Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memilih Sekolah yang Baik

11 Februari 2018   10:02 Diperbarui: 11 Februari 2018   10:22 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semester dua kini tengah berlangsung. Beberapa sekolah terlihat sudah mulai membagikan brosur pendaftaran sekolah untuk tahun ajaran baru. Artinya, baik siswa maupun orang tua telah mulai merencanakan kelanjutan sekolah berikutnya. Masing-masing lembaga pendidikan mempunyai keunggulan tersendiri. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Nah, bagaimana memilih lembaga pendidikan yang baik?

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu digarisbawahi bahwa faktor utama yang menentukan keberhasilan anak didik dalam belajar ada pada dirinya sendiri. Seberapa jauh perjuangannya dalam menuntut ilmu. Berbicara keberhasilan belajar peserta didik, ini tidak terlepas dari kerajinan dan kedisiplinan anak tersebut dalam belajar. Adapun sekolah yang baik adalah faktor kedua yang menunjang keberhasilannya. Sederhananya, anak didik yang berada di daerah terpencil dengan kesungguhan belajar yang luar biasa dapat lebih unggul dari anak didik perkotaan dengan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap namun malas belajar.

Ada beberapa hal yang dapat dilihat sebagai pertimbangan memilih sekolah yang baik bagi orang tua maupun anak didik yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Salah satu standar keberhasilan lembaga pendidikan dapat dilihat dari lulusannya. Jika banyak lulusan dari sekolah tersebut yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri terkenal, maka sekolah itu dapat menjadi pertimbangan utama. Selanjutnya, ujung tombak keberhasilan pendidikan adalah kinerja pengajarnya. Hal ini dapat diketahui dengan bertanya langsung kepada siswanya, atau melihat brosur sekolah yang memuat almamater para pengajarnya.

Sarana penunjang pembelajaran lainnya adalah fasilitas. Ini dapat dinilai dari bentuk bangunan dan fasilitas yang ditawarkan oleh sekolah. Kenyamanan siswa dalam belajar adalah salah satu kunci suksesnya pendidikan. Sebagai contoh, jika dalam kelas tidak terdapat kipas angin atau AC sementara jumlah siswa melebihi standar kuota rombongan belajar, yaitu dua puluh lima siswa, maka dapat dipastikan siswa tidak nyaman dalam belajar. Ini mempengaruhi kualitas belajarnya.

Lagi, pembulian adalah hal yang paling banyak dikhawatirkan orang tua dalam menentukan tempat belajar. Sekolah yang tidak mempunyai sistem pengamanan yang baik akan rentan terjadinya pembulian. Oleh sebab itu perlu memperhatikan sistem keamanan di lembaga pendidikan yang akan dituju. Memang, sulit untuk disangkal bahwa pembulian itu pasti ada. Sekolah dengan penerapan kedisiplinan yang kuatpun, masih bisa tidak terketahui adanya pembulian dalam kelas. Bukan hanya dalam kelas, bisa jadi diluar sekolahpun mereka melakukan itu. Terlepas dari itu semua, waspada dan berusaha untuk mencegah terjadinya hal tersebut amatlah penting.

Standar kelayakan sekolah yang baik juga diwujudkan dengan nilai akreditasi. Tim pemantau yang berwenang memberikan nilai akreditasi tentunya telah menyesuaikan prosedur kelayakan sekolah dengan perangkat sekolah yang dinilai. Pilihlah sekolah dengan akreditasi sangat baik. Semoga  bermanfaat.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun