Dalam materi “Mendengarkan” itulah terkandung tatabahasa yang dapat diaplikasikan secara langsung dengan cara mencontoh pola. Misalnya “saya telah makan nasi”, maka buatlah pola yang sama dengan kata benda yang berbeda, seperti “saya makan buah”, “saya makan daging”, dan lain sebagainya.
Begitulah kecakapan berbahasa dengan mudah dipelajari. Maka setelah Anda mahir berbicara, Anda dapat melanjutkannya pada materi ketatabahasaan. Jika dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “Grammar”, dalam Bahasa Arab disebut pelajaran “Nahwu dan Shorof”.
Salahkah mempelajari ketatabahasaan dulu?
Merangkai kata hingga menjadi sebuah kalimat yang sempurna tentu ada rumusnya. Untuk Anda yang bergelut dalam bidang korespondensi, ini sangat diperlukan. Namun untuk Anda yang ingin agar cepat bisa berbicara dengan bahasa asing, maka ini kurang tepat.
Anda akan disibukkan dengan memikirkan rumus penyusunan kalimat, sehingga Anda ragu, apakah kalimat yang akan saya ucapkan ini benar? Juga, mempelajari kaidah tata bahasa butuh keseriusan, yang dapat memicu kebosanan dalam belajar. Jangan sampai Anda berhenti belajar bahasa asing gegara sulit memahami tatabahasa.
Tapi ini tidak menjeneralisir semua orang. Ada juga yang mempelajari ilmu tatabahasa dulu, ia juga bisa berbicara dengan baik dan benar. Semua terpulang kepada Anda. Apa tujuan Anda mempelajari bahasa asing?
Semoga bermanfaat