Mohon tunggu...
Ardhi Adhary Arbain
Ardhi Adhary Arbain Mohon Tunggu... Ilmuwan - A scientist, pla-modeler and traveler

It's all about the weather, experience, science and technology - http://sketsa-langit.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mungkinkah Kabut Asap dari Kalimantan/Sumatera Sampai ke Jawa?

23 Oktober 2015   14:53 Diperbarui: 25 Oktober 2015   02:01 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan kali ini, saya tidak akan membahas detil tentang apa itu kabut asap, karena sudah terlalu banyak ulasan tentang itu dalam empat bulan terakhir. Mari kita telaah hal yang lebih menarik: 

Apakah kabut asap yang berasal dari Kalimantan dan Sumatera bisa sampai ke Jawa ?

Udara di atmosfer bisa dibayangkan sebagai fluida atau cairan. Dan seperti halnya cairan, udara juga mengalir. Bila cairan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, maka udara akan mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah. Udara yang mengalir inilah yang disebut angin.

Pada saat musim kemarau, radiasi matahari lebih banyak terfokus di wilayah utara Indonesia, sehingga daerah tersebut memiliki tekanan udara yang lebih rendah. Akibatnya udara akan bergerak dari belahan bumi selatan ke utara. Pengaruh rotasi bumi (dalam bentuk gaya Coriolis) akan menyebabkan aliran udara dari selatan khatulistiwa dibelokkan ke kiri, sehingga angin akan menuju ke arah barat laut. Akibatnya, ketika terjadi kebakaran hutan masif di musim kemarau, kabut asap dari wilayah Sumsel akan sampai ke Jambi, Riau hingga negara tetangga. Hal yang sama juga terjadi dengan kabut asap di Kalteng.

Sekarang bagian menariknya :

Pada bulan Oktober, posisi matahari bergeser ke selatan khatulistiwa, menyebabkan wilayah tekanan rendah bergeser ke selatan. Akibatnya, arah angin ikut berubah. Udara yang tadinya bergerak ke utara, mulai berubah arah ke selatan. Dan kabut asap yang tadinya menuju Jambi, Riau, Sumut sampai Singapura dan Malaysia, akan menuju arah sebaliknya, yaitu Lampung dan ... Jawa.

Perubahan ini memang tidak secara mendadak, namun bertahap. Inilah masa transisi, dari musim kemarau ke musim hujan.

Dari hasil prediksi angin di tiap lapisan atmosfer, tampak bahwa walaupun angin permukaan hingga ketinggian 5000 kaki masih dari arah timur-tenggara dan membawa sebagian besar kabut asap bersamanya, namun angin di lapisan atas bertiup dari utara-timur laut.

Dari hasil observasi saya selama mengikuti misi modifikasi cuaca di Sumatera dan Kalimantan, debu dan asap bisa mencapai ketinggian 10000 kaki atau lebih, apabila bercampur dengan awan konvektif yang dipicu oleh pemanasan ekstrim di permukaan akibat kebakaran lahan (awan Pyrocumulus).

[caption caption="Awan Cumulus bercampur asap di kabupaten Kubu Raya, Kalbar. Lapisan kabut asap di bawahnya mencapai ketinggian 10000 kaki (Dok. pribadi)"][/caption]

Dengan debu dan asap yang mencapai ketinggian 10000 kaki, ditambah lagi angin pada lapisan tersebut yang menuju ke selatan, tidak aneh bila kabut asap bisa mencapai pulau Jawa.

[caption caption="Prediksi arah dan kecepatan angin 23 Oktober 2015, 13:00 WIB pada Level 850mb/5000 kaki (Sumber : BOM Australia)"]

[/caption]

[caption caption="Prediksi arah dan kecepatan angin 23 Oktober 2015, 13:00 WIB pada Level 700mb/10000 kaki (Sumber : BOM Australia)"]

[/caption]

[caption caption="Prediksi arah dan kecepatan angin 23 Oktober 2015, 13:00 WIB pada Level 500mb/18000 kaki (Sumber : BOM Australia)"]

[/caption]

Hal ini tampak pada citra satelit HIMAWARI-8 terbaru pada tanggal 23 Oktober 2015, jam 13:40 WIB :

[caption caption="Citra True Color HIMAWARI-8, 23 Oktober 2015, 13:40 WIB (Sumber : NOAA)"]

[/caption]

Bila citra di atas masih kurang jelas, anda bisa mengakses animasinya dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore pada link berikut :

Animasi HIMAWARI 23 Oktober 2015 00UTC - 09UTC

Dari citra tersebut, terlihat jelas bahwa kabut asap kecoklatan dari Sumatera dan Kalimantan mulai bergerak ke Jawa. Bahkan asap dari wilayah Ogan Komering Ilir (Sumsel), tampak bergerak ke Jakarta.

Walaupun kondisinya saat ini belum separah Sumatera dan Kalimantan, kabut asap yang 'hijrah' ke Jawa bisa makin memburuk apabila daerah kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan kurang ditangani secara intensif.

Sebagai salah satu anggota tim satgas udara penanganan kabut asap di Kalimantan, saya hanya bisa berharap pemerintah bisa lebih serius menangani musibah ini. Mari kita berusaha dan berdoa agar hujan segera datang dan musibah ini bisa segera berakhir.

Pontianak, 23 Oktober 2015

-AAA-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun