Kelima, kolaborasi global. Guru dapat menjangkau relasi kerja semakin luas. Dengan media sosial atau pertemuan virtual, guru dapat mengakses informasi pendidikan ke seluruh penjuru dunia. Ini merupakan peluang besar bagi guru, khususnya yang ingin melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
Kini, untuk melanjutkan pendidikan ke strata yang lebih tinggi tidak harus melalui pembelajaran tatap muka. Anda juga dapat mengikuti pembelajaran daring baik di dalam negeri maupun luar negeri. Universitas Terbuka contohnya, lembaga pendidikan tingkat tinggi dalam negeri yang menyelenggarakan pembelajaran secara daring.
Keenam, pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Salah satu cara meningkatkan efektifitas pembelajaran adalah dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Beberapa media pembelajaran berbasis teknologi, seperti Augmented Reality (AR), Virtual Reality, dan Simulasi Digital dapat digunakan guna menarik perhatian peserta didik dalam menelaah materi pelajaran.
Pemakaian video animasi, simulasi dan infografis dapat membantu menjelaskan konsep yang susah dengan penyajian yang lebih menarik dan mudah dipahami. Aplikasi yang relevan seperti EdPuzzle, memungkinkan guru menambahkan kuis atau catatan pada video pembelajaran, sehingga siswa lebih terlibat dan aktif dalam memahami materi.
Selain itu platform adaptif, seperti Khan Academy dan Smart Sparrow, juga dapat menyesuaikan materi pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Teknologi ini membuat siswa belajar sesuai dengan kecepatan mereka, sehingga siswa yang cepat dapat terus maju dan yang memerlukan lebih banyak waktu dapat mendapatkan bantuan tambahan.
Ketujuh, menjadi konten kreator pendidikan. Guru dapat membagikan ilmu pengetahuannya tidak hanya sebatas di kelas. Guru juga dapat membagikannya secara maya di beberapa platform digital, seperti youtube, blog, dan juga sosial media lainnya. Ini memberi kesempatan bagi guru untuk memperluas dampak pembelajaran, dan meraih audiens yang lebih luas.
Nah, tentunya punya kiat khusus, ya dalam pewujudannya. Diantaranya; memilih niche dan topik yang spesifik. Jika Anda guru matematika, maka fokuslah untuk membuat konten terkait bidang tersebut. Misalnya membuat jalan penyelesaian sebuah perhitungan dengan trik yang gampang. Atau memberikan rumus baru yang Anda dapatkan dalam penyelesaiannya.
Selanjutnya, Anda perlu mengenali target pengikut sosial Anda. Hal ini diperlukan agar Anda dapat dengan tepat memilih gaya bahasa dan pelakonan yang sesuai. Misalkan target pengikut Anda siswa sekolah dasar, tentu banyak instrumen yang Anda hadirkan dalam bentuk grafik dan warna, agar menarik bagi mereka.
Jika target pengikut Anda kalangan dewasa, maka gaya podcast mungkin lebih cocok. Dimana saat ini, saluran podcast cenderung diikuti oleh kalangan dewasa. Lain lagi jika target pengikut Anda siswa SMA, akan lebih kena jika kontennya dikaitkan dengan relationship. Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H