Mohon tunggu...
Ardhia NurIsnaini
Ardhia NurIsnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Berita Media Internasional Terkait Masalah yang Terjadi di Papua Indonesia

9 Januari 2025   07:15 Diperbarui: 9 Januari 2025   06:50 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang hingga kini masih menghadapi tantangan signifikan terkait kebebasan pers. Meskipun Indonesia telah mempunyai regulasi yang kuat untuk melindungi kebebasan pers setelah era Orde Baru, Papua tetap menjadi pengecualian dalam konteks ini. Para jurnalis masih merasakan batasan dan kesulitan dalam melakukan liputan di Papua, yang tercermin dalam istilah "subnasional otoritarianisme" yang diungkapkan oleh Ross Tapsell untuk menggambarkan wilayah yang masih menunjukkan regulasi otoriter di tengah negara demokrasi. Media global sering mengangkat masalah yang berkaitan dengan Papua, tetapi cara penyampaian laporan bisa bervariasi tergantung dari sudut pandang dan tujuan penyiaran. Contoh yang jelas terlihat adalah CNN, yang umumnya menyoroti beberapa isu utama.

CNN kerap mengangkat tema referendum dan hak asasi manusia (HAM) di Papua. Misalnya, mereka mungkin melaporkan mengenai gerakan separatisme yang terjadi di Papua serta klaim-klaim HAM yang dilaporkan oleh organisasi internasional seperti Amnesty International. Sebagai contoh lainnya, CNN mungkin menampilkan laporan tentang penembakan warga sipil oleh aparat keamanan dan respon internasional terhadap kejadian tersebut. Selain itu, CNN juga berpotensi mengungkap isu stunting pada anak-anak Papua, sebagai dampak dari berbagai faktor ekonomi dan sosial yang rumit. Liputan ini dapat mencakup analisis mengenai pengaruh ekonomi dan politik terhadap kualitas hidup masyarakat setempat.

Konflik di Papua sering kali disajikan sebagai pertempuran antara pemerintah Indonesia dan kelompok-kelompok bersenjata yang menginginkan kemerdekaan. CNN mungkin menyoroti aktivitas militer serta reaksi pemerintah terhadap insiden-insiden tersebut. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran publik, baik domestik maupun internasional, mengenai kompleksitas geopolitik di kawasan tersebut. Peran media dalam melaporkan konflik Papua dapat diekspresikan melalui tiga perspektif utama:

Beberapa media internasional seperti CNN kerap menjadikan konflik di Papua sebagai fokus utama dalam laporan mereka. Mereka meningkatkan visibilitas dan urgensi isu-isu ini, membuat audiens lebih peka akan perlunya perubahan di kawasan tersebut. Sebagai contoh, laporan mengenai pelanggaran HAM dan operasi militer yang terus berlangsung di Papua dapat memperluas kesadaran global mengenai situasi di daerah tersebut. Meningkatnya perhatian dari internasional dapat mendorong organisasi hak asasi manusia atau negara lain untuk mendesak pemerintah Indonesia agar lebih memperhatikan situasi Papua.

Media internasional mencoba berfungsi sebagai agen perdamaian dalam konflik yang berlangsung di Papua. Mereka dapat melibatkan narasumber lokal serta internasional dalam diskusi mengenai solusi damai. Misalnya, CNN mungkin memberitakan perdebatan antara tokoh politik dan sejarawan tentang metode non-kekerasan untuk menyelesaikan konflik di Papua. Dengan demikian, peran media global dalam meliput isu-isu Papua adalah suatu hal yang kompleks. Mereka bisa meningkatkan kesadaran dan urgensi terkait isu-isu tersebut, tetapi juga perlu berhati-hati agar tidak merugikan efektivitas komunikasi dengan pendekatan yang terlalu emosional atau stereotipikal. Oleh karena itu, penting bagi media untuk memahami konteks sejarah dan politik yang mendasari konflik di Papua demi memberikan laporan yang lebih mendalam dan informatif.

Media sosial juga berfungsi sebagai alat mobilisasi untuk kampanye solidaritas dan advokasi. Tagar seperti #PapuaMerah atau #FreeWestPapua sering dimanfaatkan untuk menggalang dukungan bagi gerakan kemerdekaan Papua. Kampanye ini tak hanya menarik perhatian media, namun juga menginspirasi individu dan organisasi di seluruh dunia untuk terlibat dalam masalah Papua. Mobilisasi ini dapat menciptakan tekanan politik yang cukup bagi pemerintah Indonesia untuk mengevaluasi kembali kebijakan-kebijakan mereka di Papua dan meningkatkan kesadaran tentang kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun