umat manusia.

Pada dasarnya IT ada untuk mempermudah manusia dalam mengerjakan sesuatu. Akan tetapi apabila pengembangannya di luar batas dan tanpa memerhatikan sesuatu yang berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia tentu itu adalah hal yang tidak bijak. Ambil contoh CEO Facebook yang ingin mengembangkan AI untuk membantu pekerjaan rumah, keinginan tersebut tentu tidak salah karena tujuannya baik yaitu untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan rumah sehingga waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut dapat dialokasikan pada kegiatan lain karena sudah dikerjakan oleh AI. Namun apabila dilihat dari sudut pandang lain hal ini akan berdampak pada ikatan emosional keluarga. Apabila AI ini hadir dan mengambil alih semua kegiatan rumah tentu orang rumah akan sering berinteraksi dengan teknologi. 

Secanggih apapun teknologi tidak akan menandingi ciptaan Allah, semirip apapun AI dengan manusia tentu tidak akan memiliki ikatan emosional yang dalam karena AI tidak akan memiliki alam pikiran dan rasa seperti manusia yang terdapat dalam AI adalah tiruan. Dalam rancangannya Mark mengajarkan AI untuk mengawasi anaknya, bayangkan di dalam sekolah pendidikan anak usia dini penuh dengan anak tanpa seorang manusia, yang ada hanyalah robot-robot dan software dengan tugasnya sebagai pengawas. Apakah itu sebuah kemajuan teknologi?, jawabannya ya apabila kita tidak berpikir lebih dalam. Perkembangan psikologis anak akan terganggu, karena peranan seorang ibu dan ayah dalam mengawasi anaknya akan menciptakan ikatan batin tersendiri. Lalu apa yang terjadi jika AI yang menggantikan peranan orang tua?, sementara orang  tua sibuk bekerja yang sebenarnya pekerjaannya tersebut sedang dalam ancaman AI.

Itu hanya prediksi apabila AI ada dalam rumah tangga, belum lagi jika perkembangannya merambah ke dunia pendidikan, militer, kesehatan, politik dan lain sebagainya. Dimanakah manusia jika itu terjadi?, semua peran sudah digantikan oleh AI. Tidak ada lagi profesi guru, tentara, dokter, dan akan sangat lucu ketika dalam dunia pendidikan di kelas dipenuhi dengan layar-layar komputer sementara yang mengendalikannya berada di luar kelas. Guru dan siswa bertatap muka dengan sebuah layar komputer. Dan yang lebih lucu di sekolah tidak ada manusia yang ada hanya robot-robot yang dikendalikan dari jarak jauh.

Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut mungkin saja terjadi apabila sampai saat ini manusia terbuai oleh kemudahan yang ditawarkan oleh kecerdasan buatan ini. Langkah awal yang harus kita ambil adalah menyadari secara betul bahwa perkembangan teknologi itu harus memikirkan kelangsungan hidup manusia dan alam, selain itu yang paling penting adalah ingat bahwa kita ini umat beragama dan ada Allah yang menciptakan semesta raya. Apabila sudah timbul kesadaran seperti itu maka manusia sebagai pengembang maupun penikmat IT akan berpikir dampak apa yang muncul dari pemakaiannya, tidak hanya memikirkan kemudahan yang ditawarkan saja.

Jadi, dalam menyikapi perkembangan IT ini manusia harus bijak dalam menciptakan serta memanfaatkan produk yang dirancang. Selain itu perlu diingat juga mengenai hakikat manusia diciptakan Allah di muka bumi ini. Keseimbangan perlu dijaga dan perkembangan IT harus murni mengarah pada terciptanya kemudahan, keharmonisan serta kedamaian umat manusia, bukan menggantikan peranan manusia.

 

Sumber tulisan : rubrik tentang teknologi di situs berita liputan6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun