Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apa yang Sebaiknya Dilakukan Saat Mengalami Kebuntuan Ide Menulis?

8 Juli 2023   18:46 Diperbarui: 8 Juli 2023   19:12 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis sebagai media menyalurkan ide ke dalam sebuah tulisan. Menulis secara profesional tidak serta merta bisa dilakoni dengan sim salabim. Misal hari ini kita niat mau menulis, lalu besok sudah menjadi penulis. Sangatlah mustahil itu terjadi. Seorang penulis yang sudah tenar saja pun masih terus melatih diri menulis. Ya, agar keahlian menulisnya semakin berkembang.

Menulis bukanlah keahlian akademis. Yang dapat dihapal agar lulus menjadi penulis. Tapi menulis adalah kemahiran yang dimiliki berkat latihan terus menerus. Oleh karenanya, siapa saja bisa menulis asal ia mau. Ya, mau untuk mencoba dan tidak takut gagal. Selain itu juga harus giat berlatih menulis tanpa jemu. Cara paling sederhana melatih kemampuan menulis adalah dengan menulis catatan harian, atau yang sering disebut menulis diary.

Menulis catatan harian dapat mempertajam olah rasa. Hal itu penting bagi seorang penulis, terutama Anda yang berniat menjadi penulis cerita fiksi, seperti novel, cerpen atau cerbung. Mengapa demikian? Karena penulis dituntut untuk memberikan karakter yang kuat pada setiap tokoh yang ia buat. Apakah tokoh itu bersifat pemarah, penakut, bahagia, sedih, dan lain-lain.

Semua orang punya emosi. Jika hal itu mampu dituangkan dalam bentuk tulisan, maka penulis akan mudah untuk memberikan karakter yang kuat pada tokoh yang ia buat, karena telah terbiasa. Lantas, pernahkah seorang penulis mandeg melanjutkan tulisannya saat sedang menulis? Saya yakin semua penulis pernah mengalaminya.

Semangat sudah di ujung tanduk untuk menulis. Tapi berulang kali tipo, atau entah sudah berapa kali mengganti kata-kata. Walau memaksa diri untuk menyelesaikannya. Tak juga berujung bernas. Padahal sebelum-sebelumnya semuanya baik-baik saja. Apa yang terjadi? Itu karena tubuh Anda sedang lelah, atau Anda sedang banyak pikiran.

Berikut beberapa kiat yang dapat Anda lakukan saat tengah mengalaminya;

Pertama, liburan. Walaupun Anda sudah tidak sabar untuk menyelesaikan novel atau tulisan lainnya, yakinlah bahwa jikapun siap hasilnya tidak jadi bernas. Karena Anda memaksakan tulisan itu untuk siap. Sayang, kan, sudah lelah menyelesaikannya tapi hasilnya tidak bagus. Pergi berlibur dengan teman atau orang terkasih dapat menyegarkan kembali pikiran Anda.

Kedua, tidur. Istirahat adalah cara paling cepat untuk mengembalikan kondisi tubuh yang lelah. Bangun tidur badan terasa segar, begitu juga dengan pikiran. Maka, hentikan tulisan Anda lalu tidurlah. Biarkan hasilnya tertunda asalkan baik dan Anda puas dengan hasil tulisan itu.

Mengutip dari laman kemenkes, orang dewasa membutuhkan waktu tujuh hingga delapan jam sehari untuk tidur. Dengan memberikan kecukupan waktu pada tubuh untuk beristirahat, maka tubuh akan berfungsi dengan baik, dan terhindar dari beberapa penyakit seperti setres, jantung, dan diabetes.

Ketiga, ngobrol. Proses saling tukar ide dapat meringankan beban pikiran. Hindari dulu diskusi berat, karena Anda ingin menyegarkan pikiran. Ngobrol santai dengan pasangan Anda dapat merilekskan kembali tubuh Anda. Atau Anda bisa pergi ke tempat nongkrong bersama teman-teman untuk bersantai sejenak.

Keempat, bermain dengan anak. Yang satu ini opsi, ya. Bagi Anda yang memiliki balita. Kebetulan anak saya masih balita. Jadi, jika saya rasa mulai jenuh menulis, saya akan beralih kepada anak-anak. Bermain, berkelakar dan bersenda gurau bersama mereka dapat menyenangkan hati saya.

Kelima, berhubungan intim. Yang ini juga opsi, ya. Khusus bagi Anda yang sudah berkeluarga saja. Atau Anda boleh lewati poin yang satu ini.

Mengutip dari laman halodoc (07/07/2023), salah satu manfaat berhubungan intim adalah dapat mengurangi setres. Intim dapat diartikan secara luas, seperti berpelukan, berpegangan tangan dan yang lainnya, dapat memicu pelepasan hormon yang merangsang pusat kebahagiaan di otak, dan menurunkan perasaan cemas dan setres.

'Ala kulli hal, masing-masing orang punya caranya sendiri untuk membahagiakan diri. Sebagian orang melepas lelah dengan nonton film, atau dengan ngemil jajanan, atau berburu kuliner yang paling disukai dan belum pernah dicoba. Semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal 'afiat.

Semoga bermanfaat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun