Mohon tunggu...
Ardhia Nandita
Ardhia Nandita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Menulis agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Ilmu dalam Konsep Berpikir

11 Juli 2021   00:36 Diperbarui: 11 Juli 2021   02:00 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu (science) menitikberatkan pada aspek teoritisasi dari sejumlah pengetahuan yang diperoleh manusia, sementara pengetahuan tidak mensyaratkan teoritisasi dan pengujian tersebut. 

Berpikir memiliki arti yakni menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan serta memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan. 

Berpikir merupakan fungsi jiwa yang mengandung pengertian yang luas, karena mengandung maksud dan tujuan untuk memecahkan masalah sehingga menemukan hubungan dan menentukan sangkut paut antara masalah yang satu dengan yang lainnya.

 Sumber dari ilmu (science) antara lain: pengalaman indera (sense experience), nalar (reason), otoritas (authority), intuisi (intuition), wahyu (revelation), dan keyakinan (faith).

Prinsip dasar berpikir dalam filsafat dakwah yang dapat diturunkan dari al-Qur'an

1. Berpegang teguh pada etika ulul al-bab. Sosok ulul al- bab adalah orang yang mampu menggunakan potensi pikir dan  potensi dzikir secara tawazun (seimbang).

2. Memikirkan, memahami, menghayati dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah sebagai objek pikir, baik ayat kauniyah dan segala hukumnya (realitas alam dan hukum alam) maupun ayat-ayat Qur'aniyah melalui petunjuk dan isyarat ayat-ayat al - Qur'an tentang aql yang terdiri dari 49 kali penyebutan dalam lima bentuk kata kerja: (a) 'aqaluh; (b) ta'qilun; (c) na'qilu; (d) ya'qiluha; (d) ya'qilun.

Metode Berpikir (Al-Fikr) Menurut Al-Qur'an :

- Berpikir dengan Hati yang Bersih

- Berpikir dengan Rasio/Logika

- Berpikir Luas dengan Cara yang Sederhana agar Mudah Dipahami

- Terbuka dengan Pemikiran Orang Lain

- Berpikir dari Proses hingga Dampak yang Dihasilkan

Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Ilmu

Ontologi, secara bahasa Yunani terdiri dari dua kata; on: being, dan logos; Logic. Jadi ontologi ialah The theory of being qua being atau teori tentang keberadaan sebagai keberadaan. Sementara menurut istilah ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Ontologi merupakan pembahasan dalam rangka untuk mencari atau mendapatkan hakekat sesuatu.

Epistemologi adalah cara mendapatkan pengetahuan yang benar, karena epistemologi itu adalah teori pengetahuan, tidak lain dan tidak bukan merupakan kelanjutan yang tak terpisahkan dari ontologi seperti yang telah dijelaskan di atas. Tanpa pemahaman yang utuh tentang ontologi dari 'suatu hakekat', mustahil kita akan dapat memahami dan menjawab dari pertanyaan "apa" yang sedang kita cari jawabannya.

Proses pencarian epistemology atau teori suatu pengetahuan yang sedang kita amati dan kita cari, biasanya didasarkan atas pertimbangan sikap skeptis, karena dengan sikap ragu itulah orang mencari tahu tentang berbagai hal yang melingkupinya. Maka dari sinilah kemudian lahir berbagai pengetahuan baru yang tergali tentang sesuatu tersebut.

Secara bahasa aksiologi berasal dari perkataan Axios (bahasa Yunani) yang berarti nilai, dan kata Logos yang berarti; teori, jadi aksiologi mengandung pengertian ; teori tentang nilai. Sementara secara umum aksiologi dapat diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh oleh manusia, dengan sendirinya dapat dikategorikan akan memberi manfaat dan berguna ataukah sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun