Aku berkata pada diri sendiri, "Darimana aku harus memulainya?"Â
***Â
Aku kembali teringat pada komentar temanku. Ya, kalau sudah saatnya, jodoh itu pasti datang. Sejenak aku beristighfar dalam hati. Aku takut telah terjerumus pada syirik kecil, karena sempat putus asa. Padahal, rejeki, jodoh, dan maut adalah rahasia Allah yang sudah ditetapkan bahkan sebelum manusia itu sendiri dilahirkan.Â
Mungkin Allah sedang menguji kesabaranku. Ya, tanda-tanda jodoh itu akan datang sangat kentara. Segala urusan serasa sangat dipermudah. Dari mulai aku mengumpulkan uang, sampai ada orang yang menjadi 'mak comblang'. Semua itu sudah tertata rapi. Subhanallah. Tak dinyana, bertepatan dengan selesainya aku merehab rumah.Â
Rasanya aku jadi ingin memberi petuah kepada orang-orang yang saat ini sedang berselimut resah memikirkan jodoh yang tak kunjung datang. "Ya, jangan khawatir, kawan! Jodohmu tak akan tertukar, sebagaimana Allah telah menetapkan rejeki pada setiap orang. Teruslah berdo'a jangan sampai putus asa. Mungkin Allah masih ingin mendengar rintihan permintaanmu. Atau Ia sedang menguji hamba-Nya yang beriman" ucap hatiku.Â
Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H