Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Apa yang Harus Anda Persiapkan Saat Mendapat Jadwal Ceramah?

27 April 2022   01:31 Diperbarui: 30 April 2022   17:45 3787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menyiapkan diri sebelum ceramah. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Kita masih berada di bulan Ramadan. Bagi Anda seorang pelajar, tentu ada yang sedang mengikuti kegiatan pesantren kilat ramadan, atau lebih sering disingkat dengan 'PKR'. Berbeda sekolah berbeda juga kegiatannya. Ada juga yang melabel kegiatan ini sebagai safari ramadan. 

Tidak ada perbedaan yang jauh antara keduanya. Kalau 'PKR' biasanya dilaksanakan di lingkungan sekolah, namun safari ramadan biasanya mengunjungi beberapa masjid tertentu atau terdekat.

Nah, bicara soal kegiatan ramadan, salah satu kegiatannya adalah berceramah. Dengan tujuan menanamkan bibit menjadi penceramah di kemudian hari. 

Anda yang baru mengikuti kegiatan ini, dan mendapat jadwal berceramah, tentu menjadi tantangan tersendiri untuk bisa melatih skill Anda. Berikut ini beberapa kiat yang dapat Anda lakukan sebagai persiapan diri.   

Pertama, persiapkan materi ceramah. 

Tentukan dulu siapa pendengarnya. Survey lokasi itu penting, agar Anda tahu bagaimana karakteristik pendengar Anda nantinya.  Hal ini juga memudahkan Anda untuk menentukan judul atau tema yang akan Anda angkat dalam ceramah. 

Usia berapa paling banyak pendengarnya, lingkungan tersebut di dominasi oleh suku apa, dan isu apa yang sedang hangat di tempat tersebut.

Baik, sekarang akan kita bahas satu persatu, ya!

Misalkan pendengar Anda kebanyakan usia remaja. Nah, kira-kira apa saja yang dibutuhkan remaja pada umumnya. Pencarian jati diri, krisis percaya diri, menentukan passion atau seputar karir. 

Anda dapat memilih tema "Rasulullah adalah sebaik-baik akhlak" atau tema "Kisah sukses Abdurrahman Bin Auf Menjalankan Bisnis" 

Lantas, bagaimana jika pendengar Anda kebanyakan usia senja? Umumnya, usia bukan muda membutuhkan ketentraman hati, refleksi diri, dan berbagai macam amalan yang dapat dilakukan. Anda dapat mengangkat tema "Faedah Sedekah", "Pengertian Pahala Jariah", dan lain-lain.

Lalu mengapa mengetahui suku terbanyak di daerah itu menjadi penting? Menggunakan dialek dan bahasa yang mereka kuasai itu lebih cepat dimengerti oleh pendengar. 

Pixabay/ Fabrizio_65
Pixabay/ Fabrizio_65

Ada baiknya Anda mempelajari setidaknya dua puluh hingga lima puluh  persen saja bahasa mereka, sehingga Anda dapat menyisipkannya dalam ceramah yang Anda bawakan.

Ketahui juga isu apa yang sedang hangat di daerah tersebut. Jangan sampai Anda terjebak kedalamnya. Hal ini bertujuan untuk membatasi pembahasan Anda pada ranah yang sensitif mereka dengar. 

Misalnya tentang perbedaan dalam beramal. Jika pembahasan tersebut mengarah pada perpecahan, maka sebaiknya Anda hindari, dan memilih materi yang pendengar bisa menerimanya.

Kedua, sesuaikan durasinya. 

Lamanya ceramah yang akan Anda jalankan, hendaknya tidak melebihi batas waktu yang ditentukan oleh panitia. Ini akan mempengaruhi kredibilitas Anda sebagai penceramah. Oleh sebab itu, Anda tidak melebarkan pembahasan Anda melebihi isi materi.

Cukupkan pada poin-poin penting dari penjabaran materi. Jikapun masih tersisa waktu, Anda dapat menambahkan penjelasan salah satu poin lebih mendalam. 

Peserta pesantren kilat ramadan, biasanya latihan berceramah dicukupkan hanya sampai lima belas menit saja, atau biasa disebut dengan "kulibas", kuliah lima belas menit.  

Ketiga, kurangi bercanda. 

Ingat bahwa  Anda sedang berceramah, menyampaikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada pendengar, bukan sedang stand up comedy yang bertujuan untuk menghibur penonton. Jika mereka terhibur, maka Anda salah tujuan. 

Namun jika mereka mendapat wawasan baru atau pengetahuan baru dari apa yang Anda sampaikan, maka tujuan Anda telah tersampaikan.

Walaupun umumnya pendengar suka terhadap penceramah yang humoris, setidaknya Anda tidak terbawa arus kekinian. Tetaplah bertujuan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, bukan menghibur.

Keempat, selaraskan pakaian Anda. 

Penampilan Anda sangat mempengaruhi nilai Anda di depan audiens. Berpenampilanlah yang tidak berlebihan, yang dapat mengesankan perbedaan bagi mereka. Itulah sebabnya di awal tadi Anda perlu survey dulu tempatnya. Penampilan  standar pada umumnya memakai kopiah, jas (jika ada), dan sarung.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun