Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masih Relevankah Metode Ceramah dalam Mengajar?

18 September 2022   00:59 Diperbarui: 18 September 2022   01:10 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay/ Wokandapix

Beberapa sumber bacaan yang saya sambangi secara daring menyebut bahwa metode ceramah disebut juga metode konvensional, artinya cara mengajar yang kuno. Benarkah mengajar dengan metode ceramah sudah tidak cocok lagi diterapkan pada anak didik? Lantas apa saja metode mengajar yang relate terhadap karakter anak didik sekarang ini?

Beberapa alasan mengapa dikatakan metode ceramah tidak lagi relevan digunakan, diantaranya; rentan membuat siswa pasif, memicu kebosanan, mengantuk, terkesan siswa dipaksa untuk mendengar, dan bagi sebagian siswa yang cara belajarnya visual akan mengalami kesulitan dalam menerima pengetahuan yang disampaikan.

Tapi, menurut saya metode ceramah ini masih relevan, kok. Hanya saja untuk beberapa materi pelajaran. Misal pelajaran agama, yang membutuhkan pemahaman. Beberapa istilah asing yang sudah memasyarakat perlu juga dijabarkan pengertiannya, darimana asalnya, dan tujuan penggunaannya agar tidak salah kaprah.

Dan yang perlu diperhatikan juga jika Anda membawakan metode ceramah ini, jangan lama-lama. Anda bisa mengolaborasikannya dengan beberapa metode lainnya agar tidak sampai timbul kebosanan pada anak didik. Lalu apa saja metode pengajaran lainnya yang dapat Anda kombinasikan?

Diskusi

Setelah beberapa menit Anda menjabarkan materi, Anda dapat melempar sebuah kasus terkait materi tersebut. Mereka akan memecahkan kasus itu secara berkelompok. Hal ini akan memancing daya nalar mereka. Dan Anda dapat memetakan kemampuan mereka, apakah mereka sudah paham atau belum? Misalkan pelajaran matematika, Anda dapat mengambil contoh kasus langsung yang sering terjadi di masyarakat.

Pelajaran lain seperti pelajaran bahasa asing misalnya. Anda dapat memberikan satu kata atau satu kalimat kepada masing-masing kelompok. Lalu memberikan mereka waktu beberapa menit untuk menyusun sebuah cerita terkait materi yang dilemparkan. Dalam proses ini akan terjadi penambahan kosa kata, kaidah penyusunan kalimat, dan pengucapan kata yang sesuai seperti yang diucapkan pemilik bahasa.

Demonstrasi 

Metode ini kerap dilakukan di ruang praktek, seperti laboratorium. Objek benda yang akan diperagakan akan menjadi pusat perhatian anak didik. Cara ini sangat cocok diperbuat untuk anak visual, dimana gaya belajarnya banyak condong pada apa yang dilihatnya. Anda tentunya sudah menyiapkan alat atau bahan yang akan Anda demonstrasikan.

Resitasi

Anak didik diminta untuk membuat resume dengan bahasa mereka sendiri. Jadi jika Anda gabungkan dengan metode ceramah di awal, anak didik harus mendengarkannya dengan seksama. Karena setelahnya mereka dituntut untuk mengutarakannya kembali dengan bahasa mereka sendiri. Poinnya adalah mereka harus paham dulu ceramah Anda di awal. Jika mereka sudah paham, maka akan mudahlah bagi mereka untuk membuat ringkasan materinya.

Karya Wisata

Cara ini adalah memanfaatkan lingkungan atau alam yang berpotensi memiliki sumber pengetahuan. Beberapa sekolah menyebutnya outing class. Pembelajaran diluar sekolah dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah misalnya. Dimana dalam pelajaran sejarah di kelas, mungkin hanya melihat gambar-gambar yang ada dibuku saja. Tapi dengan adanya kegiatan ini, anak didik melihat langsung apa yang sebelumnya diteorikan.

Drill

Metode ini dilakukan dengan memberikan latihan yang berulang. Diharapkan anak didik mampu mencapai kemahiran dan ketangkasan menguasai materi tersebut. Latihan ini bisa berupa lisan, tulisan atau praktek dengan bahan belajar yang telah disediakan.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun