Â
Momen penerimaan siswa baru terkadang menjadi sebuah kekhawatiran bagi beberapa sekolah, yang notabenenya mengalami penurunan signifikan dari tahun sebelumnya terkait jumlah siswa baru yang diterima. Lain cerita bagi satuan pendidikan negeri. Mungkin bukan kuantitas yang menjadi persoalannya, melainkan kualitas peserta didik yang akan diterima. Pasalnya, sistem zonasi menghapus perhelatan nilai calon siswa yang akan melamar ke sekolah tersebut.
Sektor swasta yang gaji gurunya berasal dari SPP siswa kini harus 'memutar otak' untuk dapat menjaring siswa lebih banyak. Jika yang terjadi malah lebih sedikit dari tahun sebelumnya, maka kemungkinan besar pula akan mengalami perampingan tenaga pengajar dan kependidikan. Akibatnya, satu guru dapat mengampu beberapa mata pelajaran. Tentu ini bukan hal yang baik bagi perkembangan akademis siswa, khususnya pada jenjang sekolah menengah, yang tidak menggunakan sistem guru kelas.
Lantas, apa langkah dan strategi yang dapat dilakukan agar PPDB tahun ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya? Mari kita bahas bersama! Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sekolah dalam mengoptimalkan PPDB;
Pertama, meningkatkan kualitas pengajaran. Hal ini terkait pada mutu SDM satuan pendidikan. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk dapat memaksimalkannya, diantaranya; membuat pelatihan guru, merenovasi kurikulum, dan menggunakan teknologi. Minimal sekolah mengadakan pelatihan guru untuk meng-upgrade kemampuan mengajar, setahun sekali. Karena tentu sudah tidak relate lagi membawakan metode pengajaran yang digunakan guru pada masa ia menjadi siswa, dengan sekarang saat ia menjadi guru.
Selanjutnya, kurikulum perlu disesuaikan dengan tantangan zaman. Apa masalah siswa yang sering muncul saat ini? Krisis moralkah? Literasikah? Atau hal lainnya. Tentu setiap sekolah berbeda, tergantung pada lingkungan dan kondisi siswa masing-masing. Maka perlunya perombakan kurikulum untuk menghubungkan materi ajar dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa.
Begitu juga dengan penguasaan teknologi. Saya ambil contoh kecilnya saja, saat ini sekolah sudah menggunakan aplikasi e-rapor dalam pemuatan hasil belajar siswa. Ini benar-benar menyita waktu. Disinilah guru-guru muda dituntut kebermanfaatannya. Membantu rekan guru yang sudah sepuh dalam penginputan data maupun nilai siswa pada aplikasi e-rapor agar tidak terjadi kesalahan dan penundaan pembagian rapor dikarenakan belum selesai dikerjakan.
Kedua, memperbaiki sarana dan prasarana. Kenyamanan siswa belajar menjadi promosi paling baik bagi sekolah. Bukan hanya anak didik yang merasakan, tapi juga orangtua siswa ikut merasakannya. Sehingga mereka dapat 'memasarkan' sekolah kepada orang lain yang sedang membutuhkan informasi PPDB.
Ketiga, pemasaran dan promosi yang masif. Beberapa kegiatan yang dapat ditempuh seperti; memanfaatkan media sosial, baik milik sekolah maupun warga sekolah, dalam berbagi informasi terkait kegiatan sekolah, fasilitas yang tersedia, juga prestasi siswa.
Selanjutnya mengadakan open house. Baik dilakukan secara berkala, untuk memberikan kesempatan kepada orangtua dan calon siswa melihat langsung acara di sekolah. Berikutnya, membuat testimoni. Libatkan siswa untuk memberikan pengakuan langsung terhadap beberapa keunggulan sekolah.