Pada kelas olahraga di halaman sekolah, kepala Dara terkena bola basket nyasar dari siswa lain. Ia dibawa ke UKS dan terbongkarlah apa yang selama ini ia tutupi. Kedua orangtua mereka dipanggil ke sekolah dan syok dengan apa yang dilihat depan mata.
Konflik mulai pecah. Mereka harus di keluarkan dari sekolah. Ibunya Dara yang masih syok, tidak menerima keberadaan Dara di rumah. Iapun tinggal dengan Bima. Hufft.. sudah kebayang, kan pembaca? Bagaimana rumitnya beban yang mereka harus hadapi?
Kejadian nyata dalam film itu sudah banyak terjadi. Bukan satu atau dua lagi kerap ditemui. Melansir dari laman bkkbn (22/08/2016), setiap tahunnya terdapat 1,7 juta remaja yang melahirkan diluar nikah. Lantas, masihkah orangtua dengan mudah mempersilahkan anaknya untuk berpacaran?
Kesiapan mental itu penting dalam membina rumah tangga. Bukan hanya itu, kemapanan pikiran dan ekonomi juga menjadi alasan yang besar untuk dipertimbangkan. Menyatukan dua kebiasaan dan ideologi yang berbeda. Kesiapan antara kedua keluarga.
Menikah bukan hanya untuk hidup berdua saja, tapi juga memikirkan dua keluarga yang berbeda. Edukasi seputar alat reproduksi dan hal lainnya terkait itu juga harus mumpuni. Pengolaan keuangan rumah tangga juga sudah terencana ketika akan menapaki jenjang rumah tangga.
Jika ada yang bilang bahwa setiap rumah tangga pasti ada pertengkaran, setidaknya dengan adanya edukasi pranikah, pertengkaran rumah tangga dapat terminimalisir. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI