Mohon tunggu...
Mawardi ardi
Mawardi ardi Mohon Tunggu... -

Terlahir sebagai anak tertua dari delapan bersaudara,mencoba menulis apa yang difikirkan menyebarkan ide agar bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dia Selalu Datang Tepat Waktu

6 Maret 2013   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:13 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tanggal 6 Februari 2013 saya melayat ke kota Pahlawan Surabaya,ibu salah seorang teman kerja saya meninggal dunia kemaren jam satu dini hari. Sebelumnya teman kerja saya sebut saja Rahman mengajukan permohonan cuti kepada atasan kami untuk mendampingi bundanya  yang dirawat dirumah sakit. Awalnya ibu beliau mengeluhkan sakit pada bagian Ginjalnya dan sakitnya akan hilang jika diobati dengan obat yang biasa dijual di apotik-apotik pada umumnya.

Parahnya efek obat yang diminum kali ini membuat beliau semakin terasa sakit, hingga akhirnya harus dirujuk ke rumah sakit umum terbesar di Jawa Timur.Setelah melalui pemeriksaan berkali-kali maka dokter mengambil kesimpulan bahwa beliau harus di operasi dengan mengangkat batu ginjalnya , karena kalau tidak diangkat maka alternatifnya adalah cuci darah. Saya pribadi ketika mendengar kata-kata cuci darah maka terbayang angka-angka rupiah yang akan melayang untuk sekedar menghindar dari keracunan yang berakibat pada kematian, namun demi sebuah kehidupan segalanya harus ditempuh. Rahman teman saya bersama keluarganya akhirnya mengambil keputusan mengambil alternatif kedua dengan solusi ibunya di operasi pengankatan batu ginjal.

Selesai mejalani operasi sang ibu terlihat sudah mulai bisa berkomunikasi dengan penjenguknya termasuk dengan pak Rahman teman sejawat saya. Karena dedikasi yang tinggi pak Rahman ahirnya pamit kepada keluarganya untuk kembali ke tempat kerjanya, meskipun hatinya dalam keadaan was-was. Ketika beliau tiba ditempat kerja saya coba bertanya tentang keadaan ibunya beiau menjawab alhamdulillah sudah mendingan. Beberapa menit berlalu beliau ditelepon oleh keluarganya untuk kembali ke Surabaya sebab ibunya kembali dalam keadaan kritis,maka dengan sangat terpaksa beliau kembali ke Surabaya. Pada saat kami melayat beliau sempat bercerita kalau setiap kali beliau tidak mendampingi ibunya ,entah kenapa beberapa saat meninggalkan ibunya maka pak Rahman akan segera mendapat panggilan untuk segera kembali ke RS karena ibunya kritis lagi.

Kawan ternyata sekuat apapun kita berusaha menghindar atau mencegah kematian, jika sudah tiba waktunya orang-orang yang kita sayangi pasti akan berpisah dengan kita, bahkan kita sendiri juga tidak bisa mengelak dari peristiwa kematian. Mari kita renungkan betapa kematian itu datang pada saat yang tepat sesuai jatah umur yang telah ditetapkan Yang Maha Kuasa. Ibu teman saya misalnya beliau dijatah hidup 64 tahun saja meskipun  berbagai cara telah ditempuh oleh suami,anak dan keluarganya agar  beliau tetap sembuh, namun tetap saja malaikat pencabut nyawa datang melaksanakan tugasnya pada saat yang tepat, tak perduli berapa besar biaya yang sudah dikeluarkan untuk kesembuhan sisakit. Peristiwa kematian mungkin hal yang biasa bagi sebagian yang lain, namun tidak bagi mereka yang mau mengambil pelajaran dari sang pencabut kesenangan dunia. Mari berbuat kebaikan meskipun besok kita sudah tiada, jadikan setiap kesempatan untuk senantiasa meninggalkan jejak kebaikan dimanapun kita berada termasuk saat kita menulis di KOMPASIANA. salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun