Mempelajari bahasa saya ibaratkan seperti membangun sebuah rumah. Tahapan membangunnya dimulai dari pondasi, pemasangan tiang, lalu atap. Bagaimana jika pembuatan rumah dimulai langsung dari pemasangan tiang? Pasti akan mudah runtuh, bukan? Karena tidak dibuat pondasinya.
Begitu juga dengan belajar Bahasa, dengan tahapan belajar yang benar, maka ketercapaian targetpun akan cepat digapai. Â Berikut 4 tahapan mempelajari bahasa;
Pertama, mendengar.
Siswa diharapkan dapat mengerti terhadap kata atau kalimat yang diucapkan oleh guru. Ini bisa diperoleh dengan cara siswa banyak mendengarkan kata-kata dalam bahasa yang ia tersebut. Maka dalam mengajarkan ilmu bahasa, hendaknyalah seorang guru meminimalkan penggunaan kata-kata lain selain menggunakan bahasa yang diajarkan.
Contohnya, ia mengajarkan bahasa inggris, maka sebisa mungkin guru tersebut tidak menggunakan bahasa Indonesia, sehingga siswa akan terbiasa mendengarkan kalimat-kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Inggris.
Cara itu akan memperkaya siswa dengan ungkapan-ungkapan bahasa Inggris. Jika mereka telah terbiasa mendengarkannya, maka lidah siswa juga tidak akan canggung untuk mengucapkannya.
Tidakkah seorang bayi tahu mengucapkan kata-kata karena kata-kata itu sering didengarnya? Begitu juga dengan pembelajaran di kelas. Anggaplah anak didik Anda seperti seorang bayi yang masih belajar berbicara. Mereka harus sering-sering mendengar kata-kata dalam bahasa Inggris, agar mudah menyampaikannya kembali.
Kedua, berbicara.
Merangsang siswa aktif berbicara dalam bahasa Inggris, jika gurunya juga aktif mengajak mereka berinteraksi menggunakan bahasa Inggris. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk piawai mengucapkan percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris.
Memulai tidak harus sempurna. Siswa mengucapkan satu atau dua kata saja sudah cukup. Kata-kata itu dimasukkan dalam satu kalimat yang bercampur dengan bahasa Indonesia. Misalnya mengatakan, "Saya dan kamu akan pergi bersama ke perpustakan", diucapkan dengan "I and You akan pergi bersama ke library."