Mohon tunggu...
ARDHIAN CAESAR
ARDHIAN CAESAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enthusiast Dunia Ekonomi dan Saham (IPO Hunter)

Selanjutnya

Tutup

Financial

Energi Baru Terbarukan: Bye-bye Emiten Batubara, Katakan Hai pada Emiten EBT

19 Oktober 2023   22:08 Diperbarui: 20 Oktober 2023   08:22 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah Harga Batu Bara Terus Turun Beserta Emitenya?

Pengumuman Harga Batubara Acuan (HBA) untuk bulan Juni 2023 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengindikasikan bahwa harga batubara di Indonesia mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.1 Meskipun batubara telah menjadi sumber energi yang signifikan bagi Indonesia, Indonesia telah menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29% pada tahun 2030.2 Untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu beralih ke sumber energi terbarukan. Untuk mencapai target ini, Indonesia perlu beralih ke sumber energi terbarukan.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk bulan Juni 2023. Seluruh kategori harga batubara mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Berikut adalah rinciannya:

  • 6.322 kcal/kg: USD 191,26 per ton (-7,2% MoM)
  • 5.200 kkal/kg: USD 112,59 per ton (-5,9% MoM)
  • 4.200 kkal/kg: USD 78,35 per ton (-4,7% MoM)

                Dengan turunnya harga batu bara di pasar internasional juga berimbas pada perusahaan batu bara. Nilai harga saham batu bara per Year to Date juga mengalami penurunan. Berikut adalah Rincianya

  • PT Bukit Asam (PTBA)                                      : -27,10 %
  • PT Indo Tambangraya Megah (ITMG)       : -29,42%
  • PT Adaro Energy (ADRO)                                 : -21,45%

Bagaimana Prospek Energi Baru Terbarukan di Indonesia?

Indonesia telah mendorong penggunaan EBT dengan menetapkan target untuk mencapai 23% bauran energi nasional dengan energi baru dan terbarukan (EBT) pada tahun 2025, yang berarti penyediaan energi lebih dari 400 mtoe, dan listrik per kapita per tahun sebesar 2.500 kwh1. Pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 16,7 gigawatt dalam 10 tahun ke depan. Saat ini, jumlah kapasitas pembangkit EBT sebesar 7,99 gigawatt atau sekitar 12,6% dari total kapasitas yang ada

Jenis pembangkit EBT didominasi oleh PLTA dengan kapasitas 4,7GW atau 7,5% dari total kapasitas yang ada, diikuti oleh PLTP sebesar 2,1GW (3,9%), dan PLTM sebesar 454 MW (0,7%).

Selama beberapa tahun terakhir, penambahan kapasitas EBT berkisar antara 300-400 MW per tahun, yaitu 340MW di tahun 2017, 334MW di tahun 2018, dan 488MW di tahun 2019.

Bauran energi Indonesia saat ini masih didominasi oleh sumber-sumber tak terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang mencapai sekitar 50,4% dari total kapasitas. Untuk mencapai target energi terbarukan, Indonesia perlu meningkatkan investasi pada sumber-sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, panas bumi, dan tenaga air.

Emiten Apa yang Diuntungkan Oleh Regulasi Ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun