Memacu siswa berkompetisi menjadi siswa teladan adalah program yang baik untuk diselenggarakan sekolah. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan siswa-siswa yang lain dapat mencontoh dan termotivasi untuk melakukan hal-hal baik sebagaimana kriteria siswa teladan yang ditentukan.
Lantas, apa saja yang menjadi penilaian terhadap siswa untuk dapat masuk dalam kategori siswa teladan? Mari kita simak lebih lanjut,
Pertama, menaati peraturan sekolah. Ini penting. Siswa teladan akan menjadi model terhadap teman-temannya yang lain. Teladan artinya diikuti atau dicontoh. Menaati peraturan sekolah adalah hal dasar yang harus ditunaikan siswa. Peraturan sekolah merupakan kesepakatan antara pihak sekolah dengan wali siswa, dimana calon siswa bersedia menaati peraturan sekolah jika ia diterima di sekolah tersebut.
Kedua, berprestasi. Bukan hanya pada bidang akademis saja siswa dapat berprestasi. Dalam hal lain, semisal olahraga atau kesenian juga menjadi bagian dari prestasi siswa. Siswa yang mempunyai prestasi diluar sekolah dapat mengharumkan nama sekolah.
Misalkan siswa yang berhasil menjuarai olimpiade sain nasional, atau juara lomba hafalan Qur'an tingkat internasional. Otomatis hal ini akan mengangkat nama baik sekolah. Oleh karenanya cocok bagi siswa berprestasi menjadi salah satu kriteria pemilihan siswa teladan.
Ketiga, santun dan berpenampilan baik. Bukan hanya kepada guru saja siswa diharuskan bersikap santun. Melainkan kepada semua warga sekolah, seperti teman-temannya, penjaga sekolah, petugas kebersihan, hingga penjaga kantin sekolah juga harus bersikap santun.
Berpenampilan yang baik maksudnya adalah bersih dan rapi. Bersih itu meliputi bersih pakaian dan tubuh. Rapi itu seperti memakai atribut sekolah yang lengkap. Tidak kumuh, acak-acakan bahkan tidak wangi. Memakai wewangian dianjurkan agar teman-temannya suka untuk berinteraksi.
Apalagi sekarang banyak sekolah yang menerapkan sistem pembejaran fullday, yakni siswa belajar di sekolah hingga sore. Siang hari yang panas, membuat tubuh berkeringat yang menyebabkan bau tak sedap di badan.
Keempat, disukai banyak teman-temannya. Semua siswa menjadi penilai bagi temannya. Bisa saja melalui angket yang disebar, dimana siswa mengisi satu nama yang menurutnya baik dan disukai oleh teman-teman lainnya. Setelah angket itu terkumpul akan tahulah seberapa banyak nama seorang siswa itu dituliskan oleh siswa lainnya.
Pemilihan siswa teladan ini tentunya melibatkan warga sekolah dalam penilaian. Baik guru, satpam, petugas kebersihan hingga penjaga kantin. Karena penilaian sikap dapat diambil dari pergaulannya diluar kelas. Yang mana hal ini akan tampak oleh orang-orang yang bekerja diluar kelas selain guru.
Pemilihan siswa teladan dapat diadakan pada akhir semester, atau pertengahan semester, atau perbulan. Masing-masing sekolah akan berbeda dalam waktu penerapannya. Siswa teladan juga dapat diambil secara umum, yaitu semua siswa dalam sekolah tersebut tanpa membedakan jenjang pendidikan. Atau sekolah akan menyeleksinya sesuai jenjang pendidikan. Atau mungkin juga menjaringnya perkelas.
Nantinya siswa terpilih mendapat hadiah dari sekolah. Seperti beasiswa, atau sejumlah uang saku, atau peralatan sekolah, atau hal lainnya yang ia butuhkan. Hal ini juga menyesuaikan dengan kondisi keuangan sekolah.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H