Mohon tunggu...
Ardhina AsyfiyaunNajah
Ardhina AsyfiyaunNajah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

selalu suka untuk belajar hal-hal baru dan menyesuaikan diri dengan perubahan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Memori dan Melawan Penuaan Otak

2 Mei 2024   20:22 Diperbarui: 2 Mei 2024   20:30 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak merupakan organ vital yang memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas manusia, termasuk berpikir, mengingat, dan belajar. Menjaga kesehatan otak menjadi semakin penting seiring bertambahnya usia, terutama untuk mencegah penurunan daya ingat dan risiko penyakit neurodegeneratif seperti demensia. Penurunan daya ingat dan demensia dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. (Melisa, t.t.)

Penuaan otak secara alami menyebabkan penurunan sel-sel otak dan koneksi saraf, yang dapat berakibat pada penurunan daya ingat dan fungsi kognitif lainnya. Faktor-faktor seperti stres, pola hidup tidak sehat, dan penyakit tertentu dapat mempercepat proses penuaan otak dan memperburuk masalah memori. Penurunan daya ingat dan demensia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, mengurus keuangan, dan bersosialisasi. Keadaan ini dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan depresi bagi individu dan keluarga yang merawatnya. (Hidayah, 2022)

Meningkatnya usia harapan hidup manusia di berbagai negara memicu kekhawatiran terhadap peningkatan prevalensi demensia. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan otak dan mencari cara untuk meningkatkan daya ingat dan mencegah penurunan fungsi kognitif. Terdapat banyak informasi dan produk yang ditawarkan untuk membantu meningkatkan daya ingat, namun tidak semua terbukti efektif dan aman. (Suryatika & Pramono, 2019)

Otak merupakan organ yang luar biasa kompleks, bertanggung jawab atas berbagai fungsi penting seperti berpikir, merasakan, dan mengingat. Otak manusia terdiri dari milyaran sel saraf (neuron) yang terhubung satu sama lain melalui sinapsis. Seiring bertambahnya usia, otak mengalami perubahan struktural dan fungsional serta terjadi penurunan jumlah neuron di berbagai area otak. 

Proses ini merupakan fenomena alami yang terjadi pada semua orang, meskipun kecepatan dan tingkat keparahannya dapat bervariasi antar individu. Penurunan ini terutama terjadi di area otak yang terkait dengan memori, seperti hipokampus dan korteks frontal. (Lusiawati, 2017)

Selain penurunan jumlah neuron, koneksi sinapsis antara neuron dan struktur otak juga mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Sinapsis adalah titik pertemuan antar neuron di mana informasi dihantarkan. Penurunan koneksi sinapsis dapat menyebabkan kesulitan dalam memproses informasi, mengingat informasi baru, dan membuat keputusan. Ventrikel otak, rongga yang berisi cairan di dalam otak, membesar. Materi putih otak, yang terdiri dari serabut saraf yang menghubungkan berbagai area otak, menyusut. Perubahan struktur ini dapat memengaruhi fungsi kognitif dan kemampuan motorik. (Laksmidewi, t.t.)

Penuaan otak adalah proses alami yang terjadi pada semua orang seiring bertambahnya usia. (Mudjihartini, 2021) Namun, beberapa faktor dapat mempercepat proses ini dan meningkatkan risiko penurunan kognitif dan demensia. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat mempercepat penuaan otak: Stres kronis dapat meningkatkan produksi radikal bebas di otak, yang dapat merusak sel-sel otak dan mempercepat penuaan otak. 

Gaya hidup tidak sehat dengan pola makan tidak sehat seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan gula, serta kurangnya asupan buah, sayur, dan makanan kaya antioksidan dapat meningkatkan stres oksidatif dan merusak sel-sel otak. (Agustia dkk., 2014) Kurang olahraga seperti Kurang aktivitas fisik dapat mengganggu aliran darah ke otak dan mengurangi produksi neurotrofik, protein yang penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel-sel otak. 

Merokok karena Nikotin dalam rokok dapat merusak pembuluh darah di otak dan mengganggu aliran darah, yang dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak dan penurunan fungsi kognitif. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu komunikasi antar neuron. Penyakit tertentu seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung dapat meningkatkan risiko kerusakan otak dan demensia. (Priyono & Asyisya, 2022)

Penurunan jumlah neuron dan koneksi sinapsis di area otak yang terkait dengan memori dapat menyebabkan berbagai masalah memori, seperti: Kesulitan mengingat informasi baru yang disebabkan oleh penurunan jumlah neuron di area otak yang terkait dengan memori. Lupa detail penting disebabkan oleh penurunan koneksi sinapsis antara neuron, yang membuat otak lebih sulit untuk menyimpan dan mengambil informasi. 

Sulit berkonsentrasi dan fokus disebabkan oleh perubahan struktur otak, seperti pembesaran ventrikel dan penyusutan materi putih. Sering lupa meletakkan barang disebabkan oleh penurunan kemampuan otak untuk memproses informasi spesial dan mengingat lokasi barang. Kesulitan menemukan kata-kata yang tepat disebabkan oleh penurunan kemampuan otak untuk mengakses dan memproses informasi linguistik. (Pragholapati dkk., 2021)

Strategi meningkatkan memori dan melawan penuaan otak dengan gaya hidup sehat yaitu mengadopsi pola makan bergizi seimbang yang kaya akan antioksidan, asam lemak omega-3, dan vitamin B kompleks, melakukan olahraga teratur minimal 30 menit setiap hari untuk meningkatkan aliran darah ke otak dan menstimulasi pertumbuhan sel-sel otak baru. 

(Al-Finatunni'mah & Nurhidayati, 2020) menjaga kualitas tidur yang cukup untuk membantu otak memproses informasi dan memperkuat memori, mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau mendengarkan musik. (I Dewa Bagus Ketut Widya Pramana & Herpan Syafii Harahap, 2022) Selain itu latihan mental untuk menjaga ketajaman memori dengan membaca buku dan artikel secara rutin untuk meningkatkan stimulasi otak dan memperkuat koneksi saraf, mempelajari hal-hal baru seperti bahasa baru, hobi baru, atau keterampilan baru untuk menantang otak dan meningkatkan fungsi kognitif, bermain teka-teki silang, sudoku, atau permainan otak lainnya untuk melatih kemampuan problem solving dan memori, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan interaksi dengan orang lain untuk menjaga otak tetap aktif dan terhubung, dan teknik menghafal yang efektif menggunakan teknik mnemonik seperti akronim, cerita, atau gambar untuk membantu mengingat informasi dengan lebih mudah dengan membagi informasi menjadi bagian-bagian kecil dan mempelajarinya secara bertahap, melakukan pengulangan dan latihan secara rutin untuk memperkuat memori, mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah ada dalam memori untuk memudahkan proses mengingat. (Nugroho & Pratiwi, 2021)

Otak adalah aset berharga yang memungkinkan kita untuk belajar, mengingat, dan menjalani hidup dengan penuh makna. Namun, seiring bertambahnya usia, kesehatan otak dapat menurun, membawa risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Menjaga kesehatan otak dan fungsi kognitif optimal di usia tua adalah dambaan banyak orang. Kabar baiknya, penuaan otak bukan takdir yang tak terelakan. Dengan proaktif menjaga kesehatan otak, kombinasi gaya hidup sehat, dan konsultasi rutin dengan dokter, kita dapat melawan penuaan otak, menjaga memori tetap tajam dan meningkatkan kualitas hidup di usia tua. (Rusjini & Kariasa, t.t.)

Agustia, S., Sabrian, F., & Woferst, R. (2014). HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA.

Al-Finatunni'mah, A., & Nurhidayati, T. (2020). Pelaksanaan Senam Otak untuk Peningkatan Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Demensia. Ners Muda, 1(2), 139. https://doi.org/10.26714/nm.v1i2.5666

Hidayah, M. N. (2022). FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEMENSIA PADA LANSIA.

I Dewa Bagus Ketut Widya Pramana & Herpan Syafii Harahap. (2022). Manfaat Kualitas Tidur yang Baik dalam Mencegah Demensia pada Lansia. Lombok Medical Journal, 1(1), 49--52. https://doi.org/10.29303/lmj.v1i1.522

Laksmidewi, A. (t.t.). COGNITIVE CHANGES ASSOCIATED WITH NORMAL AGING.

Lusiawati, I. (2017). PENGEMBANGAN OTAK DAN OPTIMALISASI SUMBER DAYA MANUSIA. 11(2).

Melisa, N. E. (t.t.). STRUKTUR OTAK DAN SISTEM SYARAF MANUSIA.

Mudjihartini, N. (2021). Brain-derived neurotrophic factor (BDNF) dan proses penuaan: Sebuah tinjauan. Jurnal Biomedika dan Kesehatan, 4(3), 120--129. https://doi.org/10.18051/JBiomedKes.2021.v4.120-129

Nugroho, T., & Pratiwi, F. (2021). ANALISIS PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN SENAM VITALISASI OTAK. 1.

Pragholapati, A., Ardiana, F., & Nurlianawati, L. (2021). GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA (LANSIA). JURNAL MUTIARA NERS, 4(1), 14--23. https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269

Priyono, A., & Asyisya, P. (2022). PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA MELALUI PEMBERDAYAAN LANSIA PRODUKTIF, GAYA HIDUP SEHAT DAN AKTIF. 3(1).

Rusjini, R., & Kariasa, I. M. (t.t.). PENINGKATAN KESEJAHTERAAN DAN KUALITAS HIDUP TERKAIT KESEHATAN PADA PENDERITA DEMENSIA ALZHEIMER DENGAN TERAPI KENANGAN: TINJAUAN SISTEMATIS.

Suryatika, A. R., & Pramono, W. H. (2019). PENERAPAN SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DENGAN DEMENSIA. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 3(1), 28--36. https://doi.org/10.33655/mak.v3i1.56

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun