14 Mei 2013, Jakarta
Cerita-ceritanya dokter Kusmanto ulang tahun. Kebetulan Felix Kusmanto (anak ke-2 dokter Kusmanto) juga baru pulang ke Indonesia. Saya diajak Dokter Kusmanto makan Gabus Pucung kesukaan dokter Kusmanto bersama Felix dan mamanya.
Perjalanan yang ditempuh lumayan jauh juga. Dari Atrium ke daerah Cawang-menjemput Felix dan mamanya, kemudian kalau gak salah ke utara melewati stasiun Jatinegara sampai di warung kecil pinggir jalan. Orang jawa bilang, warung kecil sederhana yang, “ora mitayani banget lah..”.
Sudah bertahun-tahun dokter Kusmanto menjadi pelanggan gabus pucung di warung ini. Saking cintanya, sampai 2 porsi gabus pucung habis ma dokter Kusmanto. Inilah penampakan gabus pucung tersebut :
[caption id="attachment_263553" align="alignnone" width="614" caption="Gabus Pucung"][/caption] Rasanya gurih, lembut, kagak irit bumbu, kuahnya berasa banget dan bumbu sampai meresap ke dalam daging, kalau orang jawa bilang, “buket” banget lah.. dimakan bersama kerupuk emping. Maknyuuuuusss....
Setelah kenyang menyantap gabus pucung, kami melanjutkan perjalanan lagi. Melewati Kanal Banjir Timur sekedar memuaskan penasaran orang Purwokerto ini yang belum pernah menyambangi Kanal Banjir Timur. Kanal Banjir yang ada berita Jokowinya itu.. :-D
[caption id="attachment_263555" align="alignnone" width="614" caption="Kanal Banjir Timur"]
Kami memilih makan di H.E.M.A Resto. Sebuah restoran bergaya Belanda. Mas Felix bilangnya, “Kagak sekedar makan, tapi itu Lifestyle pak Arif..."
Menunya kagak familiar. Makanan orang Londo gitu... Ada nih yang namanya Zuppa Soup. Sup dengan Roti yang menggembung kaya’ balon di atasnya.
[caption id="attachment_263556" align="alignnone" width="614" caption="Zuppa Soup"]
[caption id="attachment_263557" align="alignnone" width="614" caption="Salad Saus Tuna"]
Setelah mengantar Markus Kusmanto kembali ke kantor, kami kemudan menuju ke Pasific Place. Di sini kagak makan, sekedar berjalan-jalan dan melihat-lihat glamornya kota Jakarta. Pokoknya, kalau ada restoran di Pasific Place, yang di jual itu bukan makanan, tapi “gaya hidup”. Ada juga toko buku, tapi yang di jual adalah, “gaya hidup”, Toko baju juga ada, tapi lagi-lagi yang dijual adalah, “gaya hdup”. Gaya hidup yang membuat secangkir kopi berkali-kali lipat lebih mahal daripada fullcourse lunch in de wartegs. :-D
Pulang dari Pasific place, malamnya kami menjemput Raihan Kusmanto di Kepu kemudian menuju Mall Kelapa Gading untuk mengganti kaca mata nya yang patah sekalian makan malam di Bakmi GM.
Saya kira Bakmi GM tak masalah untuk diet, karena jalan kaki di Mall Kelapa Gading cukup membakar kalori. Ini juga kali pertama saya berkunjung ke mall Kelapa Gading. Saya kira tadinya masuk, naik eskalator, sampai. Ternyataaaa.. yang namanya Mall Kelapa Gading itu puaaaanjaaaaaaaaang benerrrr... harus jalan jauh sampai ke ujung untuk menuju bakmi GM yang terkenal itu. hahahah.. norak.
Saya memesan nasi goreng. Perut ini sudah over load.
Tapi lagi-lagi, enak siiiih.... tapi dibanding nasi goreng di Bakmi GM, penilaian nomer satu tetep jatuh pada.... Gabus Pucung pinggir jalan.. hahahah
nb : Begitu pulang, sampai di Lumire Hotel, di atas meja sudah tersedia nasi ayam goreng, ikan jambal roti, dan sepiring pisang goreng. “ini aku disuruh nghabisin Min?serius?
oke.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H