Malam yang tenang nyiur pohon kelapa menemani langkah kaki Wendy menuju ke arah seruan yang memanggil umat manusia untuk beribadah kepadaNya. Menenangkan jiwa yang telah penat seharian beraktivitas. Wen mengadu dan bercerita kepada Sang Maha Pencipta,menyerahkan jiwa dan raga dengan hati yang tulus dan ikhlas. Memanjatkan do’a kepada Tuhan agar segala yang diinginkan bisa tercapai. Dan berharap badai wabah Covid-19 ini segera berlalu. Karena sudah setengah tahun lebih dunia terkekang olehnya. Aktivitas manusia pun dibatasi termasuk dalam beribadah yang menerapkan protokol kesehatan.
“ Wen,kamu kah itu?” . Tanya seseorang di sampingnya.
“Eh, iya kenapa? Siapa ya?”. Jawab Wen penasaran.
“Masih ingat aku gak? Ini Aku Won temen masa kecilmu dulu. Kita dulu pernah mandi di lumpur,terus kita dimarahin sama Ibu kita. Masih ingat kan?”. Jawab Won mempertegas ucapannya.
“Ha,Won?. Tanya Wen
“Iya,Kliwon Prakasa. Anak paling tampan di sekolah dulu”. Ujarnya dengan Percaya diri.
“Buka dulu dong maskermu!”.Kan Aku ga bisa lihat jelas wajahmu”.Perintah Wen penasaran.
“Oh iya maaf”. Won membuka masker yang dipakainya.
“Nah kan kelihatan wajah sangarnya”. Wen memuji dengan sindiran.
“Gimana,tambah gantengkan Aku sekarang?” . Tanya Won dengan percaya diri.
“Wah,Apakabar Won? Lama kita tak berjumpa”. Tanya Wen sambil mengulungkan tangannya untuk bersalaman.