Memasuki kuartal pertama 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan (PDB) RI di kuartal I Â 2021 minus 0,74 persen (yoy). Dengan ini, Indonesia mengalami resesi sebanyak empat kuartal berturut-turut.
Tapi, kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan pertumbuhan kuartal I/2021 menunjukkan perbaikan yang signifikan. Masih ada harapan Indonesia lepas dari masa resesi selama empat kuartal.
"Ini menunjukkan bahwa tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin nyata," tegas Suhariyanto dilansir dari bisnis.com, Rabu (5/5/2021).
Meski terus mengalami perbaikan secara perlahan. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2021 yang diprediksi akan menyentuh 8% terlihat sulit dicapai.
Hal ini tak lepas dari penyebaran Covid-19 di Indonesia yang kembali mengganas sejak pekan lalu. Bahkan, kasus positif pada Senin (21/6/2021) mencapai 14.536 kasus baru dalam sehari. Ini merupakan angka terkonfirmasi positif tertinggi sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia. Dengan penambahan ini, maka kasus Corona di Indonesia telah mencapai total 2.004.445 kasus (per 22 Juni 2021).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga menyampaikan anggapan yang tidak seoptimis sebelum terjadinya lonjakan kasus.
"Bulan lalu proyeksi pada kuartal II adalah 7,1-8,3% dan seiring covid maka proyeksi lebih ke rentang batas bawah atau lebih rendah," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita secara daring, dikutip dari CNBC Indonesia (22/6/2021).
Meski ia menilai dampaknya tidak akan sedalam seperti yang terjadi saat awal pandemi. Namun, target perekonomi
Ekonoman Indonesia pada tahun ini akan sulit tercapai jika ledakan Covid-19 terus terjadi.
Wisnu memproyeksikan, perekonomian sepanjang tahun 2021 hanya hanya akan mencapai kisaran 3,4%.
Hingga saat ini, kami belum merevisi estimasi pertumbuhan ekonomi tahun 2021, yang sejak awal berada pada level 3,4%," jelas Wisnu dikutip dari CNBC Indonesia (22/6/2021).