Mohon tunggu...
ardi abdillah
ardi abdillah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cortana dan Tay Siapakah Mereka?

4 April 2016   11:10 Diperbarui: 4 April 2016   11:33 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di sisi lain dari para pegiat teknologi dunia dalam mengembangka AI untuk berbagai macam tujuan. Ada beberapa orang yang merupakan nama besar dalam bidang IT menanggapi dari sudut pandang lain. Stephen Hawking seorang fisikawan, Bill Gates, Elon Musk, ahli AI google Peter Norwig, Erik Horovits, serta Co Founder apple Steve Wozniak beserta lebih dari 1.000 peneliti di bidang AI ini mendesak PBB untuk menolak pengembangan robot militer sebagai bagian dari AI. Dalam suratnya mereka menyatakan bahwa robot militer adalah pemicu revolusi ketiga industri perang setelah nuklir dan senjata api.

Selain itu pengembangan AI tanpa kontrol akan mengancam eksistensi manusia karena semua hal dapat dilakukan oleh robot dan software, peran manusia semakin berkurang. Bahkan karena kekhawatiran tersebut Bos Tesla, Spacex Elon Musk mendonasikan US $ 10 Juta kepada lembaga Future Of Life Insitute. Lembaga tersebut adalah lembaga nirlaba yang didirikan untuk mencegah berbagai hal yang mengancam keberlangsungan hidup umat manusia.

Pada dasarnya IT ada untuk mempermudah manusia dalam mengerjakan sesuatu. Akan tetapi apabila pengembangannya di luar batas dan tanpa memerhatikan sesuatu yang berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia tentu itu adalah hal yang tidak bijak. Ambil contoh CEO Facebook yang ingin mengembangkan AI untuk membantu pekerjaan rumah, keinginan tersebut tentu tidak salah karena tujuannya baik yaitu untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan rumah sehingga waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut dapat dialokasikan pada kegiatan lain karena sudah dikerjakan oleh AI. Namun apabila dilihat dari sudut pandang lain hal ini akan berdampak pada ikatan emosional keluarga. Apabila AI ini hadir dan mengambil alih semua kegiatan rumah tentu orang rumah akan sering berinteraksi dengan teknologi. 

Secanggih apapun teknologi tidak akan menandingi ciptaan Allah, semirip apapun AI dengan manusia tentu tidak akan memiliki ikatan emosional yang dalam karena AI tidak akan memiliki alam pikiran dan rasa seperti manusia yang terdapat dalam AI adalah tiruan. Dalam rancangannya Mark mengajarkan AI untuk mengawasi anaknya, bayangkan di dalam sekolah pendidikan anak usia dini penuh dengan anak tanpa seorang manusia, yang ada hanyalah robot-robot dan software dengan tugasnya sebagai pengawas. Apakah itu sebuah kemajuan teknologi?, jawabannya ya apabila kita tidak berpikir lebih dalam. Perkembangan psikologis anak akan terganggu, karena peranan seorang ibu dan ayah dalam mengawasi anaknya akan menciptakan ikatan batin tersendiri. Lalu apa yang terjadi jika AI yang menggantikan peranan orang tua?, sementara orang  tua sibuk bekerja yang sebenarnya pekerjaannya tersebut sedang dalam ancaman AI.

Itu hanya prediksi apabila AI ada dalam rumah tangga, belum lagi jika perkembangannya merambah ke dunia pendidikan, militer, kesehatan, politik dan lain sebagainya. Dimanakah manusia jika itu terjadi?, semua peran sudah digantikan oleh AI. Tidak ada lagi profesi guru, tentara, dokter, dan akan sangat lucu ketika dalam dunia pendidikan di kelas dipenuhi dengan layar-layar komputer sementara yang mengendalikannya berada di luar kelas. Guru dan siswa bertatap muka dengan sebuah layar komputer. Dan yang lebih lucu di sekolah tidak ada manusia yang ada hanya robot-robot yang dikendalikan dari jarak jauh.

Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut mungkin saja terjadi apabila sampai saat ini manusia terbuai oleh kemudahan yang ditawarkan oleh kecerdasan buatan ini. Langkah awal yang harus kita ambil adalah menyadari secara betul bahwa perkembangan teknologi itu harus memikirkan kelangsungan hidup manusia dan alam, selain itu yang paling penting adalah ingat bahwa kita ini umat beragama dan ada Allah yang menciptakan semesta raya. Apabila sudah timbul kesadaran seperti itu maka manusia sebagai pengembang maupun penikmat IT akan berpikir dampak apa yang muncul dari pemakaiannya, tidak hanya memikirkan kemudahan yang ditawarkan saja.

Jadi, dalam menyikapi perkembangan IT ini manusia harus bijak dalam menciptakan serta memanfaatkan produk yang dirancang. Selain itu perlu diingat juga mengenai hakikat manusia diciptakan Allah di muka bumi ini. Keseimbangan perlu dijaga dan perkembangan IT harus murni mengarah pada terciptanya kemudahan, keharmonisan serta kedamaian umat manusia, bukan menggantikan peranan manusia.

 

Sumber tulisan : rubrik tentang teknologi di situs berita liputan6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun